1. My Little Brother 내 동생

2.9K 264 1
                                    

Doyoung tersenyum lebar. Akhirnya setelah belasan tahun hidup sendiri, ayah dan ibunya memberikan adik untuknya, meski hanya adik angkat. Doyoung sangat mendambakan seorang adik sejak lama. Dia sangat kesepian karena tidak memiliki saudara.

"Kau tidak ingin memeluk adikmu?" Ucap ayahnya yang sedang berdiri di depan pintu bersama adiknya.

Doyoung berlari lalu memeluk adiknya. "Siapa namamu?" Tanya Doyoung.

"A-aku Junghwan." Jawab anak kecil itu.

Doyoung berbalik pada ibunya. "Ibu aku punya adik sekarang." Ucapnya pada sang ibu.

Ibunya tidak merespon, lalu berjalan menuju lorong.  Ibunya menghilang dalam lorong itu. Doyoung menyipitkan mata, dia sama sekali tidak melihat ibunya lagi, lorong itu sangat gelap.

"I-ibu?" Panggil Doyoung namun tidak ada jawaban.

Doyoung berbalik. Adiknya yang sedang ia peluk juga menghilang. Ayahnya yang sedang duduk di depan pintu juga menghilang. Doyoung panik, dia mengamati seisi rumah, semuanya menghilang. Doyoung membuka pintu hendak mencari orang tuanya serta adiknya. Tapi semuanya tiba-tiba berubah. Doyoung ingat betul tadi dia sedang di rumah, tapi sekarang semuanya terlihat seperti rumah sakit, tapi tidak ada seorangpun di sana. Doyoung menengok ke belakang dan jalan itu buntu, mau tidak mau dia berjalan ke arah berlawanan, mengikuti jalan.

"Ayah?" Ucap Doyoung saat melihat ayahnya sedang terbaring dengan banyak alat di tubuhnya.

Tut tut tut

Alat itu tiba-tiba berbunyi. Doyoung panik. Dia memanggil dokter, berlari ke sana kemari tapi tidak ada jawaban. Doyoung juga sudah tidak bisa menemukan ayahnya. Napasnya menjadi sesak.

"Hyeong."

Suara tiba-tiba muncul dari ujung ruangan. Doyoung mengikuti suara itu.

"Hyeong!"

Panggilan Junghwan berhasil membangunkan Doyoung. Doyoung menghela napas. Pelipisnya kini di penuhi keringat. Bajunya juga basah karena keringat. Sungguh mimpi yang aneh. Doyoung langsung mendudukkan dirinya. Lalu meraih air yang ia simpan di nakas sebelah tempat tidurnya.

"Mimpi buruk lagi?" Tanya Junghwan yang sedang menatap cermin sambil memasang dasi.

"Tidak." Ucap Doyoung setelah meneguk habis airnya.

Junghwan berbalik ke arah Doyoung. "Tidak apanya? Lihat saja bajumu basah begitu, padahal sedang memakai pendingin ruangan." Ucap Junghwan.

Doyoung mengusap surai cokelatnya sendiri. Lalu meregangkan badan. Dia benar-benar tidak ada waktu istirahat. Bahkan tidur terasa melelahkan untuknya.

"Junghwan!" Teriak Doyoung.

"Ada apa?" Tanya Junghwan heran.

"Hyeong sudah bilang bangunkan hyeong jam enam. Sekarang sudah setengah tujuh." Ucap Doyoung lalu berlari ke kamar mandi.

"Hei, salah sendiri. Aku membangunkan hyeong dari tadi." Ucap Junghwan.

Sudah tidak ada jawaban. Sepertinya suara air keran menutupi suara Junghwan.

Tok tok tok

Doyoung mematikan keran airnya. "Ada apa?" Tanya Doyoung.

"Aku berangkat sekarang. Aku sudah memasak, makanlah sebelum pergi bekerja. Jangan pulang terlalu larut juga." Ucap Junghwan.

"Baiklah." Ucap Doyoung.

Doyoung menyalakan air keran lagi. Dia menatap ke arah cermin. Mengamati wajahnya sendiri. Doyoung menghela napas. Menyadari bahwa dirinya bertambah tua seiring bertambah dewasanya Kim Junghwan sekarang. Bahkan dia yang memasak sarapan sekarang. Doyoung tahu betul bagaimana anak itu tumbuh. Dia benar-benar dewasa sekarang.

My Beloved Brother || HwanBby/HwanYoung vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang