12

2 2 0
                                    

Bantu tandain typo

.
.
.

Maniak: Besok bawain gue brownies lagi

Sarah menggeram sambil mencak-mencak tidak karuan diatas tempat tidur, jika saja diberi kesempatan pasti kutu yang mendiami kasur itu akan melakukan aksi demo karena seseorang dengan sengaja merusak ketenangan mereka, tapi apa daya mereka hanya makhluk yang tidak memiliki hak asasi.

Tapi meskipun terlihat tidak terima, Sarah tetap harus melakukan tugasnya yang kalo perlu diingatkan hanyalah seorang Dayang bukan ranahnya untuk menolak perintah sangat Tuan Muda yang begitu otoriter.

Jadi disinilah Sarah sekarang lari mengelilingi lapangan yang luasanya naudzubillah sementara dari pinggir ada Pak Djarot, yang mengawasi sambil sesekali mengacungkan penggaris besi, ketika dirasa siswinya itu mulai berlari dengan langkah ogah-ogahan.

Hooh, tidak ada yang paling pantas untuk disalahkan atas keterlambatannya hari ini selain Tuan Muda Tirani itu.

Sarah merasa jika perutnya mulai terasa perih, akibat lupa sarapan. Tapi mendengar suara pak djarot yang terlalu bersemangat mengancamnya dari pinggir lapangan membuat Sarah mau tak mau harus memaksa kakinya untuk melangkah, setidaknya sampai lima putaran kedepan.

Peluh merembesi seragam bagian punggung Sarah, membuatnya terlihat agak basah, sementara wajahnya pun juga tidak kalah sesekali gadis itu akan menyeka keringat yang hampir mengenai matanya yang juga mulai berkunang.

Semangat Sar, bisa. Bisa!

Gadis itu terus menyemangati dirinya sendiri, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia bisa menyelesaikan hukuman dari Pak Djarot pagi ini, dan benar saja ia melakukannya. Tapi baru saja ia hendak melangkah ke pinggir lapangan untuk berteduh, kakinya malah serasa berubah jadi jeli sampai tidak sanggup menahan berat badannya, hingga tentu saja Sarah berakhir jatuh tergeletak di bawah terik matahari.

.
.
.

Cetta baru saja mengganti seragamnya dengan jersey yang menjadi kebanggaannya ketika seseorang tiba-tiba datang menghampirinya dan mengatakan bahwa Sang Dayang sedang berada di UKS karena pingsan sehabis dihukum oleh Pak Djarot.

Mendengar itu jelas membuat Cetta khawatir bukan main, jadi tanpa mempedulikan teman-temannya ia langsung mengambil langkah seribu menuju UKS, tidak hanya itu ia bahkan masih menyempatkan diri untuk menelfon ambulance, hingga beberapa menit kemudian SMA itu langsung dihebohkan dengan suara sirine yang meraung ke seluruh penjuru sekolah.
Bahkan para guru yang mengajarpun, tidak cukup memiliki kemampuan untuk menahan rasa penasaran para anak muda, meskipun mereka telah berteriak sampai tenggorokan meraka kesakitan, itu masih belum cukup untuk menghentikan kekepoan murid-muridnya.

Anak-anak yang diliputi rasa penasaran itupun kemudian berjajar diteras menunggu siapakah yang akan dijemput dengan mobil putih ikonik itu, hingga beberapa saat kemudian seorang gadis dengan kedua tangan meliputi wajah tampak ditandu keluar dari gedung UKS oleh para petugas.

Beberapa diantaranya masih bertanya-tanya siapa gerangan gadis itu, dan beberapa lagi yang mengenal Sarah berkat si Tuan Muda tidak bisa untuk tidak mengerinyit dengan bingung, apa yang terjadi dengan gadis itu? Ada juga beberapa yang cukup dekat dengan Sarah langsung dipenuhi rasa cemas, contohnya saja seperti Raja dan juga Stella, keduanya bahkan langsung bergerak menuju parkiran begitu dilihatnya mobil putih itu kini sudah melaju meninggalkan sekolah, mereka tidak peduli dengan guru yang masih berteriak meminta mereka untuk kembali ke kelas.

Tuan Muda NCT S4 (Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang