10

515 40 2
                                    

Saat ini Elea sudah berada di kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 dimana makan malam di rumahnya sudah dilaksanakan. Tadi siang Elea pulang bersama Elvan dan membeli souffle pancake sesuai yang dijanjikan abangnya itu.

Mari kita sebut Elea dengan nama Chelsea

Chelsea duduk termenung di meja belajar sambil meratapi nasibnya yang sudah hampir sebulan berada di tubuh orang lain. Dirinya sudah terlalu lama bersantai dan merasa harus memulai pergerakan dengan baik. Masalah yang ada di tubuh ini harus segera diselesaikan agar dia bisa lebih cepat menguak kasus pembunuhan yang terjadi pada dirinya dulu.

Dirinya harus segera menemukan informasi lebih banyak tentang Elea dan segera mungkin membalaskan dendam Elea. Tapi informasi itu akan didapat darimana? Chelsea harus menemukan sesuatu yang dapat membantunya mengetahui lebih banyak tentang Elea. Yak! Buku Diary. Seharusnya ada di nakas meja belajar ini.

"Pasti ada di sekitar sini." gumam Chelsea sambil membuka satu persatu nakas meja belajar. Gotcha! Netranya menemukan buku diary bersampul warna peach dan bergambar seorang peri kecil.

Chelsea mulai membaca setiap lembar pada buku itu. Sudah ia duga pastinya berisi keluhan Elea mengenai saudaranya dan Arga. Lebih banyak berisi kata-kata galau ala remaja patah hati. Membosankan. Namun gerakan tangannya untuk membalik ke lembar berikutnya terhenti saat membaca kalimat singkat yang ada pada lembar tersebut. Tak sama seperti halaman sebelumnya yang berisi curahan hati yang begitu panjang.

Sesaat detak jantungnya berhenti. Kemudian menggelengkan kepalanya untuk menormalkan kembali perasaannya. Dia tidak salah membacanya kan?

"Shaka Gavreon Axelandra. Kenapa harus kamu?"

Kalimat itu tertulis rapi di bagian tengah dengan tinta biru. Chelsea berpikir keras arti kalimat ini, apa yang dimaksud oleh Elea.

Shaka? Kekasihnya?

Apa hubungan Elea dengan kekasihnya?

Melihat tanggal yang tertulis di bagian atas kanan halaman tersebut membuat Chelsea termenung. Memandang tulisan tersebut dengan tatapan rumit.

-------------

Beberapa hari berlalu, akhir - akhir ini Chelsea sibuk memikirkan kalimat singkat pada buku diary tersebut. Dirinya harus mencari informasi lebih banyak lagi tentang Elea, dan juga apa hubungan gadis itu dengan kekasihnya.

Terlalu asik melamun sehingga Elea tidak menyadari bahwa sedari tadi dia ditatap oleh seseorang.

"Elea, berhenti melamun."

Deep voice dari seseorang di sampingnya membuat Elea/Chelsea tersentak. Dan kemudian dirinya menoleh ke sebelah kanan dan matanya melotot melihat sosok tegap dan tinggi yang sedang menatapnya begitu dalam.

'Tampan sekali, apa ini akhir dari pencarian cintaku selama ini?'

"Ada apa denganmu?" Elea kembali tersentak mendengar suara dengan volume agak tinggi tersebut, ditambah dengan bahunya yang dipegang erat oleh pria di depannya ini.

" Eh om, ada apa ya om ganteng?" tanya Elea dengan malu malu. Sedangkan pria di depannya malah memberikan tatapan yang sulit diartikan. Sebelum tiba-tiba dia merasa keningnya sakit.

CTAKKKK

"ARGHH, om kenapa sentil kening aku?" ucap Elea dengan garang sambil mengusap keningnya. Sedangkan pria tersebut malah memutar bola matanya.

"Saya Abang kamu, Eleanza." Ucap pria tersebut dengan singkat padat dan jelas yang tetap saja membuat Elea yang mendengarnya bingung.

Hah? Abang?

Transmigrasi ChelseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang