6

7 6 0
                                    

Komen cyin
.
.
.

Sarah masih belum beranjak dari tempatnya ketika telinganya menangkap suara seseorang yang menggedor pintu dengan brutal.

Lalu tanpa berlama-lama ia langsung berlari keluar, membuka pintu, tapi hal yang pertama kali ia lihat adalah seorang pria paruh baya berdiri dengan sempoyongan, serta seluruh tubuh menguarkan aroma alkohol.

"Ayah," gumam Sarah, berusaha membantu pria itu untuk berdiri, yang kemudian malah mendapat dorongan kasar dari pria yang ia panggil Ayah itu, hingga membuat Sarah terjerembab ke lantai.

Tapi, siapa yang peduli? Sarah kembali berdiri masih berusaha membantu dan kali ini mungkin sang Ayah sadar akan kondisinya jadi ia tidak lagi menolak. Sampai kemudian ia berhasil didudukkan di sofa.

"Berikan saya air, cepat!"

Sarah bahkan belum menjawab ketika lagi-lagi tubuhnya di dorong, tapi untung saja ia masih sanggup mempertahankan keseimbangan.

Ini juga alasan mengapa Sarah sanggup menghadapi sikap menyebalkan Cetta lama-lama, karena ia bahkan sudah sering mendapatkan perlakuan yang jauh lebih buruk dari perlakuan Cowok itu.

"Ayah sebaiknya berhenti minum alkohol, itu tidak baik untuk kesehatan." Sarah berucap, setelah kembali dari dapur dan melihat air yang dibawanya sudah ditenggak habis oleh sang Ayah dan menyisakan gelas kosong yang masih pria itu pegang.

Mendengar dirinya di nasehati begitu, Arman_Ayah Sarah_ langsung naik pitam, mata merahnya tampak nyalang ketika melihat ke arah putrinya, yang juga balas menatapnya.

Arman benci, ketika melihat Sarah tak gentar ketika berhadapan dengannya, meski sudah sering mendapatkan pukulan, gadis itu masih berani menatapnya tepat dimata.

"Kamu berani menasehati saya?!" Arman bangkit dari duduk, air yang ia minum sebelumnya sepertinya berhasil membuat keadaannya menjadi lebih baik, hingga sanggup berdiri dengan cukup normal.

Sarah berjengit, ketika merasakan aura tidak bersahabat Ayahnya yang semakin pekat.

"A... Ayah?"

"Dasar anak tidak tau diuntung!"

Prang....

Kaca kosong itu dilempar ke arah Sarah, tapi karena mabuk untung saja itu meleset dan hanya berakhir di dinding hingga membuat benda itu pecah dan berserakan dilantai.

"Ikut saya!"

Arman menjegal tangan sang Putri, tanpa mempedulikan gadis itu yang trus memberontak meminta untuk dilepaskan. Tujuannya hanya satu, kamar mandi. Ia akan menyiksa Sarah disana hingga puas.

Sarah, gadis itu meringis keras saat kepalanya tidak sengaja menubruk bak mandi hingga pusing.

Sarah tau, Arman pasti akan menyiksanya lagi seperti biasa, setiap pria itu pulang Sarah pasti akan selalu mendapatkan pukulan ditubuhnya.

Splash....

Satu, pukulan ikat pinggang, berhasil mendarat dipunggung Sarah yang menunduk dengan kedua tangan berusaha melindungi kepala.

"Anak kurang ajar, beraninya menasehati saya!"

Splash....

Dua, nyeri dilengan yang baru saja terkena ikat pinggang, membuat Sarah lagi-lagi meraung keras.

Kenapa Arman tidak membunuhnya saja? Kenapa harus menyiksa seperti ini?!

Splash....

"Seharusnya kamu bersyukur, karena saya mau menyelamatkan kamu dari panti asuhan terkutuk itu!"

Tuan Muda NCT S4 (Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang