That Night

654 73 20
                                    

Flashback

Seungwan melirik boneka manen yang baru saja ia pungut dari tempat sampah itu. Beberapa kali ia menarik nafasnya, seakan-akan inilah masalah terbesar yang pernah ia alami.

"Ya,,kenapa kau berakhir dipembuangan huh??"

Seungwan memukul kepala boneka yang nampak lucu itu beberapa kali. Hari ini hatinya dipatahkan berkali-kali hingga ia ingin menghilang saja dari semua orang. Tangannya menarik  boneka itu kedalam pelukannya tak peduli kotor ataupun tidak. Sedangkan matanya menyelami sungai Han yang mulai sepi. 

Ponselnya berdering,untuk beberapa saat lelaki itu hanya melirik benda persegi itu. Panggilan kedua ia tersenyum, sepertinya ada hal penting yang bisa ia lakukan dengan orang yang sedang menelvonnya ini.

"Noona!!!!"

***********

Tuan Bae melirik ketiga orang didepannya ini yang tak henti-hentinya tersenyum canggung. Tepatnya dua orang dewasa dan satu anak kecil yang terkantuk-kantuk disebelah eommanya. Nyonya Bae datang membawa minuman hangat dan beberapa kue kering untuk sang tamu.

"Silahkan diminum Seungwan dan,,,??"

"Son Minyoung,,"

Tiffany dengan nama Korea Son Minyoung tersenyum.

"Aa,,silahkan dinikmati hidangan tak seberapa dari kami ini nona Son Minyoung"

Ucap nyonya Bae membalas senyuman Tiffany, sesekali matanya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 3.30 am. Hey..ayolah,, ini hampir pagi. 

"Maafkan kami Tuan dan Nyonya Bae, sangat tidak sopan datang dijam segini" 

Tiffany melirik Seungwan kesal, ia pun tak habis pikir kenapa bisa-bisanya Seungwan memiliki ide gila mendatangi rumah 'calon mertua' nya dijam yang sangat tidak lazim ini.

"Dan terimakasih sudah menerima kami untuk masuk,meskipun saya pribadi sudah siap di usir karena memang ini bukanlah waktu yang sangat tidak tepat untuk bertamu"

Semua orang terkekeh diruangan itu, Seungwan takjub, yang dihadapannya ini bukanlah Tuan Bae yang terakhir kali ia temui yang  hampir membunuhnya hidup-hidup hanya dengan tatapan matany saja.

"Tidak,,tidak, bukan masalah nona Son. Meskipun waktunya tidak tepat tapi inilah yang kami tunggu dari anak ini..dia selalu bersikap seolah-olah pernikahan adalah dosa tapi dia begitu lancang mengencani putri kami. Pada titik ini, saya cukup mangapresiasi keberaniannya untuk datang. Kau tidak mimpikan?"

Seungwan mengusap tengkuknya canggung, benar juga kata Tuan Bae? Apakah ia bermimipi? Bisa-bisanya ia mendatangi kelurga mantan kekasihnya??

"A—aniyo tuan Bae,aku sadar,, aku aku benar-benar bodoh selama ini. Tolong maafkan kebodohanku selama ini"

Tuan Bae terkekeh, kemana perginya lelaki congkak yang selalu menantang perkataannya?

"Aigo,, Seungwan-ah,, bersikap seperti biasa jebal, aku lebih suka kau menatap mata suamiku denngan tatapan berapi-api. Bukan menunduk seperti anak kucing kehilangan induknya begini"

Nyonya Bae juga merasa aneh, hampir 4tahun mengenal Seungwan ia sudah cukup sering melihat drama pacar dan calon mertua yang seperti minyak dan air itu alias tidak akan menyatu.

"Kau MELAKUKAN ITUU!!???"

Tiffany menatap tajam Seungwan yang semakin menundukkan kepalanya. Jujur saja, satu-satunya orang yang nyaris tidak pernah dibantah Seungwan adalah kakaknya ini.

What Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang