Awal Kisah Dimulai

204 25 37
                                    

☁️☁️☁️

Jikyung menepuk-nepuk hoodie yang dia kenakan untuk menghilangkan tetesan air hujan yang mengenainya sepanjang dia menuju study cafe ini dari sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jikyung menepuk-nepuk hoodie yang dia kenakan untuk menghilangkan tetesan air hujan yang mengenainya sepanjang dia menuju study cafe ini dari sekolahnya. Sebelum masuk ke dalam kubikel tempatnya akan belajar, gadis itu menyapa sebentar bibi pemilik study cafe yang saat ini tengah menata beberapa buku di raknya.

“Selamat malam, Bibi.”

Pemilik study cafe atau yang biasa dipanggil Bibi Ahn itu pun menoleh kemudian menampilkan senyumannya kala melihat Kang Jikyung, seorang siswi yang hampir setiap hari berkunjung di study cafenya untuk belajar.

“Mau belajar, eoh?” tanyanya dan Jikyung mengangguk. “Ya sudah, segera masuk ke kubikelmu dan belajar yang rajin ya. O ya, kamu bisa ambil beberapa bungkus wafer di rak snack sana untuk teman belajar,” Tambah Bibi Ahn. 

Sebelum sempat membalas perkataan Bibi Ahn, seorang laki-laki tiba-tiba datang menghampiri Bibi Ahn dan menyapa wanita itu yang membuat fokus Bibi Ahn sedikit teralihkan dari Jikyung. Jikyung tahu laki-laki itu siapa dari seragam sekolahnya. Dia seorang siswa SMA seperti Jikyung yang juga sering datang ke study cafe milik Bibi Ahn ini. Jika dilihat dari seragamnya, dapat Jikyung ketahui jika laki-laki itu bersekolah di salah satu SMA bergengsi yang jaraknya lumayan jauh dari study cafe ini. Entah apa motivasi laki-laki itu hingga bisa sampai di sini, meskipun di daerah sekolahnya sana sudah pasti banyak study cafe juga.

Walaupun demikian, Jikyung tak pernah benar-benar mengetahui wajah ataupun suara laki-laki itu karena dia selalu datang lebih dulu dari Jikyung lalu duduk di kubikel paling ujung yang membelakangi pintu masuk di lantai 2 untuk belajar. Berdasarkan dari posturnya, selama ini Jikyung menebak jika laki-laki itu memiliki wajah yang tampan.

Benar saja, ketika melihat laki-laki itu dalam jarak sedekat ini dan senyuman yang terpatri di bibirnya, laki-laki tadi tampak sangat tampan bagi Jikyung. Matanya pun tak dapat lepas dari wajah laki-laki itu.

“Aigoo.. Jikyung, kamu belum masuk ke kubikelmu ya?”

Jikyung pun tersadar dari lamunannya ketika suara Bibi Ahn menyapa telinganya. Hal itu pun membuat laki-laki tadi ikut menoleh pada Jikyung hingga mereka berpandangan sesaat. Rasanya.. Jikyung tak ingin melepaskan pandangannya sedetik pun dari laki-laki itu. Terlalu sayang untuk dilewatkan.

Melihat Jikyung yang masih setia memandangi laki-laki di depannya itu, Bibi Ahn tiba-tiba memiliki ide untuk memperkenalkan mereka berdua. “Nah berhubung kalian berdua merupakan pelanggan setia cafe ini, kalian harus berkenalan. Jikyung, ini Seungmin dan Seungmin, ini Jikyung,” Ucap Bibi Ahn sambil menunjuk Jikyung dan Seungmin bergantian.

Melihat adanya kesempatan yang tampaknya terbuka untuknya, Jikyung pun segera mengulurkan tangannya duluan pada Seungmin.

“Jikyung,” Ucapnya kemudian tersenyum.

The Destiny Between Us (Kim Seungmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang