7

919 52 6
                                    

Berjalan memasuki cafe dengan antusias, Elea sampai lupa kalau kedua saudaranya masih ada di parkiran. Saat sudah menemukan meja untuk dia tempati, Elea menoleh ke belakang.

"Loh, Abang sama twins mana?"

Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, Elea belum menemukan keberadaan kedua saudaranya.

'sssh mereka ketinggalan' batin Elea meringis.

Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sebenarnya, Elea memutuskan duduk sambil menunggu mereka datang.

"Terlalu semangat? Sampe Abangnya ditinggalin. " ucap Elvan yang datang dari belakang, lalu mengacak rambut Elea. Sedangkan Elea menyengir lebar, sambil jarinya membentuk kode 'peace'.

"Hehehe maaf Abang, maaf twins, abisnya Elea udah ngga sabar, beneran disini jual pancake paling enak di kota ini?"

Elea berujar dengan antusias sambil menatap 2 orang di depannya. Sedangkan Elvan dan Eleo terkekeh melihat tingkah Elea.

"Iya, lihat tuh cafe ini rame, rata-rata pada beli pancake sama coffee latte. " ucap Eleo menjelaskan sambil mengedarkan matanya ke sekitar.

"Adek mau pesen apa?" tanya Elvan sambil menyodorkan buku menu. Yang langsung disambut antusias oleh Elea.

"Mau pancake red velvet sama pancake royal choco abangggg hehehe, terus minumnya emm apa ya? Cappucino aja deh."

Sambil menyodorkan kembali buku menunya, Elvan lalu memanggil waiters, lalu menyebutkan pesanan mereka bertiga.

"Lea, aku mau ngomong sesuatu. " ujar Eleo tiba-tiba.

"Kenapa twins? " Elea menatap kembarannya dengan raut penasaran, dan sedikit terkejut ketika Eleo menggenggam tangannya.

"Bisakah kita menjadi dekat seperti kembaran pada umumnya, jujur aku selalu merasakan apa yang kamu rasakan Lea, sejauh dan sebenci apapun aku padamu dulu, aku tetap kembaranmu, ikatan batin kita kuat. Aku minta maaf, atas sikapku yang berlebihan dan terlalu jahat, seharusnya aku lebih mengerti kembaranku, bukan malah menjauhinya dan membencinya, maakan aku Lea. "

ucap Eleo panjang lebar, bahkan tak sadar sudah meneteskan air matanya. Sedangkan Elea hanya diam kaku dengan raut muka sendu. Elvan menatap kedua saudaranya, lalu menggenggam tangan mereka.

"Abang juga minta maaf, belum bisa menjadi Abang yang baik untuk Elea dan Eleo. Harusnya Abang tidak ikut ikutan membenci Lea, menelan semua tuduhan untuk Lea tanpa mencari tau kebenarannya. Seharusnya Abang lebih bijak dan menasehati Leo dulu, tapi Abang malah ikut ikutan membencimu Lea. Mulai saat ini kita akan saling percaya, mari kita menjadi dekat dan saling menyayangi. Maafkan Abang. "

Sedangkan Elea sudah tak dapat menahan air matanya, namun terkekeh dalam hati karena akhirnya Abang Elea sudah menyadari kesalahannya. Namun, perjuangannya masih panjang. Ular busuk itu masih berkeliaran di sekitar saudara dan temannya. Diana kampret.

Mengatur ekspresinya kembali, Elea kemudian berujar.

"Elea maafkan, walau begitu Elea masih takut kalian menjadi jahat lagi, Elea masih sulit mempercayai kalian, kalian dulu begitu membenci Elea dan selalu memaki Elea setiap hari. Bahkan melakukan kekerasan pada Elea. Disini sakit sekali. " ujar Elea begitu lirih dengan tangan menyentuh dadanya.

Kedua saudara Elea ikut merasakan sakit pada hatinya. Diam-diam memaki diri mereka sendiri yang begitu bodoh. Kemudian Elvan dan Eleo memeluk Elea sambil menggumamkan kata maaf berkali-kali.

"Udah, bentar lagi pancake nya pasti dateng, ish Elea laper tauu. " Rengek Elea sambil melepas pelukan mereka. Raut mukanya cemberut dan bersedekap dada, membuat Elvan dan Eleo terkekeh melihatnya.

Transmigrasi ChelseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang