Bagian 6

171 16 1
                                    

Keesokan paginya, suara bising terdengar di depan pintu kamar Yohan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya, suara bising terdengar di depan pintu kamar Yohan. Seseorang menggedor pintunya dengan cukup keras berkali-kali. Membuat pria berkumis itu langsung terbangun dengan rasa sedikit terkejut. Ia buru-buru bangkit dan turun dari kasurnya, segera berjalan cepat ke pintu.

Yohan membuka pintu. Dan terlihat laki-laki berbaju serba hitam berdiri di depannya. Ia langsung mengenal wajah itu, sosok yang pernah ia jumpai sebelumnya. Dia adalah J. Dengan setelan jas dan kacamata hitamnya yang khas.

“Saatnya sarapan suci Yohan.”

“Sarapan suci?”

“Iya, kegiatan mingguan kita. Kita akan menyantap makanan enak bersama-sama, sepuasnya! Kamu gak mau ketinggalan, kan?”

“Ah, iya aku mau ikut? Udah mulai, kah?”

“Iya, mereka sudah mulai di ruang depan. Ikutlah,” ajak J yang kemudian berjalan meninggalkan posisinya.

Yohan segera menutup pintu kamar dan berjalan mengikuti J. Sesampainya di ruang depan, Yohan amat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Semua penghuni vila besar ini berkumpul dan makan di ruang depan. Dan yang membuatnya terkejut adalah, mereka makan seperti binatang.

Semua makanan mulai dari nasi, daging dan sayuran semuanya di lempar. Dibiarkan tergeletak di lantai. Kuah-kuah sampai bumbu makanan tumpah membasahi karpet. Lalu orang-orang itu makan tanpa boleh memakai tangannya. Semua ini di luar harapan Yohan.

“Yohan! Ayo sarapan!” perintah El yang juga ada di ruang depan.

Yohan lalu membungkuk di atas lantai, ia ambil salah satu daging yang tergeletak di lantai. Tiba-tiba El datang dan langsung menyabet tangan Yohan dengan sebuah pecut. Sabetannya begitu kencang sampai-sampai tangan Yohan memerah.

“Akkh!” Yohan kesakitan sambil memegangi tangannya.

Pria botak itu lalu berjongkok di depan Yohan dan menatapnya. “Tidak boleh pakai tangan, Yohan. Kamu harus makan langsung di lantai, membungkuk seperti yang lainnya.”

“Kenapa begitu?”

“Ini sebagai bentuk penghormatan kepada Palaroth dan Satan. Karena merekalah yang memberi semua makanan ini kepada kita, maka makanlah dengan menunduk. Jangan sekali-kali kau makan dengan tanganmu!”

Yohan pun ragu, ia menatap orang disekelilingnya dengan tatapan aneh. Semua orang itu bisa dengan nyaman makan seperti binatang. Begitu rakus, melahap apa saja yang ada di sekitarnya. Bahkan sampai ada yang berebut.

“Aku mau daging itu!” teriak salah satu orang yang lalu mulai berjalan merangkak dan menginjak-injak makanan lainnya. Kemudian orang yang lainnya memakan makanan yang sudah terinjak-injak tadi.

“Ayo makan, Yohan!” El lalu mendorong kepala Yohan ke lantai. Dan dengan terpaksa, ia mulai makan dengan cara yang tak normal itu. Ia melahap daging ayam yang bahkan sudah bekas gigitan orang lain.

Ave Satanas (Terpujilah Setan) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang