1

101 17 32
                                    

Mencari Seseorang dari Masa Lalu

☁️☁️☁️

“Jadi untuk evaluasi kinerja kita bulan ini, aku mau ngasih apresiasi ke sie berita dan sie hiburan karena berhasil ningkatin pembaca di website mahasiswa. Terima kasih untuk kerja kerasnya ya. Terutama untuk sie hiburan, ide kalian untuk bikin kolom heart to heart di website mahasiswa itu disambut baik yang bisa diliat dengan banyaknya mahasiswa yang nulis di sana untuk nyampein pesan ke orang yang mereka tuju. Terima kasih juga buat sie berita karena udah bekerja keras dengan ngeupload berita setiap hari.”

“Untuk sie artikel dan cerita, aku juga berterima kasih atas kerja keras kalian, tapi aku harap kalian bisa ningkatin kualitas konten kalian. Kayaknya pembaca kita di bagian itu agak menurun tiap bulannya. Jadi, bisa kan kalo kalian ningkatin lagi kualitas konten kalian dengan ya.. bikin artikel dan cerita yang lebih kreatif dan beragam misalnya.”

Ucapan Seo Changbin ketika evaluasi bulanan writing clubnya 30 menit yang lalu masih terngiang di otak Kang Jikyung. Posisinya sebagai koordinator sie artikel dan cerita tentu menuntutnya untuk segera memutar otak dan mencari cara agak dia dan timnya dapat meningkatkan kualitas konten yang mereka buat.

Jujur, sebenarnya gadis itu cukup iri dengan pujian yang Changbin, ketua club-nya, berikan untuk sie berita dan sie hiburan pada evaluasi bulanan kali ini. Jikyung merasa jika kinerja timnya sudah bagus, hanya saja mau tidak mau Jikyung membenarkan ucapan Changbin tadi. Konten yang mereka buat terlalu monoton memang dan sebenarnya Jikyung juga mengakui itu.

“Udahlah, nggak usah terlalu dipikirin juga. Kita pasti bisa ningkatin kualitas artikel dan cerita yang kita buat.” Suara Jihyun yang baru datang dan duduk di sebelah Jikyung membuyarkan gadis itu dari kegiatan berpikirnya. “Nih minum dulu biar lebih lega,” Ucap Jihyun sambil memberikan segelas vanilla latte yang baru dibelinya dari mesin penjual kopi otomatis yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk saat ini.

Jikyung menghirup dan menyesap vanilla lattenya pelan. Benar kata Jihyun tadi, sekarang gadis itu merasa lebih lega dan tenang.

“Makasi ya vanilla lattenya. Nanti aku ganti uangmu deh.”

Jihyun yang sedang menyesap cappucinonya melambaikan tangannya menandakan ‘nggak usah’.

“Ck, kayak sama siapa aja. Aku yang traktir,” Jawab Jihyun setelah selesai menyesap cappucinonya. “Setelah ini kamu tidur dulu deh mending. Mikirin masalah club nanti aja kalo kamu udah istirahat.”

Jikyung mengedikkan bahunya. “Mana bisa aku kayak gitu. Aku nggak bisa tidur sebelum aku nemuin solusi untuk masalah ini. Kamu sendiri kan tau kalo jadwal kita upload artikel dan cerita di website mahasiswa itu setiap 2 minggu sekali. Kita harus cepet nemuin cara untuk memperbaiki konten kita, kan?”
Jihyun mengangguk setuju. Gadis itu paham dengan posisi Jikyung saat ini. Jihyun pun menyenderkan punggungnya pada tembok sambil berpikir. Entah kenapa tiba-tiba terlintas di otaknya sebuah ide yang sepertinya menarik untuk dilakukan.

“Aku tau!” ucapnya tiba-tiba sambil mengangkat punggungnya dari tembok. Jikyung pun segera menaruh atensinya pada Jihyun. “Gimana kalo untuk artikelnya, kita coba bahas sesuatu di luar kampus. Ya.. semacam rekomendasi tempat gitu.”

“Contohnya?”

“Di deket kampus kita banyak cafe, kan?” tanya Jihyun dan seketika Jikyung mengangguk.

“Bahkan kayaknya makin banyak cafe baru di sekitaran sini soalnya punya potensi yang bagus karena di sini banyak mahasiswa.”

Jihyun menjentikkan jarinya. “Nah itu maksudku. Gimana kalo untuk artikel selanjutnya, kita bikin tentang rekomendasi cafe sekitaran kampus? Kan bagus tuh, mumpung di sini juga banyak cafe dan kita bisa bikin konten tentang detail cafe-cafe itu di website buat rekomendasi mahasiswa kampus ini. Penjelasannya mungkin bisa tentang desain, suasana, menu-menunya, harga, dan lain-lain. Karena kalo aku liat dari cerita temen-temen kita, banyak yang pengen cobain semua cafe-cafe itu buat variasi tempat nongkrong, tapi takut juga kalo misal harga menu di sana mahal dan menunya nggak cocok.”

The Destiny Between Us (Kim Seungmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang