"Baik terima kasih banyak pak atas waktunya"
"Oke, saya keluar dulu ya" Sekarang hanya tinggal Libra sendiri di dalam room pertemuan online yang dibuatnya sesaat setelah dosen penguji terakhirnya keluar. Libra menghela nafas panjang diiringi dengan sorakan beberapa orang di depan mejanya. Hari ini adalah hari dimana Libra menghadapi seminar proposalnya. Libra merasa bangga terhadap dirinya sendiri karena mampu mencapai titik ini. Mampu menghadapi ujian dari kedua dosen pengujinya dengan cukup lancar dan tidak banyak yang harus direvisi. Ia juga senang karena dikelilingi oleh banyak orang yang menyayanginya dan terus memberikan support untuk dirinya. Tinggal satu tahap lagi untuknya resmi menyandang gelar Sarjana Akuntansi yang selama ini ia impikan.
"Bangga gue sama lo Ra, ini hadiah dari Anggun yang cantik" Ujar Anggun sembari memberikan bouquet yang berisikan bunga dan beberapa lembar uang yang dibungkus menggunakan plastik bening.
"Aduuh Ra kenapa cepet gini sih, bentar lagi pasti gue ditagih nih sama mama gue yang selalu nanya kapan gue sempro" Sudah dari pagi Kia hanya mengeluhkan hal yang sama kepada Libra.
"Makanya gue bilang kasi apa kek ke dosen lo biar cepet di acc judul lo"
"Mana bisa, dia itu paling anti sama suap-menyuap. Inget ga oleh-oleh yang dulu gue bawa dari Malaysia? Kan disuruh gue bawa balik bagiin sama temen-temen aja katanya, padahal niat gue emang cuma pengen ngasi doang. Heran gue akh"
"Hmm.. sabar ya btw mana hadiah gue sinii"
"Iyaa iyaa, nih" Kia mengeluarkan sebuah bouquet bunga kecil dengan warna pastel, isinya terdiri dari bunga-bunga kering yang aesthetic.
"Aaaa lucu banget, thankyou Ki!" Libra tak dapat menahan rasa bahagianya. Ia tak kunjung berhenti tersenyum terlebih saat teman-temannya yang lain datang serta membawa banyak sekali hadiah untuknya.
Menjadi ratu sehari, itulah yang sedang Libra rasakan saat deretan Instagram story teman-temannya dipenuhi dengan wajahnya. Direct message nya juga diserbu oleh banyak sekali ucapan yang memberi selamat atas dirinya. Story miliknya juga penuh hingga menjadi titik-titik akibat me-repost story teman-temannya. Bahagia rasanya, namun euphoria ini akan hilang dalam dua hingga tiga hari kedepan, pikirnya. Dibalik semua itu, ada satu nama yang saat ini ia tunggu namun tak kunjung pula muncul untuk sekadar melihat story-nya. Raga, kemana dia? Biasanya dia selalu menjadi yang tercepat setiap kali Libra membuat story.
Libra membuka profil lelaki itu, tak ada apapun, semuanya masih tetap sama. Beberapa detik kemudian sepertinya harapan Libra dikabulkan. Lingkaran berwarna merah jambu mengitari foto profil Raga, namun Libra kaget bukan kepalang saat yang ia lihat bukanlah postingan yang wajar. Postingan itu menampilkan seorang wanita luar negeri yang hanya memakai pakaian dalam. Beberapa saat setelah itu, akun Raga berubah menjadi nama lain dan menampilkan foto-foto tak senonoh.
Libra yang awalnya bingung segera menyadari bahwa akun milik Raga ternyata diretas. Kasihan, pikirnya, namun ia tak dapat berbuat apa-apa karena ia bukanlah siapa-siapa. Ia juga tak berniat untuk memberitahukan hal itu kepada Raga, karena pasti teman-teman Raga sudah lebih dulu menyadarinya. Selain itu, Libra juga tak mau membuat kesan bahwa dirinya terlihat seakan mencari topik pembicaraan agar bisa berbicara
kembali kepada Raga. Untung saja ia memiliki rasa gengsi yang sangat besar sehingga pantang baginya untuk memulai. Menurutnya, diam saja lebih memiliki kelas walaupun hati serta perasaannya masih penasaran akan diri Raga yang sebenarnya.Sebuah panggilan video masuk dari Anggun, ternyata itu adalah panggilan ber-empat yang menampilkan Anggun, Kia, dan Diksa didalamnya.
"Selamat Libraa" Ujar Diksa dari balik layar ponselnya, agak berisik sepertinya Diksa sedang berada diluar rumah.
"Makasii broo" Balas Libra diikuti dengan seseorang yang terlihat mendekati Diksa dan ingin masuk kedalam layar. Terdengar samar percakapan antara Diksa dan temannya itu, sekilas mereka seperti membicarakan Libra. Anggun dan Kia saling bertatapan dengan memberikan mimik wajah yang aneh satu sama lain.
"Hai Libraa" Seorang anak laki-laki yang sedari tadi menempel pada Diksa mulai memberanikan diri menyapa Libra. Wajahnya tampan dengan potongan rambut model undercut. Hidungnya mancung dan terlihat cukup stylist.
"Haii, siapa?"
"Aufa.. btw selamat yaa"
"Hahahaha iyaa, makasih ya" Sebuah tangan dari arah kirinya menolak tipis kepala laki-laki itu diikuti dengan suara ejekan dibaliknya. Aufa, namanya, tersenyum ke arah teman yang menolak kepalanya dan membalasnya. Cukup manis, batin Libra. Melihat tingkah konyol teman-temannya, Diksa mengambil alih ponselnya.
"Emang gitu mereka, ga bisa liat cewe" Ujar Diksa sembari menghela nafas.
"Kamu gitu juga ya jangan-jangan?!" Balas Anggun dengan nada meninggi dan matanya melototi Diksa, sangat kejam.
"Eh enggak lah, enak aja" Jawab Diksa.
"Bohongg!!!" Anggun tak mau kalah. Melihat perdebatan rumah tangga mereka yang selalu saja terjadi dimanapun dan kapanpun, Kia dan Libra hanya bisa menghela nafas panjang. Kia memberi kode ke Libra untuk keluar dari panggilan bersamaan karena pusing melihat Anggun dan Diksa yang terus saja menyerocos seperti bebek. Libra memencet tombol merah pada layar ponselnya dan panggilan pun berakhir.
Selang beberapa menit setelahnya, sebuah request follow masuk ke Instagram milik Libra dengan username 'Aufaar'. Tahu siapa akun itu, Libra langsung menerimanya dan mengikuti balik akun itu. Tak lama kemudian, muncul sebuah pesan melalui direct message.
"Halo, assalamualaikum" sapaan pada umumnya, kebanyakan teman Diksa terlihat cukup sopan.
"Mulai lagi" batin Libra yang kemudian membalas sapaan dari Aufa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Satria Ku
RomanceKetika sebuah kepercayaan dihancurkan oleh orang yang berperan sebagai tokoh utama dalam kisahnya. Libra, untuk pertama kalinya merasakan patah hati di hidupnya. Ia selalu percaya akan ada pelangi setelah badai. Namun, saat datangnya pelangi, tanpa...