1.

31 14 2
                                    

?

?

?

Hari ini adalah hari minggu tapi Sarah sudah harus direpotkan dengan segala permintaan tuan mudanya, yang sangat tidak tau waktu itu.

"Lo dimana? Ke rumah gue sekarang."

Sarah masih ingat betul, ucapan tuan muda itu saat jam bahkan masih menunjukkan pukul enam pagi, saat ia masih ingin menikmati hangatnya selimut.

Menyebalkan? Sangat!

Rasa-rasanya Sarah sanggup untuk menumbuk kepala Cowok itu hingga halus, jika saja ia tidak ingat bahwa Cowok itu adalah sumber uang untuknya.

Aih, memangnya siapa yang menyuruhnya menjadi orang miskin disini, siapa?!

Dan disinilah Sarah berada, berjibaku dengan peralatan dapur demi membuatkan sarapan untuk si tuan muda ini.

Pertanyaannya, kemana semua ART yang dipekerjakan di rumah ini?! Sampai urusan membuat sarapan saja si tuan muda harus merepotkan Sarah yang jelas masih ingin menikmati hari minggu yang seharusnya tenang ini.

"Silahkan dinikmati Tuan Muda." Suara gadis itu sengaja dibuat selembut mungkin, tapi tentu saja siapapun akan tau bahwa itu sebenarnya adalah sebentuk sarkasme.

"Makasih dayang," balas Cetta memengejek, lalu mulai menyuapi dirinya dengan nasi goreng yang dibuat Sarah barusan.

"Ngapain lo berdiri disitu? Duduk!"

Sarah mendengus sebentar, tapi tak urung ia tetap menurut.

"Udah sarapan?"

"Boro-boro sarapan, gue masih tidur pas lo telfon tadi." Gadis itu benar-benar tidak mau menutupi nada kesal dalam kalimatnya, jika perlu ia ingin segara hengkang dari pekerjaannya saat ini, andai saja ia sudah memiliki cukup uang untuk menunjang kehidupannya.

"Yaudah, makan!"

Sarah memicing. "Emang lo mau bagi Nasgor itu?"

Cetta menghentikan gerakannya yang sudah siap memasukkan nasi lagi ke mulutnya, lalu ia menatap ke arah Sarah seolah gadis itu baru saja berubah menjadi idiot.

"Masak lagilah Dayang!"

Tolong siapapun untuk mengingatkan Sarah, bahwa tuan muda ini tidak pernah melakukan kebaikan selama hidupnya, jadi jangan berharap untuk mendapat kebaikan darinya, karena itu artinya tidak mungkin.

"Hah.... " Sang Gadis menghebuskan nafas keras __atau memang sengaja dikeras-keraskan__ agar cowok berkaos putih di depannya ini sadar, bahwa apa yang ia ucapkan barusan sama-sekali tidak berguna.

"Yang aku butuhkan saat ini hanyalah ketenangan weekend."

Alis Cette sedikit terangkat ketika mendengar keluhan Sarah barusan, tapi beberapa saat kemudian ia kembali pada kegiatannya makan dalam diam.

oOo

"Naik!"

"Kemana Tuan muda?"

Sungguh yang Sarah inginkan saat ini hanyalah pulang, melanjutkan kegiatan molornya yang terpaksa tergganggu akibat ulah Yang Mulia Tuan Muda Cetta.

"Naik Sar, naik! Nggak usah banyak nanya."

Sarah, benar-benar tidak bisa menahan kekesalannya sekarang, Cetta dengan sikap otoriternya dihari minggu, membuat darah Sarah benar-benar mendidih hingga ke ubun-ubun. Tapi, apa yang bisa dilakukan oleh seorang dayang selain menuruti perintah Tuannya?! Aih.... Tirani ini!

Tuan Muda NCT S4 (Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang