6. mulai berjuang

364 38 0
                                    

Vote untuk uang parkir

"Kas yang kemarin aja belum lo bayar! Sekarang masa  mau nunggak lagi sih!"

Naka menghela nafas jengah, "Iya maaf, Rum. Janji deh minggu depan gue lunasin semua nya."

Arum berdecak, "kemaren-kemaren juga lo bilang gitu. Masa kas 10 ribu perminggu aja gak mampu bayar sih!"

"KALO GUE ADA JUGA GAK PERLU LO TAGIH, GUE BAYAR!" Cukup, Naka kesal saat ini.

"Kok lo sewot sih!"

Naka tak menghirau kan teriakan dan umpatan sang bendahara, dia hanya ingin ke taman belakang untuk menyejuk-kan pikiran nya.

Hembusan angin menerpa wajah nya, saat rimbun nya pohon memayungi tubuh nya. Disini dia berada, di bangku taman sendirian.
Dengan pikiran yang berkecamuk.

Sudah 2 bulan sejak kejadian atm hilang, semua nya berubah. Tak ada kasih sayang yang seperti dulu. Tak ada kehangatan yang menyapa diri, mereka pergi dengan masing masing luka.

"Gue harus cari kerja."

Batin nya berperang dengan pikirain nya. Memikirkan pekerjaan apa yang cocok untuk anak remaja.

"Nanti pulang sekolah aja deh nyari nya."

Tepat saat itu pula bell masuk terdengar. Dengan segera Naka bergegas memasuki kelas.

*

Terik sang surya membuat kepala nya pusing, belum ada asupan makanan yang menyapa lambung nya. Kini pukul 3 siang. Naka sedang mencari cari perkerjaan, tapi belum ada yg menerima nya.

Diri nya berada di pinggir jalan, panas nya siang ini sungguh menyengat. Mata nya memincing kala melihat brosur lowongan pekerjaan.

Lonceng berbunyi saat langkah memasuki toko. Bau panggangan roti dan berbagai rasa mulai menguar ke indra penciuman nya.

"Permisi,"

"Iya, dek. Mau beli kue apa?"

Naka mengeleng, "maaf bu, saya tadi lihat brosur lowongan pekerjaan, disana tertera disini butuh karyawan?"

Ibu yang Naka rasa pemilik toko itu mengganguk. "Adek minat?" Naka segera menganguk.

"Boleh, tapi kerja nya lumayan berat. Dan ibu rasa adek ini masih kecil, memang nya bisa?"
Keraguan ibu itu membuat harapan Naka menguar.

Naka memohon,"saya in sya allah, bisa bu. Oiya saya juga masih sekolah bu." Hati-hati, takut ibu pemilik toko tak menerima nya.

Ibu itu nampak menimang, "masih sekolah sudah mau bekerja, maaf memang nya orang tua kamu kemana?"

"Ada bu, saya mau cari tambahan uang jajan saja," Naka menyangkal, dia berusaha meyakin kan, dengan menampilkan deretan gigi nya yang terlihat mengemaskan di pandangan pemilik toko.

Ibu pemilik toko itu tersenyum, "nama saya ibu juni, kamu bisa panggil saya bu uni. Mulai besok kamu udah bisa kerja ya dek, oiya nama kamu siapa?"

"E-e Naka bu! Arnaka Vahendra,"

Bu juni tersenyum, "nama yang bagus,"

Naka masih bingung, "maaf buni, Naka disini kerja nya apa?"

"antar kue, mau kan?"

Arnaka VahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang