7

803 67 4
                                        

Jaemin asyik melihat renjun yang melukis dengan sangat lihai itu, dia merasa bersyukur karena sebentar lagi, dia akan bersama dengan renjun bahkan selamanya. Membuat keluarga yang sangat harmonis dengan anak-anak mereka nantinya.

"Nana?" Jaemin langsung kembali dari acara melamun nya dan tersenyum melihat renjun yang telah selesai melukis lalu berjalan mendekat dengan tissue basah yang biasa digunakan bayi, karena renjun memang bayi baginya. Lalu diapun berjongkok dan menghapus noda cat pada pipi chubby renjun.

"Lihat, Big baby nya Nana terkenal cat." Ucap jaemin

"Mianhe, Nana jadi harus membersihkannya." Ucap renjun.

"Tidak masalah. Lagian ini hanya membersihkan saja " Ucap jaemin lalu beralih membersihkan tangan renjun.

"Selesai." Ucap jaemin kembali dan renjun hanya tersenyum sembari mengangguk. Dan diapun merentangkan tangannya pada jaemin.

"Gendong." Rengek renjun dan jaeminpun langsung menggendong ala koala calon istrinya itu dan duduk di sofa yang ada pada ruangan itu.

"Kenapa injunie manja ya?" Ucap jaemin.

"Memang tidak boleh?"

"Tentu saja boleh. Apapun untuk injunie ku.* Ucap jaemin tersenyum dan renjunpun tersenyum.

"Oh iya, aku lupa memberitahu Nana."

"Memberitahu apa?"

"Mungkin malam ini calon isteri ojisan bakalan datang dan bertemu dengan kami."

"Hmm, lalu?"

"Tidak ada. Lagian aku hanya takut nanti Nana merasa tidak enak."

"Tidak masalah, sebentar lagi Nana akan pulang" Ucap jaemin melihat jam di dinding.

"Jangan. Nana kan juga bagian keluarga Nakamoto sekarang. Nana tetap disini saja. Hmm?" Pinta renjun dengan mata berbinarnya. Jaemin bahkan tidak bisa menolak permintaan calon istrinya itu jika sudah seperti ini.

"Baiklah " Ucap jaemin tersenyum dan renjun ikut tersenyum juga.

"Makasih Nana." Ucap renjun yang memeluk erat jaemin bahkan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher jaemin.

"Hmm. Apapun untukmu sayang " Ucap jaemin membalas pelukan kekasihnya itu dengan lebih erat lagi sembari menciumi kepala sang pujaan






















At. Boutique.

Taeyong masuk kedalam ruangannya lalu tersenyum melihat jaehyun yang datang mengunjunginya.

"Apa kau sudah lama?" Ucap taeyong lalu duduk dihadapan jaehyun, kekasihnya itu.

"Tidak juga sayang. Bagaimana?"

"Aku sudah melamarkan kekasihnya, dan mereka juga keluarga Nakamoto sepakat untuk menikah kan keduanya sebulan lagi "

"Kenapa cepat sekali? Apa tidak terburu-buru nantinya?"

"Jaemin ternyata sudah menyiapkan semuanya sejak lama. Hanya tinggal mencetak undangan saja."

"Baguslah. Dengan begitu, kita juga pasti bisa cepat menikah bukan?" Ucap jaehyun tersenyum.

"Apa kau yakin jae?"

"Aku yakin, kau tenang saja."

"Semoga saja."























At. Jung corp

Mark benar-benar tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaannya karena sungguh dia tidak mau orang yang dia sukai sejak lama menjadi istri orang lain. Membuatnya benar-benar sangat marah saat ini. Jika saja dia dan ayahnya tidak butuh dengan harta keluarga Na. Mungkin saja dia sudah lama menjadikan renjun sebagai miliknya. Hingga asistennya masuk.

"Ada apa Presdir memanggil saya?" Ucap sang asisten.

"Yeonjun selalu awasi Na Jaemin. Apa kau mengerti? Apapun kontrak kerja yang akan dia lakukan kau harus mengetahui semuanya. Agar kita bisa merebut semuanya. Kau mengerti?"

"Ne. Saya akan melakukannya Presdir." Ucap sang asisten, Choi yeonjun.

"Satu lagi, kirimkan bunga mawar ke kediaman Nakamoto dan buat nama penerimanya Nakamoto Renjun. Mengerti?"

"Ne."

"Pokoknya saya mau kau memastikan buket itu diterima olehnya. Mengerti?"

"Ne, saya akan melakukannya Presdir. Permisi." Ucap yeonjun membungkuk lalu keluar dari ruangan itu.















Kembali lagi ke kediaman Nakamoto, winwin tengah sibuk di dapur bersama beberapa maid bahkan yuta, Yuto, dan Samuel juga ikut sibuk untuk menyambut kedatangan calon istri dari Yuto itu.

"Sepertinya orang ini sangat hebat " Ucap yuta datar.

"Maksud Hyung?"

"Dia bisa mencairkan es sepertimu." Datar yuta.

"Kayak sendirinya tidak saja." Datar Yuto.

"Ayolah otusan, ojisan. Kalian berdua itu sama. Jadi, tidak perlu bertengkar karena tidak menyenangkan sama sekali." Ucap Samuel kesal melihat keduanya.

"Maaf tuan, tuan muda." Ucap Seong woo yang datang dengan sebuket bunga.

"Ada apa?" Datar yuta.

"Buket bunga apa itu? Otusan memesan buket?" Ucap Samuel menatap Yuto.

"Tidak." Ucap Yuto.

"Dari siapa?" Ucap yuta datar.

"Tidak ada nama pengirimnya tuan. Tapi, disini dikatakan buket ini untuk tuan muda renjun." Ucap Seong woo. Samuel lantas saja langsung mengambil buket bunga itu. Dan mengecek bunga itu. Hingga dia menemukan satu surat dan membukanya.

Hai renjun.
Aku adalah penggemar rahasiamu.
Aku orang yang mencintaimu.
Aku pastikan akan menunggu kau berpisah dari kekasihmu.
Atau aku juga bisa menunggumu selamanya.
Salam ku MJ.

"Buang buket ini." Datar Samuel.

"Baik tuan muda." Ucap Seong woo lalu diapun segera pergi.

"Apa isi surat itu?" Datar yuta.

"Dia hanya mau membuat adikku menderita. Itu dari pengagum rahasia yang bisa membuat renjun menderita." Ucap Samuel datar.

"Kau harus menjaga adikmu Samuel. Walaupun dia akan menikah dan telah menikah." Ucap yuta datar.

"Aku mengerti ojisan. Aku akan menjaga anakmu." Ucap Samuel. Disaat bersamaan mereka bertiga melihat jaemren yang menuruni tangga dan mendekat.

"Ada apa oniichan?" Bingung renjun karena Samuel menatapnya.

"Tidak. Kalian mau kemana?" Ucap Samuel.

"Tidak kemana-mana. Kami hanya mau keluar sebentar, ya kan Nana?" Ucap renjun menatap jaemin.

"Hmmm." Angguk jaemin.

"Aaa, baiklah. Hati-hati." Ucap Samuel.

"Kami pergi dulu " Ucap renjun lalu menarik jaemin pergi.

"Setidaknya untuk saat ini renjun aman karena pergi dengan jaemin." Ucap yuta datar.

"Hyung benar/ojisan benar." Ucap Yuto dan Samuel bersamaan.

































💚💚💚

My Perfect Love (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang