Chapter 5

3.7K 288 49
                                    

NORMAL P.O.V

Saat ini Ran sedang berada di kamar VVIP bersama dengan y/n yang masih belum sadarkan diri juga. Ia tengah menatap y/n dengan tatapan penuh obsesi. Bahkan ia beberapa kali memotret wajah y/n yang masih dalam keadaan pingsan itu dengan ponselnya.

"Kau cantik sekali bahkan dalam keadaan pingsan pun kau sangat cantik sayang" puji Ran sambil tertawa kecil

Ia menyimpan ponselnya kembali ke saku celana nya lalu mengelus pipi mulus y/n dengan lembut. Ia sangat menyukai kulit halus gadis itu.

"Sekarang, sudah tidak ada yang akan mengganggu hubungan kita lagi" bisik Ran

Ran perlahan mendekat kearah pintu lalu menguncinya dan kembali mendekati gadis yang telah membuat dirinya terobsesi. Ran naik keatas kasur lalu menindih gadis itu dan mulai mencium bibirnya dengan lembut.

Tidak hanya mencium, ia bahkan melumat,menjilat dan menghisap bibir dan lidah gadis itu. Tak segan-segan bahkan tangan kanannya sudah mulai membelai tubuh gadis itu. Mulai dari leher,bahu,dada,perut,pinggang hingga ke bawah. Semua tak luput dari belaiannya.

Ia melepaskan ciumannya, lalu mulai mengangkat rok gadis itu. Mengelus paha sang gadis dengan lembut. Perlahan ia juga menurunkan tubuhnya hingga berada di paha gadis itu lalu mengecup dan meninggalkan kissmark di bagian dalam paha nya.

"Wangy wangy hu ha hu ha" gumam Ran

Tak berhenti disitu, ia juga mulai menjilat paha y/n sambil mengelus perut gadis itu. Gairah dalam dirinya kembali bangkit. Ia membuka celana nya lalu menyelipkan kejantanannya ke paha y/n.

Bergerak naik dan turun seolah ia sedang benar-benar melakukannya bersama gadis itu. Pinggulnya bergerak dengan begitu cepat, bersamaan dengan deru napasnya yang kian memburu.

1 jam berlalu, akhirnya Ran mengalami pelepasannya. Cairan putihnya tumpah membasahi paha y/n. Dengan segera ia mengambil tissue dan membersihkan semuanya, tak lupa menyemprotkan pewangi agar tidak di curigai.

"Rasanya lumayan memuaskan dibandingkan hanya menatap foto mu saja selama berjam-jam" gumam Ran sambil menyeringai

Ia segera merapikan dirinya lalu membuka kunci pintu kamarnya dan duduk di sofa yang tersedia di dalam ruangan sambil memainkan ponselnya. Matanya bergulir menatap setiap tulisan yang tertampil di layar ponselnya. Membaca semuanya satu per satu.

Dirinya membaca berita tentang kematian Shu yang ia perbuat kemarin malam. Ia tak menyangka bahwa petugas kepolisian dapat menemukan potongan lain tubuh Shu dengan begitu cepat.

"Memang anjing setia negara memiliki penciuman yang sangat tajam" batin Ran

"Ungh.." lenguh seseorang

Ran langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel ke sumber suara. Ia melihat gadis yang terbaring di atas kasur rumah sakit itu mulai menggerakkan tubuhnya secara perlahan. Dengan cepat Ran langsung menghampirinya sambil memasang wajah khawatir.

Perlahan y/n membuka kedua matanya. Ia mengerjap kan kedua matanya beberapa kali untuk menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke retina matanya.

"Ugh.. Shu.." panggil gadis itu

Jujur saja, sebenarnya Ran sangat kesal ketika gadis itu menyebut nama Shu. Seharusnya gadis itu menyebutkan namanya, bukan nama pria lain.

"Tenang lha.. mayat Shu sudah di tangani oleh dokter" ujar Ran lembut

Mendengar apa yang dikatakan Ran membuat y/n terdiam sejenak dan kembali menangis. Ia masih belum bisa mengikhlaskan kepergian Shu yang sangat mengenaskan itu.

OBSESSIVE STALKER SERIES: HAITANI RANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang