4.

8 11 0
                                    


Komen and vote
.
.
.

"Sar, mau beli sesuatu dulu nggak sebelum pulang?"

Hai Tuan Muda, siapa yang coba kau tipu dengan pertanyaan itu?!

Masih segar diingatan Sarah bagaimana kemarin cowok itu meninggalkannya begitu saja tanpa rasa bersalah sama-sekali, membuatnya harus menanggung malu sampai ke tulang ekor, untung saja dewi keberuntungan masih mau sedikit berbelas kasih.

"Sar!"

"Gue nggak ada duit. Udah sih langsung pulang aja, gue capek," ujarnya ketus lalu melipat kedua tangan di dada, dengan tidak peduli.

"Pak di depan kayaknya ada penjual sate, kita mampir ya Pak."

"Siap Den."

Mendengar kata sate, membuat kepala Sarah tiba-tiba di penuhi bayangan makanan berlumur bumbu kacang itu,  dan ketika mobil benar-benar diberhentikan lalu sang Tuan muda turun untuk membeli beberapa tusuk, disitu Sarah merasa dirinya benar-benar diuji.

Aroma menggiurkan yang terbawa angin, warna kecoklatan pada daging ayam yang telah dipotong-potong kecil lalu dilumuri bumbu yang kemudian menetes perlahan dengan begitu elegan.

Astaga, Sarah hampir meneteskan liur.

Cetta yang baru saja kembali hanya mengangkat sebelah alis ketika melihat gadis yang telah menjadi Dayangnya itu tiba-tiba bertingkah aneh dengan menggelengkan kepala, tapi kemudian ia mengambil sikap tidak peduli dengan duduk kembali ke tempatnya sambil masih memegang bungkus sate dengan posesif.

Sarah melihat Cetta sebentar, sebelum turun kearah tangan sebelah kanan cowok itu yang masih memegangi bagian atas kantongan meski itu sudah diletakkan disampingnya.
Sebegitu takutnyakah makanannya dicuri? Aish sifat tirani itu sudah tidak tertolong.

Dan kenapa pula aku masih mengharapkan Tuan Muda ini masih memiliki welas kasih?!
Sudah dikatakan kan? Ia tidak memiliki kebaikan sedikitpun dihidupnya!

Sarah mengehembuskan nafas keras, lalu tak berapa lama ketika ia melihat pagar rumahnya yang sudah mendekat Sarah merasa benar-benar tertolong, akhirnya ujian hari ini akan segera berakhir.

"Sar."

Sarah yang sudah siap untuk keluar dari mobil lantas menghentikan pergerakannya ketika Cetta tiba-tiba memanggil.

Gadis itu mengangkat sebelah alis.

Cetta menggaruk ujung hidungnya sekilas, sebelum kemudian berkata, "kalo ada apa-apa, segera kabari gue ya?"

"Hah?"

Apa yang Tuan Muda ini katakan?

"Kalo ada apa-apa telfon gue," ulangnya.

"Eh?"

Jadi Sarah tidak salah dengar?

Berdecak, Cetta kembali mengulangi ucapannya untuk yang ketiga kalinya, "kalo. Ada. Apa-apa. Hubungi. Gue. Dayang."

"H_hah?"

Rasanya Sarah sudah akan memukul kepalanya sendiri, kenapa begini sih?!

Cetta memutar bila mota, lalu menggeser sedikit badannya mendekat kemudian meletakkan tangan diatas dahi Sarah membuat gadis itu langsung menyengit mundur.

"Nggak panas," katanya yang sepertinya ditujukan untuk dirinya sendiri. Tapi ketika tangan itu sudah dijauhkan dari dahinya, udara seakan berlomba untuk mengisi paru-paru Sarah yang sedari tadi menahan nafas. Astaga.

"Nanti hubungi gue!"

Sarah sudah membuka mulut, tapi buru-buru ia tutup kembali, khawatir suara yang keluar hanya keterkejutan lagi. Jadi kemudian gadis itu hanya mengangguk sebagai tanggapan. Tapi ketika ia sudah bersiap turun dari mobil sekali lagi Cetta menahannya.

Tuan Muda NCT S4 (Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang