6

642 70 2
                                    

Sore yang di nanti renjun dan keluarga telah tiba, jujur saja renjun merasa sangat deg-degan sekarang karena kedatangan jaemin dan taeyong. Bahkan jaemin tidak mengatakan maksud kedatangannya itu. Membuat renjun semakin cemas saja. Renjun bahkan masih betah berada didalam kamarnya saking gemasnya.

Tok...tok...tok...

"Injunie, ayo keluar. Jaemin dan ibunya sudah datang."

Ceklek.

"Aku sangat takut sekali oniichan." Ucap renjun.

"Kenapa kau takut?"

"Aku tidak tau. Mungkin karena aku tidak tau maksud kedatangan Nana kemari." Ucap renjun dengan polosnya membuat Samuel terkekeh gemas pada tingkah adik sepupunya itu.

"Tidak masalah. Ayo kita turun, kasihan jaemin menunggumu." Ucap Samuel dan renjun hanya mengangguk lalu turun dengan Samuel menuju lantai satu mansion itu.

Saat renjun dan Samuel menuruni tangga, mereka langsung menjadi perhatian semuanya, bahkan jaemin menatap penuh puja kekasihnya atau mungkin calon istrinya itu.

"Renjunie. Semakin cantik saja." Ucap taeyong tersenyum.

"Makasih mommy tae." Ucap renjun tersenyum lalu duduk dihadapan jaemin.

"Jadi, kedatangan kamu kemari ada apa tae?" Ucap yuta dengan wajah datarnya.

"Aku datang kemari untuk melamar renjun sebagai istri jaemin. Bagaimana?" Ucap taeyong menatap keluarga Nakamoto satu persatu begitu pula dengan renjun yang bahkan membulatkan matanya kaget dengan semua hal ini, jadi yang dimaksud jaemin itu adalah soal lamaran ini. Sungguh membuat renjun tak habis pikir pada kekasihnya itu.

"Kami sih tergantung renjun saja hyung." Ucap winwin.

"Iya, asalkan anakku bahagia. Aku akan menyetujui apapun keputusannya." Ucap yuta datar.

"Bagaimana renjun? Apa kau menerima lamaran mommy?" Ufap taeyong menatap renjun. Renjun menatap taeyong dan jaemin bergantian lalu tersenyum dengan sangat manis sekali hingga puppy eyesnya terbentuk sempurna.

"Hmm, aku mau." Ucap renjun mengangguk dan itu membuat jaemin tersenyum lebar karena lamarannya diterima oleh sang pujaan hatinya selama ini.

"Syukurlah." Lega semuanya.

"Na jaemin, ingat jangan sampai menyakiti hati adikku. Dia adikku satu-satunya, ingat itu." Ucap Samuel datar.

"Ne." Ucap jaemin yang masih setia tersenyum pada renjun.

"Jaga keponakanku baik-baik jaemin, dia sangat berarti bagiku." Ucap Yuto dengan wajah datarnya.

"Ne."

"Jadi? Bagaimana mengenai tanggalnya?" Ucap yuta datar.

"Bagaimana kalau 3 bulan lagi? Lagian lebih cepat lebih baik bukan?" Ucap taeyong tersenyum.

"Kurasa tidak bisa. Yuto akan menikah dalam jangka waktu tiga bulan itu tae " Ucap yuta datar.

"Otusan." Ucap jaemin. Membuat renjun menatap bingung calon suaminya itu.

"Iya?"

"Bagaimana jika sebulan lagi. Aku sudah menyiapkan semuanya. Bahkan hanya tinggal mencetak undangannya " Ucap jaemin membuat  semuanya kaget bahkan renjun lebih kaget lagi.

"N—ne?" Kaget renjun.

"Apa kau serius?" Ucap yuta menatap calon menantunya itu.

"Ne." Angguk jaemin.

"Kau serius Nana?" Ucap renjun menatap kaget jaemin yang terlihat sangat menggemaskan bagi pria Na itu.

"Hmm. Bagaimana? Kau keberatan?" Ucap jaemin menatap renjun.

"Bagaimana sayang?" Ucap winwin.

"Lagian kalian juga sudah lama berkencan, kalau mommy sih tidak masalah." Ucap taeyong.

"Bagaimana renjun?" Ucap yuta menatap anak satu-satunya itu.

"Ne. Aku mau " Ucap renjun tersenyum dan membuat semuanya ikut senang apalagi jaemin yang senangnya tiada tara itu.

"Akhirnya kita berbesan juga Hyung." Ucap winwin tersenyum.

"Hmm." Ucap taeyong yang tidak bohong kalau dia juga ikut bahagia untuk kebahagiaan anak sematawayangnya itu.

Beberapa menit kemudian, taeyong pun mendapatkan pesan dan melihat semuanya.

"Ada apa hyung?" Ucap winwin menatap taeyong.

"Sepertinya aku akan pulang lebih dulu." Ucap taeyong membuat jaemin menatapnya bingung.

"Mommy ada klien di boutique, mau mengambil baju pesanannya." Ucap taeyong dan jaemin hanya mengangguk tanda mengerti lalu taeyong pun langsung pergi.

"Otusan, Mama, ojisan, oniichan, aku dan Nana ke atas dulu " Ucap renjun lalu berdiri begitu pula dengan jaemin dan pergi.

"Jangan sampai kau membuatkan Mama win dan yuta ojisan cucu ya." Ucap Samuel menggoda adik sepupunya itu.

"Apasih oniichan. Orang mau ke ruangan melukis." Kesal renjun lalu menarik jaemin dan menuju lantai dua mansion itu.

"Kau ini suka sekali membuat keponakanku kesal." Ucap Yuto.

"Otusan juga sama saja." Ucap Samuel.

"Sudahlah jangan bertengkar malu pada usia kalian." Ucap winwin membuat ayah dan anak itu hanya saling membuang pandangan satu sama lainnya.







Di ruang melukis.

Renjun dan jaemin sampai tapi renjun masih terlihat sangat kesal hingga jaeminpun langsung menarik tangan kekasihnya itu dan membuat renjun masuk kedalam pelukannya.

"Kenapa hmm?" Ucap jaemin.

"Aku kesal pada oniichan." Ketus renjun.

"Sudah. Jangan kesal lagi hmm? Kau membuatku tidak tahan untuk memakanmu sayang." Ucap jaemin sembari melonggarkan pelukannya untuk menatap renjun yang bahkan sudah memerah.

"Mianhe. Tapi, aku juga kesal dengan Nana." Ucap renjun lalu diapun melepaskan pelukan jaemin dan berbalik membelakangi jaemin. Jaemin tersenyum lalu diapun langsung mendekat dan memeluk sang pujaan hati dari belakang.

"Mianhe, nana memang salah karena tidak mengatakan yang sebenarnya padamu kemarin. Aku hanya ingin ini jadi surprise untukmu." Ucap jaemin.

"Aku tau itu, tapi tetap saja." Ketus renjun.

"Maafkan aku. Oke?" Ucap jaemin sembari mengecup pipi chubby itu.

"Hmm." Angguk renjun lalu menyamankan dirinya pada dekapan jaemin.

"Tapi, janji padaku kalau kau tidak boleh meninggalkanku. Hmm?" Ucap renjun kembali.

"Hmm, aku berjanji sayang." Ucap jaemin tersenyum dan renjunpun melihat kearah jaemin yang memang menumpukan kepalanya pada bahu kanannya hingga mereka saling bertatapan satu sama lainnya.

"I love you Nana."

"I love you more injunie." Ucap jaemin tersenyum lalu diapun mencium bibir manis kekasihnya itu karena satu hari ini mereka belum berciuman sama sekali.






























💚💚💚

My Perfect Love (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang