Bab 11 Pertemuan Tak Terduga

95 3 0
                                    

Rumah Yuyun langsung sepi lengang ketika beberapa tetangga nya yang bantu beres beres sudah pulang ke rumah masing masing, begitu juga Darti yang memilih istirahat di rumahnya sendiri bersama anak bungsunya saja karena Imah anak Darti  yang lain memilih tinggal bersama Yuyun. Rumah Darti sendiri hanya beberapa langkah saja jaraknya dari rumah Yuyun, karena memang masih satu lahan pekarangan.

Sementara Ary masih berbincang dengan Pak Sumitra bapak dari Yuyun bersama beberapa pemuda yang di antaranya adalah Rudi, namun hanya sebentar saja para pemuda itu segera berpamitan pulang.

"Mampir Ar...!" Kata Rudi saat bersalaman sekaligus pamitan dengan Ary.

Rudi sendiri adik satu tingkat Ary dari sejak bersekolah di SMP yang sama sampai kampus kuliah yang sama hanya SMA saja mereka tidak satu almamater.

"Iya makasih Rud, kapan kapan yah...oyah kapan wisuda Rud?" Tanya Ary karena menurut perhitungannya Rudi kemungkinan lulus tahun ini.

"Tau lah Ar...mundur lagi kayaknya, skripsi saja belum." Jawab Rudi yang tahun ini telah menginjak semester ke sepuluh.

"Ohh ..iya deh gapapa asal jangan terlalu kerasan aja di kampusnya Rud.. hehehe." Ujar Ary lagi bercanda.

Rudi hanya tersenyum kecut lalu melambaikan tangan sebelum melangkah menyusul beberapa kawannya yang telah pergi duluan.

Ary masih termangu mangu melihat kepergian para pemuda sebayanya itu yang memang banyak yang kurang mengenal Ary, karena selain beda kampung cukup jauh dan terpisah oleh sebuah sungai yang besar juga beda administrasi kabupaten yang biasanya beda juga adat dan tempat kongkow nya.

"Rudi itu adiknya Danu mas..." Kata Yuyun yang tiba tiba saja sudah berada di samping Ary.

"Ohhh ..Danu yang waktu itu yank?" Tanya Ary yang memang kurang tau silsilah keluarga Rudi meski pernah cukup akrab dengannya.

Yuyun hanya mengangguk, lalu menarik tangan Ary untuk duduk di kursi teras bersamanya.

"Dede udah bobo yank?" Kata Ary menanyakan Nindy.

"Udah mas bersama Imah."

"Oh ya keputusan kamu soal Imah tepat yank...aku sangat setuju, sudah lama aku ingin memiliki seorang adik yang tak pernah kesampaian, dan saat melihat Imah tadi rasanya keinginan itu terasa datang lagi." Ujar Ary.

"Aku kasihan dia mas..." Kata Yuyun.

"Iya...gadis itu manis sekali, kita akan mengasuhnya sayank...bukankah dia adek Jaka yah...?" Tanya Ary dan Yuyun hanya mengangguk mengiyakan.

"Tapi aku juga kasihan kamu mas, nanti harus terbebani dengan empat mulut yang minta makan padamu." Ujar Yuyun.

"Empat?"

"Jangan lupakan ini sayank.." Jawab Yuyun sambil mengusap usap perutnya.

"Oh hohohoo...iya iya...jangankan empat dilipatkan tambah empat lagi juga no problem yank...."

"Ihhh ..emang mau nernak anak apa?" Kata Yuyun tersenyum sambil mencubit pinggang Ary.

"Sayank kurasa aku harus pamit...kembali ke rumah ortuku..."

"Kenapa ga nginap saja mas ...."

"Weisss...janganlah tar aza klo sudah bener bener resmi dimana ada aku harus ada kamu yank."

"Memang ga kangen mas?" Goda Yuyun

"Banget sayank tapi kan klo disini beda, aturan di kampung itu rumit yank, tapi demi kebaikan sabar dulu lah toh juga cuma seminggu kan..." Ujar Ary yang di amini Yuyun dengan anggukan dan senyuman manisnya.

GERBANG MASA DEPAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang