Chapter 13

1 0 0
                                    

✦  𝐓𝐖𝐎 𝐁𝐈𝐑𝐃𝐒  ✦

Gerimis datang menyapa semesta, salah satu hal yang paling dinantikan oleh kedua gadis anindya itu. Senyuman terukir kala rintik hujan mulai turun, seolah-olah hadiah yang mereka inginkan telah tiba.

Sang gadis tertawa, melangkah keluar dari kediamannya. Melompat-lompat dengan riang nya, tertawa tanpa merasakan adanya beban kehidupan.

"Yeaay! Hujan!" seru nya.

Tampaknya dari raut wajah nya bahwa ia begitu bahwa, padahal hanya setetes air yang turun dari langit.

Gaun putih nya mekar layaknya sebuah bunga melati di pagi hari, sungguh cantik. Mungkin jika para pria melihat nya, mereka akan jatuh cinta padanya.

Namun paras wajah jelita bukanlah hal yang begitu ia inginkan, melainkan kebahagiaan serta ketenangan.

Untuk sementara ini ia tak memikirkan bagaimana kejamnya dan mengerikannya semesta, melepaskan seluruh beban dalam tawa bahagia nya.

Bohong jika tidak ada pria yang tidak jatuh cinta saat melihat tingkah nya.

"Wah, gadis itu sangat cantik ya"

"Andaikan dia adalah kekasih ku, seperti putri dongeng"

"Dia adiknya Jidan kan? Pantas saja dia memiliki rupa nan jelita."

Di lain sisi, Clessomeun juga melakukan hal yang sama seperti sahabatnya. Melompat-lompat dengan riang nya, canda tawa dilontarkan. Oh, sungguh bahagia tampaknya.

Namun ia tak sendiri, ada sang adik yang menemani.

"Kakak, awas nanti jatuh" ucap Celliose yang berjaga-jaga.

Clessomeun tak memperdulikan apa yang dikatakan adiknya barusan, ia hanya fokus bermain dibawah naungan hujan.

"Lliose! Sini main hujan bersama! Tidak ada katak kok!"

"Tidak kak, kakak saja yang bermain. Aku mengawasi mu dari sini" tolak Celliose.

Raut wajah Clessomeun menjadi murung saat ajakan nya ditolak, tanpa basa-basi ia pun menarik adiknya sampai terkena hujan.

Celliose tak bisa berkutik apa pun, ia hanya bisa menuruti sang kakak "Kakak!"

"Ayolah Lliose, sekali saja!" ucap Clessomeun yang setia tersenyum.

Celliose tak bisa menolak permintaan kakaknya jika ia sedang tersenyum, rasanya tak ingin senyum itu pudar dari wajah sang kakak.

"Hey lihat E'carmenxo bersaudara itu! Mereka tampak bersenang-senang, ya!"

"Iyaa! Aku iri melihat mereka yang akur seperti itu"

"Kakaknya begitu cantik, adiknya begitu tampan! Sempurna!"

"Rasanya seperti mendapatkan emas jika aku menjadikan kakaknya sebagai kekasih ku!"

Mereka mendengar bisikan-bisikan yang ditujukan pada mereka, namun sama sekali tak menggubris nya. Lebih baik bermain dibawah naungan hujan dari pada mengurusi perkataan orang, pikir mereka.

Clessomeun menoleh kearah Celliose, "Tak usah pikirkan apa mereka. Bersenang-senang lah selagi kau diberikan kesempatan. Aku pun akan senang jika melihat mu senang, adikku"

Celliose tersenyum "Iya!"

"Kakak, semoga kau akan tetap disini selamanya bersama ku." batin Celliose.

"Ku harap saat aku pergi nanti kau tidak menangis dan merasa kesepian, aku akan melihat mu dari atas nantinya. Aku akan tetap menyanyangimu meski aku telah pergi nantinya."

ㅤ          ───┄ 𑁪࣪ ۪ ⤹ 𝓑onus 𑁪࣪ ۪ ⤹┄───

"Kakak, aku takut terkena flu nantinya" ucap Celliose.

Clessomeun menoleh "Jangan khawatir! Kita strong!"

"Hachim! Hachim! HUACHIM!" Clessomeun bersin karena cukup lama bermain hujan, tubuhnya pun tampak mengigil kedinginan.

"Kan.. Apa ku bilang... HUACHEM!"

"Kau juga sama!" Clessomeun tertawa terbahak-bahak

𝓣wo 𝓑irds ✧ end. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang