5. Kamp Militer

31 5 1
                                    

Setelah selesai melaksanakan acara penobatan jabatan secara resmi di dalam aula peradilan bersama para sarjana lainnya, Kim Hansung telah resmi menjadi wakil jendral kedua yang berada di bawah pengawasan langsung oleh Jendral Lee Seo Man. Bahkan ayahnya, Kim Deoksu tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar keputusan tersebut, Kim Deoksu tahu jika sebenarnya Raja ingin menjadikan anak kesayangannya sebagai sandera dan itu membuat rencananya terganggu.

Hari ini adalah hari pertama Hansung bergabung dengan tentara militer. Yah, meskipun mendapat jabatan rendah seperti itu telah membuatnya tidak bersemangat karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Mungkin karena Hansung tidak mengenal dasar bela diri sama sekali membuatnya harus belajar dari awal dan mendapatkan perlakuan sama dengan anggota baru tentara militer.

Mendengus kesal, Hansung tidak percaya bahwa dia akan hidup bersama dengan para rakyat jelata. Tidak masalah jika dia harus datang pagi-pagi untuk latihan, tetapi untuk tinggal di tempat akomodasinya...

Kedua mata Hansung menatap datar ke arah kamp militer, dengan segenap hati mencoba mengikhlaskan diri untuk menerima nasib barunya meskipun batinnya terus meronta-ronta.

'Tempat apa itu? Apakah itu masih layak untuk ditinggali?'

'Menjijikkan'

'Begitu kumuh'

'kotor'

'Bau'

Hansung tak bisa menahan diri untuk tidak mendengus kesal berkali-kali, memaksa kakinya untuk berjalan ke depan menuju tenda sederhana yang.... kumuh. Karena setiap tahun terjadi pembludakan pendaftaran tentara militer membuat akomodasi kamp militer kekurangan tempat, membangun tenda darurat adalah pilihan yang tepat dan mudah dengan biaya yang lebih sedikit.

Jika saja Hansung beruntung dan terpilih dalam undian bersama 500 orang lainnya, dia akan mendapatkan tempat di dalam asrama khusus dengan fasilitas yang lebih baik daripada tenda darurat. Meskipun sebagian besar tempat itu dihuni oleh para senior yang berpangkat lebih tinggi darinya.

"Aku ingin tinggal di sana", lirihnya saat melirik bangunan besar di seberang tenda kamp militer

Tidak banyak orang yang tiba di kamp ini karena ini masih sangat pagi, bahkan matahari belum benar-benar menampakkan dirinya. Hansung berniat datang lebih awal karena dia ingin mendapat tempat paling ujung dekat dengan pintu, setidaknya dia tidak akan jauh dari udara segar dari luar.

Semakin mendekat ke arah pintu masuk tenda, ekspresinya semakin buruk, melihat kain terpal berwarna coklat gelap yang sangat usang dan kotor membuatnya semakin mengeratkan gengamannya pada tas di bahunya.

'Yang benar saja, ini sangat....'

Hansung termenung di depan pintu masuk tenda, hidungnya mengerut saat bau kain terpal usang memenuhi indra penciumannya membuatnya ragu melangkahkan kakinya untuk memasuki tenda.

"Huft~ kalau bukan karena titah Yang Mulia aku tidak akan sudi melangkahkan kakiku ke sini"

Dengan berat hati Hansung melangkahan kakinya masuk ke dalam tenda, namun setelahnya dia tidak bisa menahan rasa keterkejutannya.

"Apa-apaan semua ini?"

Hansung sangat tercengang melihat pemandangan di depannya, tidak terdapat dipan tempat tidur di sana, tidak ada sekat untuk melidungi privasinya, namun hanya lantai kayu polos tanpa alas karpet?.

"Bagaimana aku bisa tidur di sini?....tempat ini bahkan tidak layak untuk ditinggali dan... bahkan kandang kudaku jauh lebih bagus dari pada ini"

"Huh, ini benar-benar sangat menghinaku"

King of the Goryeo DynastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang