Basket (2) dan masalah

115 19 2
                                    

Cuaca siang di pantai Suna cukup sejuk walaupun merupakan daerah tanah yang panas dan tandus.
Namun Keluarga Pain mengelola tempat itu sehingga ditumbuhi banyak pohon dan bunga.

"Wahhh indahnya" mereka semua menatap tak percaya pemandangan pantai.

"Oh iya, pain. Orang tuamu dimana?" Sakura bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari objek yang begitu menghipnotis mereka.

"Kanada" jawab Pain singkat dan segera berlalu masuk ke dalam vila sambil membawa tasnya.

Para gadis yang sibuk berfoto ria dikejutkan dengan kedatangan seorang pria dan gadis bule. Mereka terlihat masuk kedalam vila seolah mereka memang sudah sering kesana.

"Siapa mereka?" tanya Ino kepo, pasalnya dia merasa terancam akan kecantikan gadis tersebut.

Terlihat para Naruto dkk sempat terpana akan kecantikan gadis bule yang baru saja melintas didepan mereka.

Pain kemudian keluar menggunakan kaus putih dan celana pendek selutut menyuruh teman-temannnya masuk untuk istirahat sebentar.

"Jam 7 kita bbq di sana" tunjuknya kearah lapangan yang tertutup kain putih.

Mereka semua hanya mengangguk paham dan masuk kedalam mengikuti langkah Pain.

"Pain, mereka itu siapa?" Tanya Naruto sambil cengengesan tak jelas.

"Ohhhh, Shion dan Charles" jawabnya kalem dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Acara nanti juga mereka akan ikut" Sasori yang sedari tadi diam terlihat ikut menimpali.

***

Terlihat di kamar yang ditempati para pria, mereka sibuk membahas si gadis bule.

"Eh, gar. Menurut mu Shion cantik kan?" Naruto menyenggol gaara yang sedang mendengarkan musik dari androidnya.

"Hmm lumayan" jawab gaara sambil mengangguk.

'Saingan berkurang satu' batin gaara dan Shikamaru bersama.

"Tapi, lebih cantik si sadako sih. Putih, body goals, baik, bisa masak, idaman camen mami uzumaki" lanjut Naruto dengan watadosnya.

"Shion lebih cantik, pasti cocok denganmu" Sai mencoba ikut dalam perdebatan unfaedah tersebut.

"Iya/hn/hmm" Gaasasushika terlihat mengangguk mengiyakan perkataan Sai.

"Dasar lintah darat, bersaing gentle itu lebih keren daripada bersaing main kroyokan" Naruto menggerutu kecil sambil memainkan game ML di android kuningnya.

Sedangkan di kamar para gadis.....

"Hin, kalau boleh jujur. Kami ada feeling kalau si kuning bakalan jadi saingan kita kedepannya" Ino terlihat memandang sendu kearah luar kamar.

Seketika semuanya memandang heran kearahnya, mereka kemudian duduk di lantai kamar sambil menatap bingung.

"Tatapan Sai dan yang lainnya cukup membuatku takut" Ino menghela nafas diikuti Tenten.

"Tenanglah, Ino. Sai sangat menyukaimu jadi itu tidak akan mungkin" Sakura dan Temari terlihat mengelus pundak Ino lembut.

Lain halnya dengan Hinata yang terlihat menegang seketika, entah firasatnya yang salah atau dia yang terlalu overthink. Perasaannya seolah memberitahu bahwa dialah yang akan jadi korban kali ini.

"Sudah jam 5, cepat mandi. Ingat jam 7 kita ada acara" Sakura dan yang lainnya segera berkemas untuk mandi dan berdandan.

**
"Halo semua" sapaan lembut itu terlihat menarik seluruh atensi manusia yang sedang sibuk berpesta bbq.

Aku Yang Terluka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang