15

3 1 0
                                    


"Astaga Cetta, lutut kamu kenapa?!" Rindu _Mamanya Cetta_ tampak shock melihat lutut sang Putra tampak mengeluarkan darah, sedikit sih tapi bagi Rindu luka seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa penanganan.

"Ah ini tadi nggak sengaja jatuh pas latian Ma, lagian ini udah diobatin kok tadi disekolah." Cetta memasang cengiran lebar-lebar, agar sang Mama tidak perlu khawatir. Lagipula anak cowok kan emang biasanya luka.

"Kamu yah kebiasaan, kalo lagi latihan tuh yah hati-hati."

Cetta hanya mengangguk lalu mendorong punggung Rindu pelan agar wanita itu segera pulang ke rumah dan beristirahat atau Tuan Raditya akan mengamuk, karena sang Istri tidak mendengar nasehatnya.

"Mending Mama pulang aja deh sekarang biar aku yang jagain Sarah."

"Eh eh, kamu ini apaan sih? Mama masih mau disini." Rindu jelas tidak terima dipaksa pulang begitu saja, padahal ia masih ingin tetap disini, seharian dirumah sementara yang lain pada keluar dan sibuk dengan urusan masing-masing membuat Rindu merasa menjadi tahanan rumah.

"Mama kan lagi hamil, nggak boleh capek-capek. Nanti kalo kenapa-kenapa gimana? Cetta yang diamuk Papa."

Rindu cemberut mendengar penuturan Putranya, itu memang benar, Tuan Raditya ini memang punya sifat seperti itu, posesif jadi kalian sudah taukan darimana Cetta memperoleh sifat semena-menanya?

Hai... jika sudah seperti ini ia tidak bisa melakukan apapun. Rindu jadi sedikit menyesal, padahal dulu banyak yang mau padanya, kenapa ia harus memilih Tuan Raditya yang posesif serta otoriter ini sebagai suaminya sih?

Sementara Sarah yang tengah setengah duduk di brangkar, hanya bisa diam menyaksikan keduanya sambil diam-diam bergumam dalam hati "maaf Tante, Sarah nggak bisa bantu."

Yah ia cukup tau sebenarnya bagaimana tidak bisa dibantahnya suami wanita itu, dan gen itu menurun dengan baik kepada Putra mereka. Tuan Muda Cetta heh.

"Yasudah Mama pulang, dan Cetta kamu tolong jaga Sarah dengan baik. Awas ya Ta, kalo Mama denger kamu bikin Sarah kesal," peringat Rindu, jelas ia tau betul bagaimana tabiat Putranya ini.

"Iyya Ma, sana Pak Asep udah nungguin tuh."

"Nama saya Septian Tuan Muda," seloroh Pak Septian tak terima namanya diubah-ubah oleh Cetta, pekerjaannya memang sebagai driver, tapi nama harus tetap stay cool, ini kalo bapaknya Pak Septian bisa bangkit lagi dari kuburan, pasti pria itu akan ikut melakukan aksi protes, pasalnya dia sudah capek-capek memikirkan nama yang keren untuk anaknya, tapi justru malah diubah-ubah oleh orang lain.

Heh sangat tidak lucu....

"Iyya-iyya itu, sekarang Pak Septian mending tolong antar Mama pulang, sebelum ketahuan Papa, tapi hati-hati kalo sampai terjadi sesuatu sama Mama siap-siap gaji Pak Sep bulan ini dipotong," ancam Cetta dengan tidak berperasaan, sementara Pak Asep langsung memasang wajah sigap dengan sikap hormat seperti sedang upacara 17an. Curiga juga Pak Sepetian ini sebenarnya mantan anak Paskib.

"Siap laksanakan Den. Ayo Bu kita pulang."

Rindu menghela nafas, tapi tak urung ia mengangguk lalu berjalan menuju lift, setelah sebelumnya memperingati Putranya sekali lagi.

***

Cetta memasuki ruangan kembali dan ia mendapati Sarah yang sibuk dengan ponsel.

"Sok-sokan ingetin orang lain untuk jaga diri, tapi sama diri sendiri lupa." itu adalah suara Sarah yang jatuh ketika Cetta baru saja menempelkan bokongnya ke kursi. Meskipun terlihat fokus dengan ponsel, ternyata sang dara masih bisa berkomentar terkait luka yang ada di lutut tuannya.

Cetta yang menyadari hal itu jelas berbunga, dan hampir tidak dapat menahan senyum dibibirnya.

Hooh memangnya siapa yang tidak senang jika di peduli kan oleh Mba crush.

"Yaudah bantu obatin."

Dalam hati Sarah mencibiri tingkah bosy Cetta, mana mukanya songong banget lagi.

"Yaudah ambil obat dulu sana."

"Lo nyuruh gue? Lo lupa? Gue bosnya disini."

Sarah berdecak, "lo nggak liat tangan gue masih diinfus?"

"Yah minimal pake kata tolong lah."

Tolong siapapun bantu Sarah memukul kepala cowok ini!

"Tolong, Tuan muda." Sahut gadis itu dengan suara penuh penekanan.

Sementara Cetta, cowok itu sudah tersenyum penuh kemenangan sembari menahan gemas dalam hati.

Gemes banget!!!

Ini Sarah boleh dikarungin aja nggak sih?!

.
.
.

To be continued....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tuan Muda NCT S4 (Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang