Pernah dengar ada yang bilang jika bahagia berlebihan, maka akan ada kesedihan yang segera datang. Pada dasarnya itu hanyalah sebuah mitos belaka, namun tak jarang pula hal itu bisa menjadi sangat nyata. Mungkin kebetulan, kali ini Libra merasakannya. Dua hari lagi, genap satu bulan sejak terakhir kalinya Libra membalas pesan dari Raga. Tak pernah pula ia menyangka bahwa hari dimana Raga pulang meninggalkan kotanya, menjadi hari terakhir mereka bertukar pesan. Terkadang percaya pada logika lebih baik daripada mengikuti kata hati. Entah rasa penasarannya telah hilang, ataukah hanya sebagai peneman malam sepi. Namun yang Libra tahu sejak hari itu juga, mereka hanya saling bertukar kabar sebagai penonton story. Mungkin agak bersyukur, karena ia belum menaruh hati pada lelaki itu, sehingga kepergiannya tak pula begitu membekas.
29 Desember, tahun baru akan segera tiba. Tahun baru dan lembaran baru karena ia akan segera menghadapi seminar proposalnya pada bulan Januari. Akhirnya, setelah penantian yang cukup panjang, ia berhasil naik ke satu tahap untuk meraih gelar. Banyak cerita beredar tentang dosen penguji yang mengerikan, namun Libra merasa berhadapan dengan Pak Rio lebih mengasah mentalnya. Bagaimana tidak, butuh waktu berbulan-bulan baginya menghadapi revisi yang menguras tenaga dan pikiran hingga akhirnya mendapat persetujuan dari dosen pembimbingnya itu.
"Jadi ga???" Anggun memenuhi grup percakapan yang terdiri dari Libra, Kia, serta dua orang teman laki-laki mereka, Derry dan Vano. Hari ini mereka berjanji untuk pergi liburan ke air terjun kecil di pinggir kota. Sebenarnya bukan air terjun, melainkan air yang mengalir melalui batu-batu besar dengan sungai kecil di bawahnya. Airnya tidak terlalu dalam, mungkin sekitar ukuran pinggang orang dewasa, namun sangat sejuk dan jernih.
"Jadi dong bestiee" Balas Kia.
"Van jemput gue dulu ya" Tulis Derry dengan menandai nama Vano.
"Ogah" Jawab Vano yang diikuti dengan stiker-stiker penuh amarah dari Derry.
"Pokoknya semuanya harus udah siap ya, nanti kita ngumpul dulu di rumah gue abis Vano jemput kalian semua, jangan ngarett!" Selalu menjadi yang paling menonjol, memang skill Anggun dalam mengatur dan mengelola semuanya patut diacungi jempol.
Derry dan Vano adalah sahabat mereka juga. Vano kuliah di fakultas yang berbeda dengan Libra, Anggun, dan Kia. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai karena ayahnya selingkuh dengan wanita lain.Vano tinggal bersama mamanya sebelum memutuskan untuk tinggal sendiri sejak mamanya menikah dengan suami barunya dua tahun lalu. Meskipun begitu, kehidupannya sangatlah terjamin sebagai anak dengan title "broken-home". Ia mengelola kebun kelapa sawit yang diwariskan oleh ayahnya, sehingga ia tak pernah sekalipun kekurangan uang tiap bulannya. Bahkan uangnya bisa dibilang lebih banyak daripada sahabat-sahabatnya yang lain meskipun ia selalu mengeluh seolah-olah dirinya lah yang paling sulit dalam hal ekonomi. Oleh karena itu, ia seringkali berkelahi dengan Derry. Derry juga merupakan anak broken-home, namun kehidupannya berbanding terbalik dengan Vano. Ia tinggal bersama neneknya yang sudah tua namun masih cukup kuat dalam melakukan pekerjaan rumah. Derry juga tak kuliah dan memutuskan untuk langsung bekerja demi memenuhi kebutuhannya. Ia tak lagi berhubungan dengan kedua orangtuanya, bisa dibilang mereka tidak peduli kepadanya. Meskipun begitu, ia tak pernah sekalipun menunjukkan wajah sedih dan selalu menjadi happy virus dalam grup ini.
"Anjir lo Der!" Seru Anggun sesaat setelah Derry meloncat dari atas batu dan mendarat tepat di sampingnya sehingga membuat ledakan air yang menampar wajahnya.
"Seger banget aslii" Kia berenang dengan gaya telentang memutari Libra yang merendam badannya sementara Vano sibuk untuk mendokumentasikan dirinya. Namanya juga seleb tiktok, dimanapun dan kapanpun ia tak pernah absen untuk memanjakan mata para followers-nya.
Derry beraksi kembali dengan keisengannya, ia menyemburkan air ke arah Vano yang sedang bergoyang kecil di depan ponselnya. Alhasil hal itu membuat Vano kesal dan langsung mengejar Derry serta menyemburnya kembali dengan gelombang air yang lebih ganas lagi. Libra, Anggun, dan Kia hanya bisa tertawa melihat tingkah konyol kedua sahabatnya yang selalu saja bertengkar itu.
"Eh, gue denger dari Anggun waktu itu lo dikenalin sama cowo yaa" Sudah hampir sebulan dan Kia baru melontarkan hal itu kepada Libra, entah dimensi apa yang sebelumnya ia lalui.
"Udah lama banget dan lo baru mention? please deh"
"Hahahaha gue lupaa.. jadi gimana orangnya?"
"Udah ga lagi"
"Ga lagi maksudnya? Cepet banget, kapan jadiannya dah?"
"Heh bukan itu, maksudnya kita ga chat-an lagi"
"Ohh, dia temennya Diksa ya?"
"Iya, tetangga terus temen dari kecil juga, tapi dia di bawah kita setaun"
"Ih bocil hahaha.. terakhir dia bilang apa?"
"Ga ada sih, cuma ngabarin kek udah sampe gitu terus gue jawab oh yaudah gitu.. Cuma dibales stiker"
"Udah punya cewe kali yak"
"Tau, tapi ga pernah post cewenya"
"Tapi kok gitu ya sikapnya, kaya tiba-tiba banget gasi"
"Iya hahaha, yaudahlah ah ga usah bahas dia lagi. Masih banyak ikan di kolam"
"Anjay darimana lo dapet kata-kata itu, sok kiasan banget"
"Hahahaha dari tiktok"
"Slebeww" Mendengarnya membuat Libra tertawa sembari memercikkan air ke wajah Kia.
"Anjir ke minum woy!" Kia baru saja akan membalas perbuatan Libra namun segera dipanggil oleh Anggun untuk makan makanan yang mereka bawa sebagai bekal. Mendengar panggilan Anggun, mereka berdua langsung beranjak keluar dari air dan berlari menyerbu hidangan yang telah Anggun sajikan.
Banyak momen yang telah mereka lalui bersama, bahkan orang tua mereka telah percaya terhadap satu sama lain. Maka dari itu cukup mudah bagi Libra untuk keluar dengan hanya menyebutkan nama salah satu dari sahabat-sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Satria Ku
RomanceKetika sebuah kepercayaan dihancurkan oleh orang yang berperan sebagai tokoh utama dalam kisahnya. Libra, untuk pertama kalinya merasakan patah hati di hidupnya. Ia selalu percaya akan ada pelangi setelah badai. Namun, saat datangnya pelangi, tanpa...