Chapter O8

8 1 0
                                    

✦ 𝐓𝐖𝐎 𝐁𝐈𝐑𝐃𝐒 ✦

Mereka mengira kini sang semesta tengah memihak kepada mereka. Akhirnya mereka dapat merasakan apa itu namanya 'ketenangan'.

Namun itu semua hanya sementara.

Pagi hari tadi, Clessomeun tiba-tiba muntah darah. Orang tua nya yang panik bergegas membawa nya ke rumah sakit yang tak jauh dari sana.

Memang benar jika tubuh Clessomeun itu lemah, namun hal seperti ini tak pernah terjadi.

Seje yang mendengar tentang sang sahabat yang sedang kritis membuat nya terkejut. Ia bergegas kerumah sakit yang dimana sahabatnya itu dirawat.

"Meun..." gumam Seje menatap raga sang sahabat tak berdaya dibalik ruangan.

"Kak Seje.." Celliose menghampiri Seje, mencoba menenangkan nya.

"Kenapa bisa begini?" tanya Seje dengan raut wajah yang khawatir.

Celliose menggeleng "Aku juga tidak tahu.. Tadi pagi saat kakak sedang menyirami taman, dia tiba-tiba batuk dan memuntahkan darah."

Kaki Seje melemas, raga nya terjatuh. Rasanya seperti setengah dari dunianya kini hancur.

Namun tiba-tiba Seje merasakan sakit dikepal nya, dia terus memegangi bagian kepala nya yang sakit. Wajah nya tampak pucat, dia berusaha untuk menahan rasa sakit nya namun semakin ditahan akan semakin terasa.

"Kak Seje! Kakak kenapa?!" Celliose tampak khawatir

"Aku juga tidak ta-"

Bruk!

Seje tiba-tiba pingsan, raga nya tergeletak. Celliose sontak berteriak memanggil dokter, dokter pun langsung datang dan membawa nya kedalam ruangan untuk diperiksa.

"Ya Tuhan, ada apa dengan dunia ini.." batin Celliose dengan raut wajah yang panik.

ㅤ ━━━━━━━━━━━━━━━ • • • ✦

"APA?! SEJE PINGSAN?! BAGAIMANA BISA?!" Jidan berteriak karena panik mendengar kabar adiknya yang tiba-tiba pingsan tadi.

"Aku juga tidak tahu, tadi pagi kakak ku tiba-tiba muntah darah. Dan sekarang? Adik mu" jelas Celliose.

"Astaga.."

"Ada apa ini? Jidan, kenapa kau berteriak?" tanya Yeonnie selaku sang ibu.

"Seje pingsan di rumah sakit tadi saat menjenguk Meun.."

"Ya Tuhan.. Anak itu" ucap Yeonnie dengan raut wajah yang khawatir.

Ada apa ini? Kenapa sang ibu sama sekali tak terlihat panik? Jidan mengernyit heran saat mendengar respon ibunya.

Celliose sadar akan ekspresi yang ditunjukkan Jidan, ia langsung menarik tangan Jida untuk keluar dari rumah itu sejenak.

"Hey ada apa???" tanya Jidan yang tertarik.

"Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu."

"Hah?"

"Selama ini, adik mu terus-terusan dipukuli oleh mama mu itu. Dia adalah iblis, aku tahu ini lancang tapi itu lah yang sebenarnya." ucap Celliose.

"Kakak ku juga sama, mereka berdua sebenarnya tak baik-baik saja. Aku tahu penyakit ini timbul akibat mereka depresi, dan Seje. Dia punya gangguan mental." sambung nya lagi.

Mata Jidan membola, seakan tak percaya apa yang dikatakan Celliose barusan. Ia sontak memegang kedua pundak Celliose.

"Shawn, aku tidak suka lelucon seperti ini"

"Aku tidak bercanda. Kalau kau tak percaya, ayo kerumah ku dan akan kutunjukkan semuanya."

Dan benar saja, Celliose mengajak Jidan untuk datang ke rumah demi membuktikan hal tersebut.

"Ada apa dengan ruangan ini? Ini gudang? Atau kamar?" tanya Jidan, netra nya kini tengah mengitari seluruh isi ruangan ini.

"Jaga ucapan mu! Ini kamar kakakku, aku sendiri tidak tahu kenapa ia tidak mau membersihkan kamar ini."

"Kamar kakak mu?"

Jidan melangkah mengelilingi setiap sudut ruangan. Benar apa yang diucap Celliose, pikirnya.

Tiba-tiba langkah nya terhenti, ia menoleh kearah Celliose "Pantas saja Seje tidak pernah membiarkan ku masuk keruangannya."

"Aku hanya ingin memberitahu itu semua. Dan satu hal lagi, kumohon jangan katakan apa pun pada mama mu atau siapa pun. Aku tak mau mereka berdua dianggap orang gila atau apa."

"Baiklah, jika itu semua demi adik ku dan sahabatnya, aku akan tutup mulut."

𝓣wo 𝓑irds ✧ end. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang