TERSULUT

343 19 13
                                    


Jangan lupa vote

***

Aquella menatap makam adiknya yang masih tampak basah dengan perasaan yang campur aduk.

Dia mengusap airmata nya berkali-kali berusaha untuk ikhlas namun nyatanya Aquella tidak bisa.

Aquella merindukan adik bungsu satu-satunya. Adik kecil kesayangannya yang sangat cantik.

Sudah 7 bulan terhitung sejak Aquella tinggal di rumah Araska, dia tidak pernah bertemu lagi dengan adik kecilnya.

Kerinduan Aquella tidak terbendung. Dia kembali menangis sambil memeluk nisan adiknya.

Sedang Araska disampingnya terus berusaha menenangkan Aquella. Tampak anggota inti Warloks juga hadir serta kedua orangtua Araska.

"Ngapain kamu anak sialan datang?" cerca wanita berambut hitam pendek yang tak lain adalah ibu Aquella.

Aquella mendongkakan kepala menatap wajah yang begitu sangat dia rindukan dengan ari mata yang masih berlinang.

"Ma...." lirih Aquella

"Ngapain kamu datang ke sini? Kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi! Paham kamu?!"

Araska yang melihat Aquella di perlakukan tidak baik oleh kedua orangtua perempuan itu langsung berdiri dan menatap sepasang suami istri itu dengan tatapan kesal.

"Om sama Tante bisa baca situasi nggak? Anak om sama tante baru saja di kuburkan. Dan apasalah Aquella yang status kakak kandung nya datang?" ujar Araska dengan nada bicara yang dia tahan sebisa mungkin tidak membuat kedua pasangan itu tersinggung.

"Diam kamu! Saya tidak bicara sama kamu. Anak kurang ajar!" jawab Ibunda Aquella.

"Sudah Araska. Sebaiknya kita pergi sebelum kondisinya semakin tidak kondusif. Ayo sayang kita pulang saja. Nanti kita kesini lagi," ucap mama Araska sambil membantu Aquella berdiri.

Aquella menatap kedua orangtuanya sembari mengusap airmatanya.
"Maafin Aquella, Ma. Aquella gagal jadi anak dan kakak yang baik buat mama, papa, dan adik. Aquella minta maaf."

Mama Aquella hanya menatap Aquella dengan tatapan tajam dan tanpa memperdulikan ucapan anaknya. Namun lain halnya dengan papa Aquella. Laki-laki paruh baya itu tampak menatap Aquella sendu.

Araska tahu bahwa pria itu merindukan putrinya.

"Ayo. Nanti kita nyekar lagi besok."
Araska menggenggam tangan kurus Aquella dan menjauh dari pusara sang adik.

Sesampainya di rumah, Aquella langsung menuju ke kamar tanpa berkata sepatah kata pun pada Araska maupun kedua orangtuanya.

Mereka paham bahwa Aquella butuh waktu untuk menerima semua yang terjadi padanya.

"Kamu jangan ganggu dia dulu ya, Araska. Biarkan dia menenangkan diri," ujar mama Araska.

Araska hanya mengangguk, lalu berlalu meninggalkan kedua orangtuanya.

***
Suasana menjelang liburan kenaikan semester memang adalah yang paling di nantikan para pelajar.

Walaupun sebelum itu harus mengikuti ujian, namun momen liburan itu yang paling membuat mereka senang.

Ujian berselang selama 1 Minggu. Jelas tidak akan terasa kecuali ujian selama 1 bulan, wkwkw.

Dan tibalah saatnya ujian hari pertama.

Tampak seisi sekolah hening sesaat setelah bel ujian jam pertama berbunyi.

Tampak kursi pojok paling depan Araska dengan rambutnya yang masih basah sehabis keramas tadi pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARASKA™ WARLOCKS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang