Jangan lupa vote dan komennya, ya, sobat :)
***
Sudah satu jam lamanya Aquella berdiri di depan gang seperti orang kebingungan karena menunggu Araska. Waktu sudah hampir menunjukan jam setengah tiga sore, namun Araska belum juga datang menjemputnya.
Air mata Aquella seketika menetes. Dia merutuki dirinya sendiri karena terlalu terbawa perasaan akibat ucapan Araska yang semalam sangat perhatian, bahkan sampai mau menemaninya mengecek kandungan bersama.
"Aquella, kamu kenapa bisa sepercaya diri seperti ini. Mana mau Araska nemenin kamu ke dokter kandungan, sedangkan bayi yang kamu kandung aja sedari awal udah nggak diakuin," ucap Aquella merutuki kebodohannya sendiri.
Dia kemudian berjalan kembali menuju rumah dengan langkah yang sedikit pelan, sebab tiba-tiba saja perutnya terasa sedikit keram. Pikirnya mungkin karena terlalu lama berdiri.
Sambil menenteng tas sampingnya, Aquella berjalan menyusuri kompleks perumahan. Hingga tiba dirumah, Aquella langsung disambut oleh papa dan mama Araska.
"Loh? Udah pulang ngecek kandungannya sayang? Kok cepet banget. Itu kamu keringatan habis ngapain? Terus Araskanya mana?" tanya mama Araska berentet membuat Aquella bingung harus menjawab dari mana.
"I-itu, Ma, tadi Kak Araska pas dalam perjalanan mau jemput aku, dia nelfon katanya dari sekolah nelfon dia buat kembali ke sekolah. Katanya ada urusan mendadak, jadi nanti aja ke dokter kandungannya," jawab Aquella berbohong.
"Itu anak ya bener-bener deh! Masa dia tega ngebiarin kamu nunggu panas-panas mana sendirian aja di depan sana. Udah sekarang makan bareng mama sama mama, kebetulan mama masak bubur ayam juga buat kamu."
Mama Araska menggandeng Aquella dan membantunya berjalan menuju meja makan, sebab mama Araska tahu bahwa Aquella mulai kesulitan berjalan dengan kondisi perut yang sudah semakin besar.
Aquella lantas tersenyum menatap mama Araska dari samping. Wanita cantik ini sangat baik padanya dan bayi dalam kandungannya saat ini. Namun, jauh dilubuk hati Aquella justru terbesit ketakutan besar jika nantinya mama Araska tahu bahwa bayi yang dia kandung ternyata bukan anak dari Araska.
"Ma, Pa," panggil Aquella saat sudah duduk di meja makan.
"Iya sayang?" sahut papa dan mama Araska secara bersamaan.
Aquella menundukan kepalanya, lalu menitihkan air mata.
"Loh? Kenapa nangis sayang? Ada yang sakit? Perutnya sakit?" tanya mama Araska khawatir sambil mengelus puncak kepala Aquella.
"Maafin Aquella, Ma, Pa. Maafin Aquella," ujar Aquella dengan suara terbata-bata sambil menahan sesak di dadanya.
"Kenapa minta maaf sayang? Seharusnya mama sama papa yang minta maaf karena nggak bisa ngedidik Araska jadi anak yang bertanggungjawab. Lihat dia bahkan sekarang biarin kamu jalan kaki dan berdiri lama di depan jalan," gerutu mama Araska kesal dengan perilaku anaknya.
Aquella tidak bisa berkata-kata karena dadanya yang sesak menahan sakitnya. Membayangkan bahwa dialah yang tidak tahu diri di sini dan membuat Araska dimarahi oleh kedua orangtuanya sendiri.
"Nanti papa beri pelajaran sama anak itu, kamu tenang aja," ujar papa Araska membuat bulu kuduk Aquella meremang seketika.
Apa yang harus dia lakukan!
***
Malam pun tiba dan Aquella belum juga tidur karena menunggu Araska datang. Dia bertekad tidak akan tidur sebelum Araska datang. Jika dia tidur maka dia tidak akan bisa mencegah Araska dimarahi papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASKA™ WARLOCKS!
Fiksi Remaja"Kak Araska, aku hamil anak kamu!" Alkaheros Araska Wiratama Ketua geng Warlocks yang dikenal paling brutal dan kejam ketika menghadapi lawannya. Dengan tatto Harpy bersayap di lengan dan punggungnya sebagai tanda dan identitasnya sebagai ketua geng...