Chapter kali ini cukup panjang. Semoga kalian nggak bosen ya. Di awal emang nyeritain tentang Jihyun Hyunjin dulu, tapi tenang aja, setelahnya balik ke Jikyung Seungmin kok. Chapter ini juga megang bagian penting dari cerita. Happy reading!
______________________________________
Perjodohan
☁️☁️☁️
“Ibu mau ke mana kok rapi gitu?” tanya Jihyun pada ibunya yang siang ini sudah rapi dengan aroma parfum yang sangat merebak ketika ibunya lewat.
“Mau reuni SMA di restoran nih. Kamu sendiri nggak pergi jalan-jalan? Mumpung Sabtu gini,” ucap ibu Jihyun, Gyuri, sambil mengenakan sepatunya di sebelah Jihyun. Jihyun sendiri saat ini sedang mengisi waktu kosongnya dengan membaca buku di ruang keluarga sambil rebahan di sofa. Tugas kuliah nanti sajalah pikirnya karena rasanya gadis itu sudah mulai burnout. Jihyun ingin me-refresh otaknya dengan bacaan yang dia sukai.
“Nggak deh. Mau istirahat aja di rumah,” jawab Jihyun tanpa mengalihkan atensinya dari buku bacaannya.
“Nggak mau punya pacar sih.”
Kali ini ucapan ibunya berhasil mengalihkan atensi Jihyun dari bukunya. Gadis itu langsung melayangkan protesnya. “Ibuuuu. Aku bukan nggak mau, tapi emang belum punya aja,” sanggahnya. Siapa juga yang mengatakan Jihyun tidak mau punya pacar? Kalau memang belum ada yang cocok, memangnya Jihyun mau apa juga, kan? Berkali-kali ibunya menyuruhnya untuk punya pacar, berkali-kali pula Jihyun juga menjelaskan kalau memang belum ada yang cocok. Lagipula Jihyun masih muda, kan? Tidak buru-buru ingin menikah juga, batinnya.
“Ah pertemananmu kayaknya kurang deh. Mau cocok gimana, teman laki-laki aja nggak punya,” timpal ibunya sambil mengecek kembali dandanannya di kaca kecil miliknya setelah selesai mengenakan sepatu.
“Ada kok.”
“Siapa coba?” tanya Gyuri sambil menatap Jihyun dengan agak mengejek.
“Han Jisung,” jawab Jihyun sambil kembali membaca bukunya yang seketika membuat ibunya berdecak. “Ya kan dia laki-laki, Bu. Dekat malah sama aku. Punya dong itu namanya,” tambah Jihyun masih tidak mau kalah dari balik bukunya. Akhirnya ibunya yang mengalah.
Gyuri pun berdiri dari sofa lalu bersiap-siap untuk pergi, tetapi berpamitan dulu pada anaknya, “Ya sudah, ibu pergi dulu.” Baru beberapa langkah, Gyuri terdiam di tempatnya sambil berpikir. Perempuan paruh baya itu kemudian menjentikkan jarinya seraya bergumam, “Ah iya bener juga.” Dari situ Jihyun mulai curiga. Gadis itu pun melirik ibunya dari balik buku bacaannya. “Ibu tau. Kamu mending anter ibu aja ke tempat reuni. Daripada di rumah aja.”
Nah kan
Jihyun menjatuhkan bukunya ke pahanya, “Buuu, aku pengen istirahatttt,” protesnya sambil menjejak-jejakkan kakinya.
“Ck, udah sana ganti baju. Udah mandi, kan?” tanya ibunya dan Jihyun mengangguk. “Ya udah, cepetan. Ibu tunggu. Nggak mau uang jajanmu ibu potong, kan?” Mau tidak mau akhirnya Jihyun berdiri dari posisinya dan pergi ke kamarnya untuk ganti baju. Tidak, uang jajannya tidak bisa dipotong. Kalau dipotong, bagaimana dia bisa belanja buku?
Tak lama kemudian Jihyun kembali ke ruang keluarga dengan mengenakan kaos oversize dan loose jeans yang membuat ibunya menggeleng-gelengkan kepalanya. Jihyun pun menampilkan ekspresi bingung, bertanya-tanya apa yang salah dengan penampilannya. Toh dia cuma mengantar kan? Dia hanya berdiam di mobil saja, jadi tidak masalah berpenampilan seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Between Us (Kim Seungmin)
Fanfiction"Setelah mencarimu selama ini, aku akhirnya menemukanmu. Kamu datang sendiri padaku, seolah-olah takdir memang sengaja mempertemukan kita kembali."