9

710 47 4
                                    

Elea sengaja diam dan melihat apa lagi yang akan dilakukan Diana kali ini. Drama apa lagi yang perlu Elea ikuti bersama wanita penuh topeng di depannya.

Sedangkan Diana, mendengar pertanyaan Arga pun langsung mendongak dengan wajah sok sedih dan menyesal. Dalam hati, Diana bersorak karena merasa kali ini ia akan berhasil menghancurkan nama baik Elea.

" K-kak Arga, aku kemarin lihat Elea dengan om om. Sebenarnya aku t-takut ehm memberitahu ini, tapi sepertinya harus kulakukan agar Elea bisa dinasehati." ucap Diana panjang lebar. Kemudian menoleh kearah Elea dengan raut sok bersalahnya.

Arga yang mendengar itu langsung menoleh juga kearah Elea.

"Elea, apa benar yang dikatakan Diana? maksudku kenapa kau seperti ini? " tanya Arga dengan nada datar dan raut kecewa. Ia kira Elea sudah berubah lebih baik. Sejak Elea menjauhinya, ia merasa kehilangan. Namun ia tepis dengan anggapan mungkin Elea sudah move on dan mencoba untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Namun, fakta apa yang baru ia tahu kali ini.

Sedangkan Elea yang melihat raut sok kecewa Arga pun ingin muntah rasanya. Berlagak seperti pacar yang telah dikhianati. Jujur, Elea sudah ingin memusnahkan pasangan bodoh di hadapannya ini. Tapi mengingat masih banyak hal yang perlu ia tahu dan ungkap. Dirinya menahan untuk tidak bertindak gegabah.

Lalu dengan muka terkejutnya, mata Elea mulai berkaca-kaca, dengan bibir melengkung ke bawah Elea menunduk dan berkata lirih.

" Apa maksudnya? Lea kemarin malam hanya di rumah. Tidak kemana mana."

Melihat kembarannya yang mulai menangis, Eleo langsung merengkuh Elea. Kemudian menatap tajam Arga dan Diana.

" Lo jangan terlalu bego bisa? Kembaran gue tadi malem ada di rumah, ngga keluar sama sekali. Dia bahkan tidur sama gue semalem. "
Ucapnya penuh penekanan. Membuat Arga tertegun. Lalu menatap Elea yang sudah terisak di dalam rangkulan Eleo.

" Dan lo bangsat, stop fitnah kembaran gue. Munafik cih. Berhenti tunjukin muka sok lemah lo itu. " Ujaran pedas itu keluar untuk Diana. Diam diam Eleo memaki dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana bisa dia percaya dengan raut wajah orang menjijikan seperti ini.

Diana menangis sesenggukan, kemudian menatap Arga dengan raut penuh kesedihan, ingin mencari pembelaan. Diana mulai mendekati Arga dan ingin memegang lengan Arga. Tapi belum sempat dia pegang, Arga langsung mendorongnya.

"Hiks a-aku ngga salah lihat kok, Kak Arga, aaku--

" Diem, cukup hentikan ucapan busuk lo. Menjauh dari gue. " Sentak Arga kemudian langsung meninggalkan kerumunan itu. Ia merasa malu dengan Elea dan merasa tidak enak hati dengan Eleo.

Kemudian dengan decakan, Eleo langsung menggandeng Elea untuk pergi darisana. Disusul teman temannya.

Elea menghadap ke belakang dan menatap tajam Diana.

'Bitch' ucap Elea tanpa suara.

Melihat itu, Diana langsung mengepalkan tangannya.

-------

Di kantin, Elvan menghampiri adeknya yang sedang menikmati baksonya dengan lahap. Gadis itu duduk sendirian, ia tahu bahwa teman-teman Elea itu pasti sedang berlatih chearleaders. Mengingat sebentar lagi akan ada pertandingan basket antar sekolah. Kenapa Elea tidak ikut? Dulu teman temannya sudah mengajak Elea, bahkan setiap saat mereka selalu bertanya. Namun karena Elea sibuk mencari perhatian Arga dan saudaranya, Elea tidak menggubris sama sekali ajakan para sahabatnya. Jadi seperti itu singkatnya.

Elvan mendekat ke arah Elea, dengan tetap berdiri dan menunduk, ia bertanya pada Elea.

"Dek, kamu gapapa?" ucap Elvan tiba-tiba.

Transmigrasi ChelseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang