8

7 6 0
                                    

Jejak
.
.
.

Sejak pagi, Sarah hanya sibuk goleran di kamarnya tanpa melakukan apapun, sementara Tante Naya sudah mengambil alih dapur, membuatkannya sarapan, padahal Sarah sudah melarang tapi wanita beranak dua itu tetap keras kepala, bahkan ia sampai membawakan sarapan yang dibuatnya ke kamar.

Sungguh Sarah merasa tidak enak, dan setelah wanita itu meminta izin untuk pulang, akhirnya Sarah bisa bernafas lega, setidaknya ia tidak perlu merasa tidak enak lagi. Tapi karena ia sudah benar-benar sendirian, gadis itu baru sadar sejak tadi ia belum memberi tahu Cetta bahwa dirinya tidak masuk hari ini.

Astaga, Si Tuan Muda itu pasti akan mengamuk.

Buru-buru Sarah bangkit, mencari-cari ponselnya yang ternyata ada di bawah bantal, lalu segera mencargernya karena benda itu ternyata telah kehabisan energi setelah data selulernya dibiarkan aktif semalamam.

Lalu ketika itu sudah aktif kembali, Sarah mendapati begitu banyak panggilan serta pesan masuk dari nomor yang sama.

Tau apa yang paling menakutkan selain Cetta dengan sikap anehnya?

Itu adalah ancaman potong gaji! Dan si Tuan Muda ini, baru saja mengiriminya pesan keramat itu!

Sungguh Sarah tidak masalah dengan hukuman apapun, tapi tolong jangan yang satu ini.

Jadi ketika keesokan harinya, Sarah akhirnya memutuskan untuk bangun pagi-pagi sekali untuk membuatkan Cowok itu seloyang brownies dengan hanya bermodalkan resep dari salah-satu vidio Tiktok yang pernah ia tonton sebelumnya.

Ah semoga saja ini berhasil membuat Si Tuan Muda mencabut kembali mandatnya.

oOo


"Tuan Muda!"

Mendengar suara yang beberapa hari ini tidak ia dengar, Cetta langsung membalikkan badan setelah menutup pintu loker yang sebelumnya ia buka untuk mengambil seragam basket.

Jujur ada kelegaan dalam dirinya saat mendapati gadis itu baik-baik saja.

"Mau latihan ya?"

"Iyya."

"Sekarang?"

Alis Cetta terangkat sebelah, tapi tak urung ia mengangguk sebagai balasan, pandangan cowok itu tertuju pada benda yang ada di tangan Sarah, mengetahui itu sang dara lantas saja tersenyum lalu mengangkat tangannya ke depan dada sang taruna.

"Buat gue?"

Sarah tersenyum lalu mengangguk.

"Brownies?"

Sekali lagi Sarah mengangguk.

Sebentar, tumben sekali gadis ini membawakannya sesuatu tanpa diminta. Apa setelah izin sakit beberapa hari telah membuat gadis ini sadar akan sesuatu? Atau ini berasal dari Wardah atau salah-satu fansnya? Yang telah menyogok si Dayang mata duitan ini untuk menjadi kurir dadakan.

"Dari siapa lagi?" Ada nada sengit dalam kalimat Cetta.

Hai... Lagipula Cetta masih dalam mode kesal dengan gadis ini, bisa-bisanya kemarin ia dikacangin meski sudah ditelfon hingga beberapa kali, ditambah lagi paginya Cowok itu juga mendapat kabar bahwa Willy sampai harus datang ke sekolah ini demi memintakan izin sakit untuk sang gadis.

Hooh memangnya Dayang itu fikir Cetta tidak bisa melakukannya?! Sampai-sampai harus melibatkan orang lain yang notabene beda sekolah dengan mereka!

"Itu dari gue tau. Asal lo tau aja, gue sampai harus bangun subuh buat bikinin lo brownies ini. Mana gue habis sakit lagi." Suara Sarah memelan diujung kalimat, tapi bukan berarti Cetta tidak dapat mendengarnya. Lagipula, tempat ini cukup senyap ditambah jarak mereka yang cukup dekat. Dasar bodoh, tapi masalahnya Cetta menyukai gadis bodoh ini! Aih.

Tuan Muda NCT S4 (Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang