8

928 58 4
                                    

Elea menatap kedua orang di depannya dengan raut bingung, lalu menoleh kesana kemari melihat keluarganya masih terdiam. 

Daddy Eza yang pertama kali tersadar pun segera berdeham. Semua orang sontak menatap kearahnya.

" 6 bulan jauh dari rumah membuatmu  lupa dengan adek perempuan kamu satu-satunya? " ucap Daddy Eza dengan menatap jengah putranya yang terkejut.

"Eleanza maksudnya?" tanya bara dengan penuh keraguan. Masa sih, perasaan adeknya tidak seperti ini. Adeknya memang cantik, tapi menor dan sangat over manja. Dan ya sedikit merepotkan.

Memang benar jauh dari Elea setelah 6 bulan pertukaran mahasiswa membuat otaknya agak geser dan sedikit melupakan sesuatu.

"Ya siapa lagi sih."

Kali ini Mommy Elona yang menyeletuk, heran kepada putranya yang mendadak lola. Kemana otak jeniusnya. Mengenali adek sendiri saja tidak bisa.

"Mom, cowok ganteng ini siapa? Abang Elea? Atau bukan? Kalo bukan Elea mau jadi pacarnya aja mom. "

Ucap Elea dengan antusias. Yang dibalas oleh pukulan centong nasi mengenai telapak tangannya.

"Ngawur kamu, dia abang keduamu, Elbara. "
Mommy Elona menjelaskan dengan nada sewot. Aduh, putrinya yang polos ini kenapa selalu lemah jika menghadapi cogan.

"Ehehehe, anu itu apa ya ehm hehehe maaf ya abang bara, hehe Elea insomnia soalnyaa." ucap Elea dengan kikuk.

"Amnesia kalikk cilll." pekik Elvan dengan gemas. Melihat tingkah Elea yang malu-malu dan belibet saat berbicara.

Lalu berdiri dan berjalan cepat kearah abangnya keduanya.

Semua yang ada disana menahan untuk tidak memekik gemas. Elea berhenti di samping kursi abang keduanya dan mengajak Elbara bersalaman seperti anak yang akan berangkat ke sekolah.

"Hehehe salam kenal, ini Elea, adek Abang. Elea seneng punya Abang ganteng gini."

Elbara hanya diam membuat Elea menggaruk tengkuknya kikuk karena sedikit malu telah ceplas-ceplos memuji abangnya. Kemudian sepasang tangan tiba-tiba menarik Elea ke pelukannya. Yang rupanya itu adalah Bara.

"Halo bintang kecil Abang yang imut, maaf tidak mengenali perubahanmu sayang. Iya ini Abang bara, Abang kedua kamu." ucap Bara sambil mencium pipi Elea. Yang dibalas tawa cekikikan  oleh Elea.

"Hehehe Abang bara sangat manis. "
Elea berkata sambil memeluk erat leher Bara.

Elea berteriak dalam hati, seperti reog rasanya Elea ingin menyerang Bara dengan ciuman bertubi-tubi.

Tentunya di luar Elea masih menampakkan raut polos, berbanding  jauh dengan kondisi hatinya. Elea teringat sesuatu,  kemudian Elea menoleh kearah mommy nya untuk bertanya.

"Lalu Abang pertama dimana mom? Kok gak pulang? Elea pengen ketemu Abang Xavier." Ucap Elea cemberut. Lebih tepatnya Elea penasaran ingin melihat wajah Abang pertama Elea. Apakah lebih tampan lagi?

"Abangmu itu ada di California, terlalu betah mengurusi perusahaan utama, entah kapan pulangnya." Ucap mommy dengan dengusan. Tak dapat ditampik ia juga merindukan putra pertamanya.

Daddy Eza menoleh dan berujar singkat.
"Daddy akan menyuruhnya pulang segera."

Setelah itu mereka fokus melanjutkan kembali makan malamnya, karena titah sang Daddy.

------

Elea sedari tadi menghela nafas, duduk diatas kasur queen size miliknya, Elea duduk dan mengotak ngatik laptopnya yang menampilkan aplikasi streaming film. Dengan memangku banyak cemilan favoritnya yaitu nyam nyam, yang sedari tadi belum ia makan sama sekali, karena masih mau menemukan film apa yang mau ia tonton malam ini.

Transmigrasi ChelseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang