5

88 6 1
                                    

Alexis's POV

"Mom aku berangkat!" teriakku di saat mom tak ada di dapur. Mungkin ia sedang berkebun.

Seseorang menghadang pintu saat aku hendak keluar.

"Pagi!" ujarnya.  Dia mencoba usil denganku, rambutku diacak-acak, hidungku di cubit, namun aku tetap diam. Entah mengapa hari ini aku tak ingin dia muncul di hadapanku.

"Hei, semalam aku menghubungimu, mengapa tak dijawab?"

Justin mencubit pipiku keras sebelum aku mendorong tubunya yang semakin mendekatiku.

"Lepaskan, aku tak ingin kau seperti itu" aku menepis tangannya lalu pergi menuju ke garasi.

"Kenapa? Apa kau terganggu" kini Justin menghadang di pintu garasi membuatku tak bisa masuk.

"Tentu, kau sangat menggangguku pagi ini" ketusku.

Lagi-lagi ia menghadang jalanku. "Alexis ada apa denganmu? Kau tak terlihat seperti biasanya" tanyanya dengan nada kebingungan.

Aku menghela berat. "Maaf, hari ini aku sedang malas meladenimu. Mengerti?" ujarku namun tangan Justin menarik lenganku saat aku berhasil menerobos dan masuk ke dalam garasi.

"Aku tahu kau sedang malas, yah.. sebenarnya aku ingin memberi kabar bahagia kepadamu Alexis, tapi kulihat  sepertinya mood mu sedang tak baik pagi ini"

"Bahagia? Lebih tepatnya membuatku menderita, baru aku percaya" umpatku dalam hati.

Aku tersenyum terpaksa kepadanya. "Ya, kau benar. Mood ku tak baik pagi ini. Kau bisa bercerita denganku nanti saja di sekolah, okey."

"Hey, kenapa kau naik mobilmu, aku kesini untuk menjemputmu Alexis." ujarnya ketika aku ingin membuka pintu mobil.

"Ck, ayo bersamaku saja!" Justin menarikku hingga aku terhuyung, setelah itu aku mengikuti langkahnya yang sedikit berlari.

Aku tak menjawabnya sama sekali. Sampai akhirnya aku sudah berada di dalam mobil Justin. Ia menyalakan mesinnya lalu melajukan dengan kencang.

"Hari ini Mr.Anthony masuk ke kelas ku, kurasa kita harus..."  Justin menggantungkan ucapannya dan beralih menatpku. Aku menautkan kedua alisku.

"Menambahkan kecepatan mobil ini!" Justin menginjak pedal gas dan mobil ini berjalan begitu cepat dari sebelumnya. Ia meliuk-liukkan mobilnya dengan mobil lain.

Aku cemas dan ketakutan, kurasa ia gila hari ini. "Justin.. Stop It!!  Kau bisa membunuhku secara perlahan. Hentikan!" aku terus menjambaki rambutnya hingga ia menghentikan mobilnya.

"Kenapa berhenti!" geramku dan menyudahi menjambak rambutnya.

"Kau yang menyuruhku berhenti" protesnya dan ia mencubit pipiku. Itu kebiasaan Justin.

Aku berdecak kesal. "Bukan begitu! Kau harus berhati-hati saat mengemudi, bodoh!"  ujarku kesal.

"Aku hanya ingin membuat dirimu mengomel Alexis, dan aku berhasil. Yeay!" Justin bersorak layaknya anak kecil yang sudah mendapatkan keinginannya.

"Aneh" gumamku dengan nada kesal.

"Aku tidak ingin kau menjadi pendiam pagi ini. Kau ada masalah, aku tahu itu. Ceritakanlah padaku baby girl" Justin merubah posisinya dengan tubuh yang menghadap ke arahku.

"Tidak, sudah kubilang mood ku tak baik. Ayo jalankan mobilnya. Bukankah Mr. Anthony akan masuk ke kelasmu lima menit lagi"

"Aku ingin sesuatu darimu Alexis" tiba-tiba Justin mendekatkan wajahnya padaku.

Love In Silence [Jelena] Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang