Bab 3 Musibah Beruntun

402 3 0
                                    

Ary Suryapratama adalah pria muda yang berparas tampan di tunjang dengan penampilan fisik yang keren. Meskipun lulus kuliah dengan ipk pas pasan, namun beruntung berhasil lulus seleksi yang di selenggarakan perusahaan kereta api negara. Yang membuatnya mendapat ikatan dinas sebagai masinis KRL, setelah menyelesaikan pendidikan dinasnya selama 6 bulan di kota kembang.

Setidaknya Ary lebih beruntung dari beberapa orang teman seangkatan yang hingga kini masih banyak yang lontang lantung dan mondar mandir dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk sekedar berebut posisi sebagai tenaga kontrak.

Sedikit flashback..sejak kanak kanak Ary seakan hidup dua situasi dalam satu waktu. Di rumahnya sendiri, dia bagaikan raja yang mendapatkan limpahan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya mengingat hanya dia seorang saja putra mereka. Namun di sekolah dan di lingkungannya Ary hampir tiap hari jadi bahan bullyan teman teman sebayanya, sering di adu berantem sesama rekan dan paling parah sering di palak uang jajannya.

Hingga akhirnya mamahnya memilih membawa Ary untuk melanjutkan sekolahnya di kampung, menyelesaikan pendidikan dasarnya sampai lulus kuliah di sebuah universitas yang cukup bonafide di kota pelajar.

Memikirkan saat saat masa kuliah pada akhirnya akan slalu membuatnya tertuju pada sosok wanita pernah sangat lama bertahta di hatinya, meskipun juga pada akhirnya akan membuat dendam membara di dadanya kembali berkobar.

"Ahhhhhh .." Desah Ary saat benaknya kembali bermunculan moment moment yang sangat membuat sakit hatinya.

Aliya Saraswati Dewi....ingatan Ary kembali tertuju pada sosok itu, sosok yang membuat persahabatannya dengan Redi sahabat kentalnya sejak SMP hancur dan berubah menjadi pertikaian yang kemudian berujung dendam. Aliya, Ary, Redi dan Fatma yang juga pacar Redi saat itu, bersekolah dan kemudian kuliah di institusi yang sama meski beda beda jurusan, membuat hubungan yang terjalin begitu istimewa, yang bahkan membuat banyak orang iri akan keakraban mereka.

Ary masih sangat ingat saat habis seharian jalan menemani Redi ke kota Madiun untuk menengok sepupu Redi yang kena musibah lakalantas. Dan sepulangnya dari kota itu kemudian giliran Ary yang di bawa ke rumah sakit setelah demam dan muntah muntah parah, yang mengharuskannya di rawat inap selama tiga hari. Lalu setelahnya ia mendapat sebuah pesan gambar dari nomor yang sama sekali asing buatnya.

Pesan gambar yang merubah segalanya menjadi berbeda total. Yang membuat Ary menjadi sosok yang dingin dan pendiam serta kehilangan kepercayaan pada siapapun juga meskipun tidak sampai anti sosial.

"Ting...tonggg....tingg...tonggg...." Bunyi bel rumah terdengar sekaligus mengakhiri lamunan Ary.

Ary segera bangkit dari ranjang yang juga tempat favoritnya, kemudian mengenakan kaos pendek tipis katun lalu beranjak dan membukakan pintu rumah dan pagarnya.

Di lihatnya Jaka bersama seorang perempuan muda berparas cantik manis yang menggendong anak perempuan yang masih sangat kecil.

"Maaf Mas Ary...saya hanya ingin minta ijin untuk menempati rumahnya hari ini juga." Ujar Jaka sopan sembari tersenyum di ikuti Yuyun yang juga tersenyum manis sambil menatap Ary.

"Oh iya mas silahkan....tadi kunci rumahnya sudah mas bawa kan ?" Balas Ary ramah.

"Iya mas malah kami sudah masuk dan bersih bersih meski baru ala kadarnya saja." Lanjut Jaka.

"Oh iya maaf mas tadi belum sempat membersihkannya hehehe kalo gitu gimana kalo saya bantu bawa perabotannya saja barangkali banyak yang mau di bawa dari rumah yang lama ?" Ujar Ary

"Oh iya mari silahkan masuk dulu mas juga mbak ..!" Kata Ary lagi yang kemudian mempersilahkan dan memberi jalan Jaka dan Yuyun untuk masuk ke dalam rumahnya sambil dirinya sendiri lalu masuk duluan.

GERBANG MASA DEPAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang