10. Forever 영원히

2.9K 195 19
                                    

Upload lebih cepat
Tapi seperti beberapa bap sebelumnya, cerita ini belum di edit, jadi pasti banyak typo
Tapi semoga tetap enjoy

Selamat membaca

Doyoung berbaring pada dada bidang milik Junghwan sembari memainkan delapan kotak kokoh yang ada di perut Junghwan. Mereka baru saja berhenti bertempur beberapa menit yang lalu.

Doyoung menghela napas. "Bisa ceritakan semuanya padaku?" Ucapnya.

Junghwan mencium pucuk kepala Doyoung. "Sejujurnya, aku tidak tahu harus menceritakannya dari mana, yang pasti aku ingin meluruskan satu hal. Aku tidak pernah marah atau membencimu, aku hanya membenci fakta bahwa aku adikmu. Aku tidak ingin menjadi adikmu, aku ingin menjadi suamimu atau setidaknya pacarmu." Ucap Junghwan.

"Lalu kenapa kau pergi?" Ucap Doyoung yang tanpa sadar air matanya turun karena mengingat hari itu lagi.

Junghwan yang sadar Doyoung menangis merubah posisi, membawa Doyoung ke dalam pelukannya. "Seperti yang ku katakan, aku tidak ingin menjadi adikmu. Jadi ku putuskan untuk pergi dan memutuskan semua hubungan yang mengikat kita sebagai kakak adik."

"Ba-bagaimana jika aku memutuskan untuk pergi juga, kita tidak akan—" Doyoung tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Junghwan mengeratkan pelukannya. "Aku bersyukur itu tidak terjadi." Tanpa terasa air mata Junghwan juga ikut menetes, ia lalu menghembuskan napas. "Tapi jika itu terjadi aku akan mencarimu, kemanapun itu." Ucap junghwan lalu mengecup pucuk kepala Doyoung.

Doyoung semakin membenamkan wajahnya di dada Junghwan, sementara Junghwan terus menceritakan tentang dirinya. Tentang bagaimana dirinya selama pelarian, mulai dari dia memutuskan untuk menolak beasiswa, lalu pergi ke agensi model yang memberinya tawaran beberapa tahun lalu, yang sempat ia tolak, namun untungnya tawaran tersebut masih berlaku dan jadilah Junghwan sekarang. Mengenai nama John, itu hanya nama panggung, kalau masalah marga, dia memilih asal, karena tidak ingin memakai marga Kim. Ingat, Junghwan ingin mengakhiri semua yang membuatnya terikat sebagai adik Doyoung.

Fokus bercerita, Junghwan akhirnya sadar bahwa Doyoung sudah terlelap dalam pelukannya. Junghwan perlahan menaikkan selamut untuk menutupi tubuh mereka lalu berencana untuk menyusul Doyoung untuk berkelana di dunia mimpi.

"Aku mencintaimu." Ucap Junghwan lalu mengecup dahi Doyoung, kemudian memejamkan matanya.

.
.
.

Doyoung terbangun begitu meraba kasurnya yang kosong. Dia terbangun karena seingatnya dia dan Junghwan tidur bersama semalam. Apakah dia mimpi? Apakah semua yang terjadi mimpi? Sumpah demi Tuhan, dia akan gila jika semuanya hanya mimpi.

Tapi untungnya, Junghwan tiba-tiba muncul dari balik pintu. Hanya menggunakan celana pendek sepaha dan memerkan tubuh bagian atasnya serta membawa senampan makanan.

Doyoung menghela napas lega begitu melihat Junghwan. Lagipula, semua pasti bukan mimpi, karena tiba-tiba tubuhnya terasa remuk. Tadi Doyoung benar-benar panik hingga rasa sakitnya hilang, tapi begitu dia kembali tenang, rasa sakit pada tubuhnya kembali terasa.

"Selamat pagi." Sapa Junghwan sambil mengecup pucuk kepala Doyoung lalu naik ke kasur.

"Aku kira kau pergi, maksudnya aku kira aku hanya mimpi." Keluh Doyoung.

Junghwan tersenyum lalu mengusap rambut Doyoung. "Aku hanya pergi memasak. Aku tahu kau tubuhmu akan kesakitan karena semalam, jadi pagi ini aku ingin menebusnya dengan memasakkanmu sarapan yang enak." Ucap Junghwan.

Setalah itu mereka berdua sarapan, lalu kembali bermalas-malasan di kasur selama beberapa jam, kemudian bersiap untuk kerja hari ini.

.
.
.

My Beloved Brother || HwanBby/HwanYoung vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang