10. Adeva yara

343 29 6
                                    

Vote untuk bayar parkir

Hari-hari berlalu, langkahan kaki mengiringi hari waktu berjalan begitu cepat. Naka masih  mencoba bertahan dengan segala keganduhan hidup nya.

Koridor pagi ini terasa sunyi mungkin masih terlalu pagi, hiruk pikuk udara terasa lebih segar.

Dentingan sendok mengalihkan atensi nya ke belakang. Siapa dia? Gadis berambut sebahu dengan kaca mata. Menunduk mengambil sendok milik nya yang terjatuh.

Naka mematung, memperhatikan. Manik mata bulat nya, lesum pipi nya dalam dengan alis berbingkai sempurna.

Sumpah..

Baru kali ini degupan jantung nya terasa terdengar dari jarak radius kilometer. Kalimat hiperbola ini cocok untuk suasana kali ini.

Gadis tadi tau-tau sudah berada di depan nya,   "Heloo.." lambaian tangan di depan wajah Naka mengembalikan kesadaran nya.

"Ehh.. iya?"

Gadis tadi tertawa ringan, "Nama kamu siapa?" Uluran tangan berjabat tangan mengambang di udara, "Aku Adeva yara, anak pindahan dari Smansa, salam kenal—"

"Naka, iya panggil aku Naka. Anak 12 ipa satu," sergah nya.

Yara mengangguk, "boleh aku ikut ke kelas? Kita seruangan btw." Tanya nya. Naka mengangguk, canggung.

Mereka berdua melangkah bersama melewati koridor di pagi hari yang cerah ini. Sesekali metertawakan candaan dari Naka maupun Yara. Tak terasa kelas sudah di depan mata dan mereka duduk bersama.

Kebetulan atau tidak Naka duduk sendiri. Semenjak naik ke kalas 12 ia dan sahabat nya terkena rolling kelas, Naka terpencar sendiri. Ia ipa satu sedangkan Linggar dan Ibnu menepati ipa empat, jauh..

"Aku duduk sini? Ga papa?"

Naka mengangguk, "Ga papa, lagian kenapa? Kamu ga suka?" Tanya nya.

Yara mengeleng, "Aku takut,"

"Takut kenapa?"

Helaan nafas Yara terdengar lesu, "Takut dilabrak cewe kamu.."

Mendengar itu Naka reflek tertawa, "Aku belum punya cewe, Yar."

Yara tertegun, dejavu dengan panggilan itu. Manik nya menatap lekat manik milik Naka.
"Kamu panggil aku Yarr?" Tanya nya meyakin kan.

"Iya? Kenapa nama kamu kan Yara, unik tau nama nya." Jelas Naka dengan mengeluarkan buku pelajaran hari ini.

Nama kamu unik..

"G-ga papa, aku suka."

"Hah? Suka aku?" Tanya Naka

Yara mengeleng, "B-bukann.. maksut aku suka pangilan itu. Suka kamu nya kapan-kapan deh." Lalu Yara tertawa.

Tau kah kalian? Muka Naka seperti kepiting rebus, merah merona.

"Kamu kenapa merah pipi nya?" Yara mengedip beberapa kali.

Naka berdiri, "Gak-gak merah." Dia berlalu pergi dari kelas.

Setelah nya, sunyi senyap meliputi kelas. Dentingan jam mengisi ruangan. Senyum itu tercetak jelas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arnaka VahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang