- eternal //LAST

6.5K 500 50
                                    

"A-ah" danny gugup, ia kelabakan.

Ia tak bisa kabur, sudah jelas. Mulutnya kelu untuk berbicara barang satu patah kata saja, ia bingung ingin menatap kearah mana alhasil melihat perut jun yang tercetak 8 roti itu dengan buliran air mata yang mengalir begitu saja.

Jun menaikan alisnya, mengangkat dengan paksa dagu danny agar menatap kearahnya.

"Hm?"

Bukannya membalas kontak mata jun, kedua netra danny menyayu, ia sontak menangis. Kedua punggung tangannya terangkat untuk mengusap pipi dan menutup matanya.

"HIKS Y-YES I-M PREGNANT. WHY?? KAMU BOLEH BUNUH AKU, TAPI JANGAN UR SON JERK HIKS HUWAAA" pekik danny tiba tiba, mencurahkan isi hatinya, moodnya yang jatuh drastis ini sepertinya membuat aura iblis diperutnya itu tak suka.

Tak ada pilihan, jun masih bingung namun ia memeluk danny dengan sangat lembut, dan melepaskan semua rantai yang terikat juga memasangkan mantel pada tubuh danny.

Mengusap lembut punggung kekasihnya yang bergetar, walau tubuh jun sedang tidak dikondisi baik baik saja. Melihat kekasihnya seperti ini, ia harus lebih baik dari biasanya.

"Sstt sst, don't cry baby. I won't and can't kill you Honey, i love you cup cup".

[LUCIFER]

Sweater putih tanpa bawahan, tapi danny menutupi kaki mulusnya dengan selimut tebal, ia melihat jun diambang pintu dengan mata bengkaknya, jun masih menatapnya seperti biasa disana.

Saat jun melangkah maju mendekatinya, danny berusaha tak terlihat takut ataupun gugup.

"So, this my son?" Ia duduk dihadapan danny, dipinggir kasur sembari menatap perut danny tertutup sweater.

Danny mengangguk dengan wajah memerah, malu karena senang bahwa ini anaknya dengan jun tapi juga takut jun tak menerima anak ini.

Intinya perasaannya saat ini sungguh campur aduk.

Wajah jun seakan tak percaya, "u sure it's boy?"

Danny mengangguk cepat, "i'm pretty sure!"

"Kalau perempuan pasti cantik seperti kamu, dia pasti terlalu ganteng kalau mirip aku" ucap jun tiba tiba masih memandang perut danny, juga berusaha berkontak dengan aura iblis disana.

Danny memandang jun bingung juga terkejut.

Apa ini tandanya jun menerima anak ini?.

Tak.

"You think I don't want this child?" jun menghembuskan nafasnya, "You know my first plan when I wanted to make you mine again?

impregnate you" jun membalas tatapan danny dengan datar, seharusnya danny berdecak kesal akibat salah tingkah mendengar ucapan jun bukan malah memeluk jun dengan erat, dan duduk dipangkuannya.

"Hiks" saat sedang asik berpelukan itu, jun melirik kepala danny yang disembunyikan diceruk lehernya.

"What's wrong? Kalau kamu menangis gara gara dia lagi, aku gak bisa diam" ancam jun, danny memundurkan tubuhnya.

Wajah sembab, matanya kembali bengkak, hidungnya juga memerah, tapi danny masih tersenyum.

"Hehe no no, aku gak kenapa kenapa"

Jun mengangkat salah satu alisnya, dan mengangguk paham "okey, aku sering liat manusia suka nangis tanpa sebab"

"Hehe, i love u" jun yang baru merolingkan matanya malas itu, terhenti menatap bahu danny.

Sial, kenapa dadanya berdetak lebih cepat? Rasanya jun lemas sangat lemas sekarang, pikirnya ia akan mati saat itu juga.

Danny jarang mengucap kata itu lebih dulu, lebih sering jun walau jun tau danny juga mencintainya.

✓Lucifer, hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang