(MFA)Empatpuluhenam

932 67 16
                                    

  Keenan mendorong kursi roda Vanya ke arah taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Keenan mendorong kursi roda Vanya ke arah taman. Cuaca pagi nampak cerah, cahaya matahari berusaha mengintip dari sela-sela pohon yang rindang membuat siapa saja nyaman berlama-lama di sini, namun tak semua orang juga mau berada di tempat yang sangat dihindari ini. Rumah sakit.

Ditangan Vanya terdapat hasil usg terakhir kali bayi di dalam perut nya yang terlihat nampak jelas wajah nya, sungguh Allah sangat kuasa menciptakan manusia yang siap di tiupkan roh di dalam kandungan nya dan dia juga yang maha kuasa mengambil nya kembali.

"Kamu udah buat nama buat dia sayang?" Keenan bertanya pada Vanya yang memandang sendu hasil usg itu.

"GAVRILA XAVIER" Gumam Vanya tanpa menoleh pada Keenan yang di depannya.

"Gavrila berarti sumber kekuatan ku, sumber kekuatan di saat tak ada siapapun yang bisa aku ajak cerita, dia yang selalu mengingatkan ku tentang kekuatan agar aku bisa menjalani segala cobaan dari Allah. Xavier berarti penyelamat, penyelamat yang kelak akan menolong Buya dan Ummi nya di akhirat!" Vanya tak sanggup menahan air mata yang mengalir bergitu saja. Keenan memeluk Vanya sambil membisikkan sesuatu. "Nama yang sangat indah, maafin aku yang tidak ada di saat kamu susah."

Vanya berusaha melepaskan pelukan Keenan, saat ini hati nya tidak baik-baik saja jika terlalu dekat dengan Keenan, hati nya terasa sangat perih jika mengingat segala sesuatu yang sudah ia lewati.

"GAVRILA XAVIER ELGHAZI" Vanya mendongakkan kepala nya dengan maksud meminta penjelasan atas nama yang di tambahkan, Keenan pun paham.

"Elghazi adalah gabungan antara nama kita, Elvina dan Ghazi yang nanti juga akan di pakaikan untuk anak-anak kita" Vanya memberi senyuman yang sangat tipis. Nama anak nya menjadi sangat indah setelah nama itu di tambahkan, ada rasa tak sabar saat anak-anak nya nanti ber marga Elghazi.

Suara deringan telpon memecah keterdiaman kedua nya yang sama-sama bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Bentar yaa sayang" Keenan mengangkat telpon nya dan sedikit menjauh dari Vanya.

Pandangan Vanya lurus kedepan memerhatikan sebuah playground yang di penuhi oleh anak-anak yang memakai baju yang sama sepertinya. Baju rumah sakit. Senyuman tak sengaja terukir saat melihat seorang anak laki-laki yang menarik perhatian dangan tingkah lucunya.

Tak lama senyum di wajah Vanya berganti dengan ekspresi khawatir. Anak laki-laki itu baru saja tersandung kaki nya sendiri setelah menendang bola, Vanya reflex ingin bangun dari kursi roda nya namun perut bagian bawah nya terasa amat sakit, lantas Vanya memutar roda perlahan dan mendekat ke anak laki-laki itu.

"YaAllah, kamu ngga papa kan?". Anak itu sedang duduk di atas tanah sambil meniupi lutut nya yang lecet lalu mendongak melihat orang yang menanyai nya.

"Alhamdulillah hanya luka kecil" Ucap anak laki-laki itu memberi tahu Vanya. Vanya tersenyum mendengar kalimat indah itu keluar dari mulut seorang anak-anak yang umur nya kurang lebih delapan tahun.

MEET FOR ALLAH(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang