8

19 0 0
                                    

Justin's POV

Aku melangkah pergi setelah alexis tak terlihat di mataku. Kini aku menunggu Elle yang masih berkutat di kelasnya.

Tak lama Elle keluar dengan senyum cerianya.
Cantik. Kurasa tiap hari aku memujinya.

"Apakah Mr.Park membuat mu menungguku? " Ujarnya cekikikan.

Aku tersenyum hangat. "Tentu tidak, aku akan menunggumu sampai kapanpun" Jawabku lalu Elle tersenyum manis.

Entah mengapa senyuman Elle yang biasanya membuatku hatiku berdebar, kini menjadi biasa saja. 

"Ayo" Ujarku menarik lembut tangannya menuju ke mobil.

Selama di perjalanan aku terus melamun. Entah mengapa aku kehilangan fokus ku. Hampir saja aku menabrak orang yang ingin melewati zebra coss.

"Kau baik-baik saja bukan? " Ujar Elle setelah menepuk bahuku.

"Ah.. Ya, kurasa aku mengantuk babe" Balas ku. Ku lanjutkan perjalanan kembali agar segera sampai ke rumah Elle.

Aku menatap lurus kedepan berusaha agar tak melamun lagi. Aku merasa Elle menatapku dengan aneh.

---

"Kau tak masuk?" Suara Elle kembali terdengar. Aku tersentak. Tanpa kusadari aku melamun kembali. Entah mengapa hari ini aku selalu melamun.

"Tidak, aku benar-benar mengantuk. Semalam aku begadang." Ujarku. Tentu saja bohong.

Selembut mungkin untuk meyakinkan Elle, aku meraih tangannya dan mencium keningnya. Setelah itu Elle tersenyum.

"Baiklah. Pulang dan beristirahatlah. Kau tak seperti biasanya Justin" Ujar Elle tersenyum kecut.

"Yasudah bye! Jangan sampai kau melamun kembali" Sambung Elle sembari mencubit pipiku. Aku membalasnya dengan senyuman tipisku.

--

Author'sPOV

"Alexis,apa aku perlu mengantarmu?"  Ujar Zayn ketika mereka masih duduk santai di sebuah coffeeshop dekat sekolahnya.

Gadis cantik itu menggeleng cepat. "Tidak, aku membawa mobil sendiri, jadi kurasa kau tak perlu mengantarku"

Zayn mengangguk. "Baiklah, ayo pulang, aku harus pulang lebih awal." Zayn beranjak dari duduknya lalu menghampiri Alexis yang  masih berkutat dengan ponselnya.

Karena tak mendapat balasan dari Alexis, pria berdarah Arabia itu langsung mencubit kedua pipi Alexis dengan gemas.

"Aaaa, lepaskan tangan kotormu bodoh! " Amuk Alexis membuat Zayn terkikik.

"Karena kau tak mendengarkanku" Ujar Zayn dengan raut marah yg sengaja dibuat.

Alexis tertawa. "Kau mengancamku? " 

Langsung saja Zayn menyerbu Alexis dengan menggelitiki tubuhnya. Selena tertawa karena merasakan geli di pinggangnya.

Mereka tak memperdulikan keadaan orang sekitar yang melihat mereka dengan tatapan heran.

"Aww!" Pekik Alexis ketika lututnya tak sengaja terkena meja di depannya. Zayn langsung respect menjauhkan lutut Selena dari meja.

"Aku baru saja mengobati lukamu, jangan sampai kau terluka lagi" Ujar Zayn cemas sembari mengamati lutut Alexis.

Alexis tertegun menahan rasa sakit. Rupanya luka yang ia dapat setelah tertabrak Justin tadi cukup parah.

"Oh ayolah aku tidak papa! " Ujar gadis itu ketika Zayn terus saja menghawatirkannya.

Love In Silence [Jelena] Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang