9

31 2 0
                                    

Alexis segera menuruni tangga dan berjalan menuju ke pintu.

Klek!

Setelah pintu terbuka ia terkejut saat mengetahui siapa yang datang. Pesona wajahnya mampu membuat gadis itu ingin memilikinya. Antara senang dan kesal Alexis hanya menatap datar pria yang ada di hadapannya itu. Sedangkan yang ditatapnya celingukan melihat ke dalam rumah Alexis. 

"Justin ada apa kemari?" Tanya Alexis to the point.
Sebenarnya ia malas berbicara dengan Justin.

"Tak bisakah kau mempersilahkan tamu istimewamu ini masuk ke dalam rumahmu Mrs. Meccalister? " Ucap Justin namun Alexis hanya memasang wajah dinginnya.

Aalexis menepuk dahinya kasar. "Ah iya, silahkan masuk Mr.Bieber.. " Ucap Alexis dengan sopan. Ya..lebih tepatnya sikap itu hanya dibuat-buat.

Justin menyinggungkan senyum kecilnya lalu mengedipkan matanya. "Baiklah Baby Girl" Ucapnya menggoda.

"Cih" Sinis Alexis. Ia sungguh muak dengan ucapan Justin.

"Dimana mom Diane?" Tanya Justin setelah menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Pergi" Balasnya singkat.

Lalu Justin menatap Alexis, ia melihat luka di lututnya masih basah.

"Kau harus mengganti perban" Ucap Justin, seperti rumahnya sendiri ia berjalan menuju ke tempat penyimpanan obat. Ia tahu segala isi rumah Alexis.

Alexis masih membisu. Ia tak mengerti apa yang akan dilakukan Justin.

Setelah keluar dari ruangan, Justin membawa kotak berisi obat-obatan.
"Aku harus menebus rasa bersalahku, makanya aku kemari ingin mengobati lukamu" Ucapnya lalu memulai melepas perban yang ada di lutut gadis itu.

"Apa?" Ucap Alexis tak mengerti.

"Kau tadi bertanya kan mengapa aku kemari?"

Alexis meringis saat Justin mengelap lukanya. "Ya" Jawab Alexis pelan.

"Maaf, sudah membuat mu terluka" Ujar Justin dan mulai mengolesi luka Alexis dengan hati-hati.

Alexis masih terdiam memperhatikan cara Justin mengobati lukanya. Berbeda dengan Zayn. Kali ini hatinya sangat berdebar.

"Aku tidak papa" Balas Alexis, namun Justin beralih menatap mata gadis itu.

Tatapan Justin kini berubah menjadi datar. "Kau bersama siapa tadi, kulihat seorang pria. Apa dia temanmu? Aku tak pernah melihatnya" Tanya Justin mengintimidasi.

"Zayn. Kau tak mengenalnya. Dia temanku." Balas Alexis dengan cepat.

Justin menatapnya curiga. "Apa dia Mahasiswa baru di kampus kita?"

"Yep"

"Kau mengacuhkanku tadi saat ingin mengobati lukamu. Apa kau sengaja? " Tanya Justin serius.

Alexis mengangguk cepat.
"Kurasa aku harus membiasakan diri tanpamu Justin. Dan Zayn sebagai gantinya" Ucap Alexis tersenyum bangga. Tentunya bohong.

Saat itu juga ia selesai mengganti perban luka Alexis. Lalu ia duduk di dekatnya. "Kau yakin dia seperti aku?" Tanya Justin dengan raut datar. Sebelumnya ia tak pernah melihat Justin berbicara dengan raut muka seperti itu.

"Ya, kurasa begitu. Bahkan jauh lebih baik" Ucap Alexis dengan sengaja menyindir Justin.

Justin yang mendengarnya langsung mecubit pipi Alexis.

"Aww! Dasar bodoh" Balas Alexis sambil memukul bahu Justin. 

Saat itu juga Justin tersenyum. "Bagus. Tak ada yang menganggu ku lagi dengan Elle. Aku bebas" Balas  Justin terseyum lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In Silence [Jelena] Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang