Verein berjalan di lorong Earth Diamonds. Berbeda dengan dinding Water Afro yang dipenuhi dengan lukisan dan cerita. Dinding Earth Diamonds berisi dengan berlian, meskipun tidak semuanya asli. Lorongnya juga cederung dipenuhi pahatan-pahatan.
Verein membuka pintu kamarnya, saking besar tenaga yang ia keluarkan, pintu itu sampai terjeblak. Uh-oh! Wajah Verein merah padam, semerah tomat. Matanya sedikit memicing, bibirnya mengerucut, tentu saja ini bukan pertanda baik.
Verein menemukan Charlaine sedang duduk di ruang tengah, sedang membaca sesuatu. Sepertinya teman sekamarnya itu tidak sadar kalau Verein sudah kembali. Verein memandangi Cher dengan tatapan dingin. "Cher." Ucapnya, dengan nada yang sama dengan tatapannya.
Charlaine menengok. Wajah seriusnya menghilang, berganti ceria. "Verein! Bagaimana pertemuannya?"
"Kau yang kirim makanan itu ke Ruang Wakil Murid, ya?" Tanya Verein, langsung menuju inti topik pembicaraan.
Alih-alih menjawab, Cher malah kebingungan. "Maksudnya?"
"Kenapa tiba-tiba di Ruang Wakil Murid ada makanan dan makanan itu katanya dariku, padahal aku sama sekali tidak mengirimkan makanan apa pun. Sementara kau..."
"Ver, aku nggak pengin motong penjelasanmu. Tapi kenapa ada rusa bersayap di belakangmu?"
Ugh! Makhluk itu lagi, darimana ia masuk? Verein menatap makhluk yang tadi melindunginya. Oke, Verein berterima kasih karena makhluk itu menyelamatkan nyawanya. Tapi yang ia tidak suka, kenapa makhluk itu tiba-tiba mengatakan kalau ia adalah partner Verein? Pernah melihat saja tidak.
"Jangan dipedulikan, sekarang aku tanya. Kau yang kirim semua makanan itu atas namaku?" Balas Verein.
Charlaine masih terlihat bingung. Entah Cher sedang menguji kesabarannya atau bagaimana. Tapi Verein benar-benar membutuhkan jawaban dari Cher. Verein hendak membuka mulutnya lagi, tapi kalah cepat oleh Cher.
"Aku tidak mengirim apa pun. Bahkan aku baru selesai masak untuk pestamu."
Kini Verein lah yang dibuat bingung. Kalau bukan Cher, siapa?
"Aku yang mengirimnya," kata makhluk di belakang Verein, seakan bisa membaca pikirannya. Refleks ia menengok ke arah makhluk itu, bersamaan dengan Cher. "Aku yang mengirim makanan itu," katanya sekali lagi, untuk mempertegas pernyataannya tadi.
Sekarang Verein kehilangan kata-kata. Apa? Seorang rusa bersayap yang memberikan makanan itu? Rusa?!
"Kau?! Rusa bersayap?!" Charlaine mengatakannya, mewakili kehisterisan Verein.
"Aku," jawab si Rusa singkat. "Dan omong-omong 'Rusa Bersayap' ini punya nama. Rusa bersayap dinamakan Peryton dan namaku Peryton," ucapannya berhasil membuat dua gadis itu terbengong-bengong.
Verein mencoba untuk mencerna perkataan Peryton. Seketika perasaan bingungnya sirna, begitu mengingat pernyataan Peryton di Ruang Wakil Murid. "Kenapa kau mengaku sebagai partner-ku?" Verein bertanya sambil mengerutkan alisnya. Sedikit curiga.
"Aku memang partner-mu. Secara turun-temurun Peryton mendampingi keluargamu."
Tunggu, Peryton melayani keluarganya secara turun-temurun? Oh, kenapa makhluk di hadapan Verein ini mengucapkan hal yang sangat sulit untuk dicerna baginya? Kerutan alis di wajah Verein semakin dalam.
"Waktu untuk mencari partner tinggal dua minggu lagi. Dan aku yakin kau tidak akan menemukannya dengan sisa waktu itu. Secara kau tidak pernah mencoba untuk mencari partner. Daripada mencari sesuatu yang tidak pasti, lebih baik ambil saja yang sudah ada, kan?"
Hmm, Verein memikirkan setiap kata-kata Peryton. Memang ada benarnya kalau dipikir-pikir. Belum tentu Verein bisa mendapatkan partner dalam waktu dua minggu, juga kalau pun ia dapat, belum tentu sekeren Peryton. Verein memandang Peryton lekat-lekat. Mulut Peryton ini pintar juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zodiaque Academy (Published by Elex Media Komputindo)
Fantasi-The First Book of Zodiaque Trilogy- Selamat datang di Zodiaque Academy! Tempat di mana murid dibagi berdasarkan zodiak mereka. Tempat ini dipenuhi makhluk aneh dan cerita tentunya! Berawal dari Flaine, si gadis Pisces, yang bertemu dengan Tuan Put...