Lantunan lagu get you yang dinyanyikan oleh Daniel Caesar menemani Kaleya pagi ini. Tak lupa segelas kopi good day cappuccino yang sempat ia beli di kantin sebelum masuk ke kelas, setia menyegarkan otak Kaleya karena stress sebab catatan biologi kemarin belum rampung ia kerjakan."Misi, punya sapu ga?" Kaleya menegakkan tubuh, matanya berkedip berkali kali dan mencoba menetralkan detak jantungnya. Maklum saja, sekarang masih pukul enam kurang lima belas menit, ia hanya sendirian di kelas.
"Bisa ngetok pintu dulu gak sih sebelum masuk kelas orang? Jangan main nyelonong aja dong, bikin orang kaget aja!" Kaleya merengut, masih menunduk setelah mengambil pulpen yang sempat terjatuh.
"*Urang udah ngetok pintu, kamu nya gak denger. Makannya kalo nyetel musik itu jangan kenceng kenceng." Lelaki tersebut menarik salah satu kabel earphone yang terpasang di telinga sang gadis.
Emosi Kaleya mulai naik, ia mendongakkan kepala, penasaran dengan siapa ia bicara sekarang. Perempuan berambut tebal itu tidak mengenal suara sang lelaki.
Niat hati ingin memarahi lelaki yang dengan tidak sopannya menarik kabel earphone miliknya, Kaleya sepertinya harus mencancel niatnya karena ia baru saja menyadari dengan siapa dia bicara. Selain itu, perkataan lelaki itu sepertinya benar.
Kaleya memang menyetel lagu dengan volume hampir full. Walau adegan menarik earphone memang tidak dibenarkan.
"Kan? Lagunya aja sampe kedengeran, padahal belum urang pasang ke telinga loh?" Si pria mencari validasi sembari menaikkan alis. Kaleya memutar bola mata malas.
Kenapa lelaki di depannya ini songong sekali sih?! Sok ganteng!
"Iya iya, lupain aja. Ada perlu apa?" Ucap sang gadis mengakhiri perdebatan.
"Mau minjem sapu, ada ga?"
"Ada, bentar." Kaleya berdiri, berjalan ke ujung kelas untuk mengambil sapu kelasnya.
Selang tiga puluh detik, Kaleya kembali dengan membawa sapu bergagang hijau dengan label Mipa 6 di ujungnya.
"Nih, modal dong makannya! jangan minjem ke kelas orang terus. Harga sapu gak sampe 100 ribu" Kaleya bersungut sungut. Walau di dalam hati, ia merutuki diri sendiri sebab sok tahu perihal sering meminjam.
"Ikhlas gak?" Jordan, lelaki itu tersenyum miring. Melihat reaksi yang ditunjukkan sang gadis, ia jadi berpikir kalau membuat kesal perempuan di hadapannya ini terdengar seperti kegiatan yang menarik.
Kaleya Mentari P.
Jordan membaca name tag perempuan di hadapannya.
"Ih, yaudah kalo gak mau! Aku ambil lagi!" Gerakan Kaleya terhenti karena Jordan mengangkat tangannya, sehingga sapu bergagang hijau itu sulit digapai.
"Iyaa, minjem dulu yaaaaa Kaleyaaaaa"
Kaleya menarik napas dalam, kesabarannya benar benar diuji oleh lelaki 'tak dikenal' yang tiba tiba datang untuk meminjam sapu padanya. Ralat, secara teknis bukan meminjam pada Kaleya, tapi pada kelas nya.
"Udah sana balik ke kelas kamu! syuh syuh!" Kaleya mendorong punggung lelaki jangkung itu, membuat sang lelaki tergelak.
"Minjem dulu yaa!" Kaleya mendelik.
Sembari menyeruput kopi miliknya yang sempat dianggurkan, Kaleya memikirkan apakah sikapnya tadi berlebihan?
Masalahnya, Kaleya itu tidak mengenal Jordan. Hanya sekedar mengetahui nama saja. Lagian di SMA Neo, siapa sih yang tidak mengetahui cowo yang digadang gadang merupakan adik dari selebgram ternama itu?
Dulu, saat masa MPLS, impresi pertama Kaleya melihat Jordan itu, ganteng. Walaupun terkesan dingin, Kaleya juga cewek normal yang setuju kalau Jordan itu ganteng.
Tapi makin kesini, kata ganteng yang sempat Kaleya ucapkan untuk Jordan luntur. Sebuah ralat, Jordan itu lebih tepat disebut sok ganteng!
Setiap kali Kaleya gak sengaja papasan atau melihat Jordan, pasti cowo itu kepergok lagi tebar pesona sambil mainin rambutnya yang kalo kata Sekar "badai" itu.
Kalimat "cowo ganteng, kalo sok ganteng jadi gak ganteng" itu fakta menurut Kaleya.
Kaleya melamun, berpikir 'gimana ya kalo sikapnya tadi itu berlebihan sampai sampai diomongin sama Jordan?'
Cewe berambut hitam legam itu jadi makin yakin untuk gak berurusan lagi sama Jordan di lain waktu karena takut kalau dia jadi bahan omongan orang lain nantinya.
Lamunan Kaleya lagi lagi terhenti karena ketukan keras di pintu kelasnya, pelakunya? siapa lagi selain Gianna?
★ ★ ★
"Ngapain minjem sapu anjir? Kelas kita ga semiskin itu sampe harus minjem sapu! mana jauh banget lagi minjemnya ke kelas Mipa 6" Haekal yang sedang menghapus papan tulis menyerbu Jordan yang baru saja masuk kedalam kelas."Mau aja," Jordan memutar mutar sapu bergagang hijau dengan label mipa 6 di ujungnya.
"Mau aja mau aja, modus ya *maneh?" Niat Haikal bercanda, tapi jawaban dari Jordan membuatnya kaget sekaget kagetnya.
Jujur, sebelumnya tidak ada perkataan yang dapat membuat Haikal sekaget ini di pagi hari selain gebrakan pintu oleh sang ibu untuk membangunkannya.
"Yoi"
★ ★ ★
Lee haechan, sebagai
Haekal JagatrayaOrang tua Haekal dua duanya orang Sunda, jadi kalau ada ujian Bahasa Sunda dia selalu mendapat nilai paling tinggi sejak SD. Di rumah, Haikal dibiasakan bicara Bahasa Sunda walau beberapa waktu belakangan ini ditambah membiasakan berbahasa Inggris karena sang ibu bercita cita supaya anak sulungnya itu bisa kuliah di Australia.
[] tbc
Halooo!! gimana chapter satunya? pendapat kalian berguna dan membantu aku banget! Jangan lupa untuk klik tombol vote ya! have a nice day, dan sampai jumpa di part selanjutnya! 💖
next?
notes
*urang, merupakan bahasa sunda yang artinya aku dalam bahasa Indonesia. Digunakan ketika berbicara dengan yang sebaya, selevel secara umur atau kondisi sosial, atau level lebih bawah dibanding kita.*maneh, artinya kamu dalam bahasa Indonesia. Kata maneh digunakan jika sudah berteman dekat, dan sebaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crackship
Fanfiction[ 𝐟𝐭. 𝐥𝐞𝐞 𝐣𝐞𝐧𝐨 ] Warneo mendadak sibuk bergosip setelah mendengar kabar kalau Jordan, cowo berkarisma yang kebetulan menjabat sebagai ketua eskul futsal jadian sama Kaleya, cewe ekstrovert berkedok introvert dari kelas 11 mipa 3. Kaleya itu...