Another Part

446 60 18
                                    

Seungwan memasuki rumah noonanya yang memang jarang ia kunjungi akhir-akhir ini. Persetan dengan kisah cintanya yang semakin hari semakin runyam saja. Saat membuka pintu ia dapat mendengar tawa Winter yang sangat lepas didalam sana.. ia tersenyum hanya mendengar suara keponakan yang menggemaskannya itu.

"Minjeong—aaaa.. chonnie datangggg"

Teriak lelaki itu..ya..Chonnie adalah panggilan untuknya dari winter sekarang. Jika kalian penasara,, itu hanyalah akhiran dari "samchon". Menurut gadis kecil itu terlalu panjang jadi ia memutuskan memberikan panggilan imut itu untuk Seungwan.

"Waahhh..kemana saja lelaki ini?? Baru muncul sekarang" 

Ucap Winter seperti orang dewasa yang mengomel dengan tangan dipinggang dan wajah cemberut, membuat Seungwan terkekeh dan mengacak rambut Winter gemas.

"Mianhe nona muda..tiba-tiba chonnie mu ini memiliki buannyaaaaakkk pekerjaan"

Jawab Seungwan memelas yang membuat winter akhirnya memeluk leher lelaki itu erat.

"Baiklah bayi besar, bukan masalah besar"

"Dimana ibumu??" Tanya Seungwan mengangkat Winter dalam gendongannya. Ia baru sadar Tiffany tidak terlihat sedari tadi.

"Anyeong Seungwan... Tiffany sedang kekantor"

Seungwan menoleh kesumber suara lelaki yang berasal dari dapur. Ia sedikit memicingkan matanya untuk mengenali siapa sosok lelaki yang tiba-tiba muncul rumah kakanya.

"Yul hyung...???!!"

"Hehehe..kau kaget??lama tak berjumpa Seungwan..kudengar dari Tiffany kau menjadi produser handal sekarang"

Seungwan beranjak membawa Winter menuju kearah Yuri yang masih tersenyum dengan celemek dibadannya.

"Okay..tidak penting sekarang.. yang penting adalah apa kau baik-baik saja??"

Yuri semakin melebarkan senyumnya,, dia masih Seungwan yang dulu. Yang selalu baik padanya. Namun, ada bagian yang sukit ia jelaskan.

"Seperti yang kau lihat"

Seungwan menurunkan winter digendongannya.. kemudian memeluk Yuri erat layaknya saudara yang tidak berjumpa bertahun-tahun.

"Chonnie..bukankah lebih baik jika yul samchon jadi appaku??"

Seungwan dan Yuri saling melirik satu sama lain dengan senyum kikuk masing-masing.

"Kami bertemu seminggu yang lalu dan saling berkomunikasi setelahnya.. rumahku tidak jauh dari sini.. jadi tadi aku mampir.. tapi tiba-tiba Tiffany mendapat telvon kekantor hmmm.. Jessica.. jadi dia menitipkan Minjeong padaku.."

Seungwan mengangguk, ada bagian yang Seungwan tangkap bahwa lelaki didepannya ini masih belum sembuh dari luka lamanya saat ia menyebutkan satu nama, Jessica.

"Okay.. its okay hyung.. aku akan menemanimu disini sampai noona pulang.. sesama lelaki yang pernah terluka harus saling menguatkan"

Ucap Seungwan yang dihadiahi pukulan dikepalanya oleh Yuri.

"Oochhh"

*************

"Yaakkkkk... Jessie.. kau menyuruhku kesini hanyak untuk menemani karena kau bosann diruanganmu iniii???"

Tiffany menatap tak percaya Jessica yang hanya tersenyum tanpa dosa dikursi kebesarannya. Ia tak habis pikir apa yang ada di otak sahabatnya  ini. Bagaimana ia bisa mengurus perusahaan dengan sifat kekanak-kanakkannya ini??

"Tidak hanya itu Tiff.. aku ingin mendengar pendapatmu tentang fashion musim panas yang akan kami keluarkan.. kupikir Rose menolak tawaran perusahaan kami"

What Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang