1. Arnaka Vahendra

805 66 4
                                    

Kembali lagiiii..
Au ah mau buat nangis kalian..

"Mainan terus kamu tau nya Naka!"

Anak kecil berusia 8 tahun itu menangis terduduk. Lemparan vas bunga tadi tak mengenai diri nya, namun mampu membuat nya menangis ketakutan.

"Naka, denger mama," wanita yang disebut mama memeluk Naka dan bertanya, "Naka udah besar, udah kelas 3 sd, ngalah ya sama adek Bunga. Besok minggu depan Naka boleh beli mainan."

Tangis anak kecil itu terhenti, dada nya naik turun menahan sesak, "Mama bilang itu juga minggu lalu," tangis nya terhenti  "t-tapi beneran kan minggu depan Naka boleh beli mainan?"

Senyum mama terbit, "Iya sayang,"

Anak laki laki itu perlahan terhenti dari tangis nya, "Sekarang Naka kekamar, kerjain pr nya. Abis itu kalau sudah selesai keluar, kita makan bareng. Okey?"

Naka menganguk antusias, "Okey mama,"

Setelah Naka kembali kekamar nya, mama melirik papa singkat, "Mas jaga emosi kamu, Naka itu masih kecil. Masih dalam tahap pertumbuhan, jangan main fisik mas." Tyas berucap, memungut pecahan vas yang berceceran dilantai.

Helaan nafas terdengar, "Kalau mau marah jangan banting barang, ngerugiin tau gak?" Lalu dua berjalan melewati Robi yang sedang mengontrol emosi.


**

"Siapa kali ini yang mau pimpin doa?"

Bunga mengangkat tangan nya cepat, "Bunga pa," Robi mengukan kepala nya, "Ayo mulai dek,"

"Nanti dek, abang Naka belum turun dari kamar. Kita tunggu sebentar dulu ya?" Tyas memohon, Bunga cemberut menahan lapar.

Sedangkan anak laki-laki yang berusia sekitar 10 tahun mengerutu, "Mama gibran udah laper. Naka lama banget ngapain sih ma?"

Belum sempat Tyas bersuara suami nya memotong nya, "Yaudah ayo dek, pimpin doa. Kita makan duluan. Kasian kak gibran udah kelaperan."

"Mas?"

"Udah ga papa, ayo dek,"

Bunga menganguk siap, "Ayo papa, mama, kak giban kita angkat tangan untuk bedoa makan. Bedoa mulai,"

Mereka ber-empat menunduk  dan berdoa. "Bedoa selesai,"

"Mama, ambilin ayam nya." Tyas lantas mengambilkan paha ayam untuk anak dan suami nya. Menu dalam meja makan kali ini adalah ayam 5 potong, sayur bening dan juga ikan asin.

Gibran menyantap makanan nya lahap, begitupun dengan Bunga. Tyas merasa tak enak dalam duduk nya. Putra kedua nya belum turun. "Mas aku susul Naka dulu ya, kasihan dia belum makan dari tadi siang."

Saat ingin melangkah, tangan nya di cekal. "Gak usah sayang, biar dia dateng sendiri. Kita gak boleh manjain anak."

Tyas duduk kembali dan berusaha tenang dan menikmati makanan nya.

Sedangkan di kamar bernuansa coklat seorang anak laki laki sedang berkutak dengan pr nya. Dia memejam kan mata, saat merasa tidak bisa mengerjakan pr nya.

"Ini kan ditambah, terus abis itu diapain?"

Dia terus menerus memikirkan jawaban nya sampai membuat kepala nya pusing. Disaat merasakan pusing perut nya berbunyi. Nyaring.

Arnaka VahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang