Bab 1 Merantau

1.9K 13 0
                                    

Hari hari buram akhirnya datang juga, setelah kebahagiaan hakiki yang tereguk setelah kehadiran buah hati tepat setahun yang lalu.

Setelah impiannya tercapai untuk menyunting Yuyun Yunengsih wanita pujaan yang telah di pacarinya sejak dari masa mereka duduk di bangku smp, Jaka akhirnya merasakan penatnya mencari nafkah di desanya yang rasanya makin lama makin tandus.

Jaka sebenarnya tidak terlahir dari keluarga yang kurang berada, namun statusnya sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dengan dua adiknya masih kecil kecil seakan mempunyai beban tersendiri untuk mengalah pada adik adiknya. Pada akhirnya dia sendiri yang merasakan beban yang seakan semakin hari bertambah berat.

Nikah saat usia yang harusnya masih belajar telah nenuntutnya untuk beradaptasi menjadi mature sebelum waktunya.

Yuyun istrinya yang berusia sebaya dengannya, sebenarnya tidak terlalu menuntut, namun semenjak kelahiran anak pertama mereka yang membuat anggaran mereka bertambah drastis secara spontan, mau tak mau sering berbicara pada suaminya itu yang makin lama seakan menjadi pemalas saja.

Yuyun yunengsih wanita cantik berumur 22 tahun yang sebaya dengan Jaka, terlahir dari pasangan sunda, tepatnya dari daerah Garut selatan dekat Pangandaran, yang kemudian menetap di jawa sejak 10 tahun silam. Ayah dan ibunya hanya buruh tani biasa yang mudah bergaul dengan tetangga sekitarnya. Namun paras ayu khas Priangan benar benar melekat dalam diri Yuyun, membuatnya menjadi rebutan bagi lelaki lelaki yang mengenalnya. Namun pada akhirnya Jaka lah yang beruntung mendapatkan hati dan cinta Yuyun.

"Ak...apakah Aak ga bosan tiap hari mancing terus ?" Ujar Yuyun saat melihat Jaka telah bersiap dengan pancing bambunya seusai mereka sarapan bersama.

"Kan buat lauk makan kita Neng hasilnya." Jawab Jaka cuek.

"Tapi kita lebih butuh duit Ak...tabungan kita sudah nipis." Sambung Yuyun.

"Makanya doain Aak dapat ikan banyakan biar bisa di jual juga." Kata Jaka sembari tersenyum, lalu menghampiri istri tercintanya itu dan mengecup bibir Yuyun yang memang sangat sensual itu.

Akhirnya Yuyun hanya bisa mendesah memandang kepergian suaminya itu tanpa mampu berucap lagi. Sebenarnya buat Yuyun, Jaka yang telah memberinya seorang anak yang begitu cantik yang kini telah tepat berusia setahun itu masih terlampau sangatlah muda.

Ia paham betul bahwa suaminya itu belum begitu memahami hal hal mengenai kehidupan keluarga, namun cinta tetaplah cinta yang kadang tak membutuhkan untuk berpikir hal hal yang rumit.

Sementara itu Jaka yang sedang melangkah gontai menyusuri tanggul kali kecil yang kini sudah menjadi sebuah kali mati imbas proyek pelurusan daerah aliran sungai beberapa tahun silam, tertarik akan suara sendau gurau di balik rumpun rumpun pohon pisang yang pepat tumbuh di bantaran kali mati yang kini menjelma menjadi sebuah telaga kecil itu.

Di lihatnya ternyata Rudi sahabatnya tengah memancing bersama Danu yang juga kakak Rudi yang paling sulung.

"Hoii Jak...sini sini gabung !...mau mancing juga kan ?" Kata Danu yang melihat kedatangan Jaka lebih dulu.

"Iya mas....Mas Danu kapan pulang dari Jakarta ? Rud...kamu ga kuliah ?" Jawab Jaka sembari balik bertanya.

"Kemaren sore Jak. Kamu sendiri tumben sepagi ini sudah ke kali ?" Tukas Danu lagi sementara Rudi hanya cuek tampak fokus dengan gagang pancingannya.

"Suntuk mas...ga ada kerjaan...di rumah di omelin mamahnya Niar terus...mending ke kali." Jawab Jaka sambil mengambil tempat spot memancingnya agak menjauh dari kedua kakak beradik yang masih ada sedikit hubungan kekerabatan dengannya itu dari pihak kakek.

"Kerjaan itu banyak...tapi kalo yang bisa di sambi ngelonin istri ya ga ada." Timpal Rudi agak sinis.

Jaka hanya tersenyum getir mendengar ucapan kawannya yang satu itu. Memang sejak ia berhasil menikahi Yuyun, banyak teman teman karibnya merasa iri, terutama Rudi sendiri. Jaka tau benar bahwa sebelum ia menikahi Yuyun, Danu juga naksir berat pada wanita yang kini telah resmi di halalkannya itu. Bahkan sampai sekarang Danu belum juga menemukan lagi wanita untuk di jadikan teman hidupnya, yang membuat Rudi sangat prihatin akan nasib saudaranya itu.

GERBANG MASA DEPAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang