Bab 17 "Kakak Sayang Dedek"

226 3 0
                                    

Begitu komando dari pimpinan terucap, seketika itu pula perintah itu terdengar sampai anggota paling dasar. Forum ormas kepemudaan itu memiliki prinsip dasar persaudaraan, kesatuan, kekompakan dan kesetiakawanan yang sangat tinggi, yang mana satu saja anggota di lukai maka semuanya akan membalasnya. Bahkan apabila yang di lukai itu anggota yang paling bawah sekalipun.

Apalagi setelah mereka mendengar bahwa adik Ary lah yang di culik, tanpa banyak pertimbangan lagi hampir semua anggota forum itu langsung bergerak mencari keterangan dan mengumpulkan informasi lainnya.

Bagi anggota kalangan bawah yang banyak tersebar di luaran dan pinggiran kota atau juga sering di sebut kaum marjinal, Ary adalah seorang anggota yang utama, orang yang tak pernah memilih dalam bergaul bahkan selalu ringan tangan membantu dalam hal apapun dan pada siapapun juga. Ary slalu tampil di depan saat kawan kawannya mendapat masalah.

Bantuan hukum, pengusahaan lahan buat anggota yang jadi korban penggusuran, bahkan sampai membukakan peluang rekaman untuk anggota dari keluarga punk dan gypsi hingga bisa mapan, adalah beberapa dari sekian banyak aksi Ary Suryapratama terkait fungsinya di keanggotaan forum ormas kepemudaan itu.
Menjadikan Ary sangatlah berwibawa bagi banyak kawan kawannya.

Adzan subuh baru berkumandang, dan Ary sendiri sedang memeluk Yuyun di ranjang kamarnya ketika smartphone nya berdering.

"Iya pak asalamualaikum..." Kata Ary saat melihat ketua rw lah yang menelponnya.

"Pak Ary TO sudah ada di markas sekarang."

"Heihhh....iya pak iya pak saya kesana sekarang...tapi bagaimana dengan adik saya pak...?"

"Adiknya apakah bernama Siti Fatimah?"

"Benar pak ..klo gitu saya kesana sekarang."

"Iya pak sebaiknya begitu..ini soalnya adik bapak tampak shock..."

Ary langsung menutup hp nya lalu segera mengenakan pakaiannya. Ary menatap sejenak Yuyun yang sedang tidur pulas, menutup tubuh telanjang wanitanya itu dengan selimut, lalu pergi diam diam dan langsung melangkah dengan cepat setelah menggembok pintu gerbang pagar.

Markas yang di maksud adalah sebuah bangunan permanen yang berada di dalam komplek parkiran lingkungan itu. Tiba di tempat yang di sebut markas itu Ary langsung melihat sebuah kerumunan yang langsung menyibak setelah kedatangan Ary.

Setelah adu tos sebagai tanda salam antar anggota sejenak. Ary Suryapratama langsung di perlihatkan dengan seorang yang sudah babak belur bersimbah darah dengan muka yang sudah bengap dan lebam parah penuh benjolan sana sini, dan penuh dengan noda darah merah.

Ary menatap tajam orang yang di kenalinya bernama Danu itu.

"Kau ternyata tak selicin yang kukira? Lihat betapa mudahnya menemukan bajingan kecil macam kamu..." Ujar Ary di depan Danu yang tangannya terlilit sebuah tali tambang dan terikat ke atas.

"Jadi gimana mau di habisi atau tidak kalo di habisi harus secepatnya karena hari sebentar lagi akan pagi." Kata ketua rt berbisik di dekat telinga Ary.

"Terserah gimana bapak..." Jawab Ary

"Apa kau tak ingin ikut memberi tanda pada tubuh bajingan itu." Tanya ketua rt lagi.

Ary menggeleng pelan

"Dimana adik saya pak?" Tanyanya.

"Ada di ruang ketua, terpaksa aku simpan di sana karena tadi berteriak teriak terus." Jawab ketua rt.

Ary segera menuju ruang yang di maksud yang berada di bagian dalam bangunan mirip gudang penyimpanan itu.

Di ruang itu ia melihat Imah yang sedang tergolek di sebuah bale bambu...dan tengah tertidur. Namun muka gadis kecil itu tampak lebam membiru bekas tamparan,  bahkan di sudut sudut bibir mungilnya masih jelas kentara bekas darah segar yang mengering.

GERBANG MASA DEPAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang