Tepat tujuh bulan sejak terakhir kali Libra menaruh hati kepada seseorang. Setiap inci dari kejadian itu masih terngiang dibenaknya. Lelaki itu masih berusaha menghubunginya, namun tak pernah mendapatkan respon apapun. Semua media sosial sudah diblokir, bahkan nomornya juga masuk kedalam daftar hitam. Berkali-kali ia mengunjungi rumah bahkan kampusnya, namun hanya penolakan yang didapat. Ia terlalu menganggap remeh sakit hati dari seorang wanita, wanita yang begitu mencintainya pada saat itu. Wanita yang selalu bahagia setiap kali bersamanya, dimana ia menjadi tokoh utama dalam cerita. Sebuah nostalgia yang akan selalu berada ditempatnya, masa lalu. Namun Libra tak menyangka apa yang menjadi kisah bagi sebagian orang, kini menjadi kisahnya. Tak ada yang bisa diubah kembali, tapi ia percaya tatkala badai berlalu maka akan ada pelangi setelahnya.
"Ra ra ra raaa" Anggun berjalan dengan tergopoh-gopoh ke arah Libra yang sedang menyuapi sesendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya. Sudah dua hari Libra menginap dirumah Anggun untuk menemaninya karena keluarganya sedang pergi ke luar kota.
"Haa apa?" Libra mengunyah nasi goreng dengan lahap hingga sebutir nasi keluar dari mulutnya.
"Ihh muncrat! Jorok banget lo" Tangan Libra menepis butiran nasi yang jatuh ke meja sambil tertawa malu.
"Diksa malam ini boleh keluar, aaa seneng banget! Gue ga sabar buat ketemu dia, udah lama banget gue ga ketemu sama dia" Sahabatnya itu memang selalu bersemangat jika berbicara mengenai pacarnya. Pernah dengar dari benci jadi cinta? Mungkin itu ungkapan yang tepat buat menggambarkan kisah mereka. Diksa dan Anggun sudah berpacaran dari awal masuk kuliah, mereka di prodi dan kelas yang sama. Namun Diksa mengundurkan diri di semester 3 karena mau fokus belajar dan latihan untuk menjadi bagian dari abdi negara. Dia sudah berkali-kali gagal sehingga mamanya kurang suka sama Anggun karena mamanya pikir bahwa Anggun adalah dalang dari kegagalan Diksa. Alasan utamanya adalah fokus Diksa terganggu akibat pacaran, padahal Anggun selalu men-support Diksa untuk tetap fokus dalam belajar dan latihan. Diksa berasal dari kota yang terkenal dengan budayanya yang beragam 'Kota Seribu Kelenteng' setidaknya begitulah sebutannya, jaraknya sekitar 3-4 jam dari sini. Jadi, sejak pengunduran dirinya, dia dan Anggun menjalani LDR karena ia pulang ke kota asalnya. Pada saat Diksa sudah berhasil di tahun ketiga percobaannya pun mamanya masih saja tidak menyukai Anggun, entah apa masalahnya.
Sekarang, Diksa menjalani tugas pertamanya yang kebetulan bertempat di kota ini. Anggun bilang mereka disuruh buat jaga suatu perusahaan karena ada ketegangan antara perusahaan dan warga sekitarnya. Meskipun begitu, mereka tidak boleh keluar jalan-jalan seenaknya serta diberikan waktu dan hari dimana mereka baru boleh keluar.
"Kan lo tiap malem vc sama dia"
"Iya sih tapi kan beda.. mana kemaren pas dia pelantikan gue ga dateng lagi, sedih banget"
"Bukan salah lo sih, kakaknya aja tuh yang setengah-setengah ngasi info. Menurut gue sih lebih bagus lo ga dateng kemaren, daripada lo disembur sama mamanya disana" Libra beranjak dan menuangkan air putih dingin dari kulkas kedalam gelas kemudian meneguknya hingga habis.
"Iya sih.. eh tapi gue ga bisa deh pergi sendiri kayanya, jauh tau jalan 14 November. Terus dia kan juga ga ada kendaraan disana. Gimana kalo lo nemenin gue? ntar kita nongkrong di cafe deket sana aja, gimana?"
"Buset jauh banget, ga mau gue. Mager, mending lo ajak Kia aja"
"Ayolah Ra, Kia ga bisa katanya dia mau jalan sama crush nya malam ini. Lo temenin gue please, kapan lagi gue bisa ketemu dia, ya Ra ya"
"Crush yang mana lagi tuh, banyak amat perasaan"
"Ga tau gue.. mau ya Ra, please"
"Hmm ya udah deh, tapi lo traktir gue ya xixixi"
"Gampang itu, makasi ayangku.. Pake baju apa ya gue duh bingung banget, pokoknya harus cantik mau ketemu ayang" Saking excited-nya, Anggun tak sengaja menyenggolkan kakinya ke kaki kursi sehingga membuatnya tersungkur. Libra yang melihat kelakuan sahabatnya itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak hingga tersedak. "Syukurin lo!" Seru Anggun sambil meringis memegang tulang keringnya yang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Satria Ku
RomanceKetika sebuah kepercayaan dihancurkan oleh orang yang berperan sebagai tokoh utama dalam kisahnya. Libra, untuk pertama kalinya merasakan patah hati di hidupnya. Ia selalu percaya akan ada pelangi setelah badai. Namun, saat datangnya pelangi, tanpa...