Suasana berubah menjadi sangat canggung. Junghwan sesekali menjambak rambutnya saat teringat ciuman itu. Dia merasa kesal karena tidak bisa menahan diri. Doyoung juga tidak bereaksi apapun sejak tadi, dia menjadi sangat diam dan itu membuat Junghwan frustasi.
"Hyeong..."
"Mari bicara besok, aku sedang tidak ingin bicara." Ucap Doyoung memotong pembicaraan Junghwan.
Segera setelah berkata demikian, Doyoung mempercepat langkahnya. Dia juga tidak tahu apa yang sekarang sedang terjadi, perasaannya menjadi campur aduk, sangat, sangat, sangat tidak karuan.
Setelah sampai di rumah, Doyoung langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengurung dirinya di bawah selimut. Dia bahkan membekap dirinya dengan dengan bantal.
Sementara Junghwan sedang menghela napas sambil menatap kamar kakaknya. Dia tidak menyesal menyatakan perasaannya, tapi dia menyesal dengan caranya menyatakan perasaan, dia paham, pasti Doyoung sangat kaget, terlebih saat ini mereka berstatus sebagai saudara. Setelah sekian menit, Junghwan akhirnya masuk juga ke kamarnya dengan lemas.
.
.
.Junghwan terbangun begitu alarm di ponselnya berbunyi. Sesaat setelah mengumpulkan nyawanya dia bergegas untuk mandi, namun tidak seperti biasanya yang sepi saat dia bangun, saat ini Doyoung sudah bergelut dengan peralatan dapur, untuk memasak.
"Hyeong." Sapa Junghwan.
Doyoung berbalik. "Iya?" Jawabnya.
Ada atmosfer aneh di antara mereka berdua sejak kejadian semalam. Sungguh, Doyoung masih bingung dengan semua ini, Junghwan juga menyesal, bukan tentang dia menyatakan perasaan, tapi karena membuat suasana di antara mereka berdua menjadi aneh dan canggung.
"Soal semalam..."
"Kau mandilah dulu, jangan sampai terlambat." Ucap Doyoung buru-buru memotong ucapan Junghwan, dia belum siap mendengar apapun tentang kejadian semalam.
Junghwan menghela napas. Dia tahu bahwa Doyoung sedang menghindari pertanyaan itu. Karena Doyoung tidak ingin membahas masalah itu, Junghwan bergegas mandi, dan saat selesai Doyoung sudah tidak ada di rumah.
.
.
.Junghwan menunggu di depan kantor Doyoung, dia ingin membicarakan semuanya segera. Dia tidak tahan harus kepikiran hal yang sama terus menerus. Cukup hari ini saja dia tidak bisa fokus pada pelajarannya, dia tidak ingin tidak fokus lagi. Lalu setelah beberapa saat Doyoung keluar kantor bersama temannya. Ekspresi Doyoung yang awalnya tersenyum dan tertawa berubah menjadi canggung, satu persatu teman Doyoung juga pergi, meninggalkan mereka berdua.
Doyoung menghindari Junghwan dan langsung melangkah pulang. Junghwan mengikuti Doyoung karena ingin segera membicarakan masalah ini, tapi Doyoung benar-benar tidak ingin mendengar hal apapun dari Junghwan.
Doyoung tidak siap dengan apa yang akan terjadi selajutnya.
.
.
.Doyoung mondar mandir di depan kamar Junghwan. Dia sudah memikirnya semalaman, dia ingin semuanya selesai agar hati dan pikirannya bisa legah.
Doyoung berulang kali menyodorkan tangannya pada gagang pintu Junghwan, tapi keraguan pada dirinya terus membuatnya menarik tangannya kembali. Di satu sisi dia ingin menyelesaikan semua, tapi di sisi lain dia juga masih tentang apa yang akan terjadi.
Ceklek
Pintu kamar Junghwan terbuka, menampilkan Junghwan yang baru saja bangun dengan handuk yang bertengger di bahunya. Junghwan yang melihat Doyoung di depan kamarnya juga sedikit kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother || HwanBby/HwanYoung vers.
FanfictionPicture by Pinterest Edit by myself Junghwan jatuh cinta pada kakak angkatnya. Start :July 04, 2022 End : September 24, 2022 Tidak masalah jika ter-inspirasi, tidak masalah jika tidak vote atau komen, tapi akan jadi masalah jika plagiat. Tolong harg...