10

26 5 10
                                    

Secuplik Kehidupan Seungmin

☁️☁️☁️

“Seungmin, kamu inget aku? Sebenernya ini udah lama mau aku tanyain ke kamu, tapi aku ragu." Setelah bertanya, Jikyung segera menundukkan kepalanya, merasa takut dengan jawaban Seungmin. Jantungnya pun seketika berdetak lebih kencang.

Seungmin terkekeh, membuat Jikyung mendongak dan mengernyitkan alisnya. Apakah ada yang aneh dengan pertanyaannya barusan?

“Akhirnya kamu bahas duluan tentang hal ini. Aku inget kok. Kita dulu sempat ketemu di study cafe Bibi Ahn, kan? Bibi Ahn yang kenalin kita. Kamu juga pernah kasih aku kopi dan aku kasih kamu gummy bear yang persis kaya gini,” ucap Seungmin sambil menunjuk sebungkus gummy bear di tangannya yang masih terjulur pada Jikyung.

Jikyung segera menutup mulutnya yang menganga dengan tangannya. Sangat tidak menyangka jika Seungmin mengingatnya, bahkan mengingat detail tentang apa yang mereka lakukan dulu.

“Kok kamu nggak bilang apa-apa waktu kita pertama kenalan di kafetaria waktu itu?” Tanya Jikyung.

“Kamu sendiri juga nggak bilang apa-apa waktu kita kenalan. Aku takut kamu lupa karena kita cuma kenal beberapa hari aja dan nggak pernah ngobrol akrab juga. Siapa tau kamu lupa kan? Akhirnya aku diam aja seolah-olah kita emang baru pertama kali kenal. Aku sebenernya udah ngerasa nggak asing juga waktu dengar namamu dari Hwang Yeji.”

Jikyung berteriak kegirangan dalam hatinya karena ternyata Seungmin mengingatkan. Bayangkan, crush-mu ternyata mengingatmu! Sungguh hal yang luar biasa. Meskipun begitu, Jikyung berusaha mati-matian menjaga ekspresi wajahnya agar tidak memalukan.

Jikyung ingat saat pertama kali mereka bertemu lagi setelah sekian lama. Gadis itu sempat tertegun karena melihat Seungmin tiba-tiba muncul di depannya saat itu di kafetaria sebagai orang yang Yeji mintai tolong untuk menggantikannya membantu Jikyung. Lidah gadis itu terasa kelu dan tak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun karena terlalu terkejut.

“Aku inget kamu kok. Tapi sama seperti alasanmu, aku takut kamu lupa sama aku. Jadinya kan malu sendiri kalo ternyata cuma aku yang inget,” jawab Jikyung. Setelah itu mereka tertawa berdua.

“Dunia memang sempit ternyata,” ucap Seungmin dan Jikyung mengangguk menyetujui. Gadis itu merasa lega sekarang karena sudah menyuarakan pertanyaannya dan sudah mendapatkan jawaban dari Seungmin. Laki-laki itu mengingatnya. Kini yang jadi pertanyaan adalah mengapa Seungmin tidak muncul lagi di study cafe, ke mana laki-laki itu?

“O ya, kenapa waktu itu kamu menghilang tiba-tiba dan nggak pernah datang lagi ke study cafe?” 

Pertanyaan Jikyung barusan membuat ekspresi Seungmin berubah.

“Aku pindah ke study cafe yang lebih dekat dari sekolah dan rumahku. Iya, gitu,” Ucapnya sambil mengusap tengkuknya. “Aku bingung juga harus pamitan ke kamu apa nggak soalnya pikirku apa kamu peduli aku pindah. Kita saat itu juga baru kenal beberapa hari.”

Ah jadi itu alasannya. Jikyung rasanya ingin berkata pada Seungmin kalau dia sangat peduli Seungmin pindah. Jikyung peduli kenapa Seungmin tidak berpamitan di hari sebelumnya, tapi Jikyung sadar jika dia bukan siapa-siapa karena mereka dulu tidak akrab. Sebutan "teman" pun sepertinya kurang tepat untuk menggambarkan hubungan mereka dulu. Maklum, mereka baru kenal beberapa hari saja.

Tentu Jikyung merasa kecewa ketika Seungmin tiba-tiba menghilang di saat dia memiliki perasaan pada laki-laki itu. Setiap harinya Jikyung selalu menunggu kedatangan Seungmin di study cafe. Jikyung selalu berharap di keesokan harinya dia bisa kembali bertemu Seungmin, tapi Seungmin tidak pernah muncul lagi. Menunggu tanpa kepastian itu tidak enak dan melelahkan. Jikyung ingin mengatakannya, tapi jelas saja tidak mungkin.

The Destiny Between Us (Kim Seungmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang