SIAPA DIA?

421 34 14
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, ya, sobat :) 

***

Aquella menyambut kedatangan orang tua Araska yang baru saja pulang dari luar kota dengan senyum yang selalu terukir dikedua sudut bibirnya.

"Aduh anak mama, makin cantik aja," puji mama Araska saat baru turun dan menutup pintu mobil.

Aquella lantas tersenyum malu, lalu meraih tangan wanita itu untuk dia salim.

"Sehat-sehat, kan?" tanya mama Araska lagi sambil mengelus perut Aquella yang sudah mulai nampak membesar.

"Alhamdulillah, Ma, sehat dan baik-baik aja," jawab Aquella sopan.

Papa Araska tampak sibuk mengeluarkan barang-barang dari bagasi mobil. Sedikit mencuri perhatian Aquella.

"Masuk, yuk! Nanti papa nyusul," ajak mama Araska dan Aquella menurut saja.

Setelah sampai di ruang tamu, mama Araska mengajak Aquella untuk duduk.

"Gimana di rumah sendirian sama Araska? Anak itu nggak ngapa-ngapain kamu, kan?"

Aquella tertawa pelan lalu disusul dengan gelengan kepala. "Nggak kok, Ma. Aman-aman aja."

"Bener, ya? Jangan bohongin mama. Mama tahu betul sifat Araska. Anaknya memang kasar, tapi sebenarnya baik. Jadi kalau dia kasarin kamu, langsung kasih tahu mama dan papa."

Aquella mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Araskanya masih di sekolah?" tanya papa Araska yang tiba-tiba sudah masuk ke dalam rumah dengan membawa beberapa paperbag di tangannya.

"Iya, Pa. Mungkin sedikit lagi pulang, soalnya udah mau jam 1," jawab Aquella.

Mama Araska diam-diam menahan senyum. Benar dugaan dia dan suaminya, kalau membiarkan kedua remaja ini sendirian di rumah pasti mereka akan lebih cepat akrab. Buktinya baru beberapa minggu di tinggal, Aquella bahkan sudah hafal jam pulang sekolah Araska.

Bahkan mama Araska sempat melihat di meja makan, sudah tersedia makan siang disana. Tidak salah, Aquella memang anak dan menantu yang baik.

"Ini hadiah buat kamu dan cucu papa," ujar papa Araska sambil menaruh semua paperbag tersebut di meja yang berhadapan dengan Aquella yang tengah duduk.

Aquella hanya bisa melongo melihat begitu banyak paperbag di hadapannya.

"Pa, bukannya ini terlalu banyak, ya?"

"Nggak kok sayang. Mama sengaja borong baju-baju baby, lucu-lucu soalnya Tuh si papa paling semangat milih bajunya. Bahkan belum tahu cucu perempaun atau laki-laki, alhasil diborong semua baju baby yang untuk cewe dan cowok. Juga daster ibu hamil yang kekinian buat kamu, biar lebih bebas aktivitasnya," jelas mama Araska sambil tertawa membayangkan sang suami saat berbelanja kemarin.

Aquella tertegun sesaat. Ingin rasanya menangis melihat kebaikan dan ketulusan kedua orang tua Araska. Namun, di lubuk hatinya yang paling terdalam terselip begitu banyak permohonan maaf yang sulit untuk dia utarakan.

Semakin baik kedua orang tua Araska padanya, Aquella yakin bahwa dirinya semakin banyak menanam benih-benih kebencian dari orang tua Araska apabila suatu saat nanti semuanya terbongkar.

Aquella mengusap air matanya, lalu memeluk mama Araska. "Ma, terima kasih. Terima kasih sudah memberikan kasih sayang yang sebesar ini untuk Aquella."

***

Araska menendang pintu markas dengan begitu kencangnya hingga membuat beberapa anak Warlocks yang tengah asik nobar seketika terlonjak kaget.

"Astagfirullah!" ucap Arjuna yang sedari tadi tengah asyik mabar drakor bersama Arnold dan anak Warlocks yang lainnya, terkecuali Alkarel dan Boby yang tengah asik di depan komputer. Tidak tahu apa yang sedang mereka kerjakan.

ARASKA™ WARLOCKS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang