Chapter ini akan ada adegan 18+
Jadi buat kalian yang masih di bawah umur atau tidak nyaman dan tidak suka dengan adegan seperti ini, silahkan skip yah!!!
Sekali lagi kalau tidak suka skip!!!
Ingat juga, ini hanya imajinasi, so don't take it serious!
.
.
Belum sempat edit
So, mungkin ada banyak typo,
jadi mohon maklum
.
.
Sekaian
Salam sayang, Nana.
Selamat membaca
.
.
.Sudah hampir sepekan sejak Doyoung dan Junghwan membahas masalah tentang kepindahan Junghwan. Tidak banyak yang berubah saat ini, hubungan mereka juga masih canggung. Doyoung juga menjadi agak takut mengajak Junghwan berbicara, dia takut akan menangis dan menahan Junghwan agar tidak pergi.
"Apa kau akan pergi ke acara nanti?" Tanya rekan kerja Doyoung.
Doyoung berpikir. "Entalah, mungkin tidak." Ucap Doyoung.
"Hei, apa maksudmu? Ini adalah perayaan karyawan terbaik, bagaimana mungkin acaranya akan berjalan jika karyawan terbaiknya tidak datang!" Protes rekan kerja Doyoung yang bernama Hana tersebut.
Doyoung membulatkan mata, sementara Hana menutup mulutnya. "Tolong rahasiakan ini! Aku seharusnya tidak memberitahumu." Ucap Hana.
Mau bagaimana lagi? Mau tidak mau Doyoung harus pergi, meski dia sedang dalam suasana hati yang kurang baik.
.
.
.Semua bersorak begitu Doyoung di umumkan sebagai keryawan terbaik bulan ini. Seperti acara kantor pada umunya, sekarang mereka berkumpul untuk makan dan minum bersama.
Aktivitas kantor Doyoung seperti ini, mereka memang rutin di lakukan beberapa bulan sekali dan jika aktivitas kantor sedang sangat baik, mereka bisa melakukannya sebulan sekali.
Doyoung bekerja di perusahaan pemasaran properti, sekali lagi, meski tidak lulus SMA. Ini bisa terjadi karena tekad Doyoung dan memang sudah jalannya saja, karena secara kebetulan pada saat itu perusahaan ini baru merintis dan Doyoung secara ajaib di terima, dan pada faktanya Doyoung memang cerdas dan cepat dalam mempelajari sesuatu, kalau kejadian malang tidak menimpa hidupnya, mungkin dia sudah menjadi lulusan terbaik kedokteran di perguruan tinggi korea selatan.
Setelah selesai acara, mereka semua pulang ke rumah masing-masing, termasuk Doyoung. Tapi berbeda dari sebelumnya, Doyoung kali ini lumayan mabuk. Tidak heran, karena dia pegawai terbaik bulan ini, maka dari itu Doyoung mau tidak mau minum banyak untuk meladeni bos serta rekan kerjanya.
Sambil sempoyongan Doyoung berusaha membuka pintu rumahnya. Begitu berhasil membuka pintu, mata Doyoung malah membulat, lampu rumahnya mati, seolah tidak ada orang di dalam. Dengan panik Doyoung menyalakan seluruh lampu ruangan, lalu berkeliling mencari Junghwan. Doyoung memeriksa seluruh ruangan sambil meneriakkan nama Junghwan.
Tidak ada respon. Junghwan tidak ada di rumah. Seketika Doyoung terduduk dan memeluk lututnya lalu menangis. Sungguh, dia belum siap kehilangan Junghwan dan kalau boleh jujur, sejak kejadian ciuman hari itu, pandangan Doyoung ke Junghwan sedikit berubah. Dia juga menyukai Junghwan bukan sebagai saudara? Enatahlah, Doyoung belum tahu pasti, tapi yang pasti terkadang Doyoung berdebar saat di dekat Junghwan.
Doyoung menangis tanpa mengeluarkan suara. Suaranya tercekat di penghujung leher, nafasnya memburu dan dadanya terasa sesak. Dia sudah menyiapkan mental untuk berpisah dengan Junghwan, tapi pada kenyataannya dia tidak bisa, dia sudah terbiasa hidup berdua dengan Junghwan. Terlebih bahwa fakta Junghwan pergi tanpa berpamitan dengan dirinya sangat menyakiti hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother || HwanBby/HwanYoung vers.
FanfictionPicture by Pinterest Edit by myself Junghwan jatuh cinta pada kakak angkatnya. Start :July 04, 2022 End : September 24, 2022 Tidak masalah jika ter-inspirasi, tidak masalah jika tidak vote atau komen, tapi akan jadi masalah jika plagiat. Tolong harg...