Justin's POV
Pintu gerbang terbuka secara otomatis saat mobilku hendak memasuki pekarangan rumah. Aku turun dari mobil dan disambut para nanny dirumahku. Saat aku memasuki rumah, seseorang menarik lenganku hingga tubuhku terhuyung. Detik itu juga aku berbalik menghadap orang itu.
"Elle?" Mulutku sedikit menganga melihat seorang gadis di depanku saat ini. Mustahil jika aku tak menyukai parasnya yang begitu cantik. Mengapa ia dirumahku.
"Kau habis dari mana Just" tanyanya dan aku masih memandangnya tanpa berkedip. Dan tak lupa dengan mulutku yang terbuka sempurna.
Kudengar Elle tertawa kecil lantas mengibaskan tangannya ke wajahku. Sontak aku terkejut dan sangat malu. Setelah itu aku memeluknya lama.
"Berlatih Skateboard" balasku dalam keadaan memeluknya. Aku rindu sekali dengan gadis ini.
"Dan kau... Mengapa tiba-tiba kemari, bahkan kau tak menghubungiku terlebih dahulu" Tanyaku penasaran lalu berjalan menuju ke sofa ruang tamu.
Elle terkikik lantas memelukku dari belakang. "Memang tak boleh? Aku rindu pada mom Pattie, kau tau" balasnya dengan raut menggemaskan. Rasanya ingin mencubit pipinya, namun nyaliku menciut saat ia melepaskan pelukannya dan beralih menatapku dengan intens.
"Berhentilah menatapku seperti itu El, kau bisa membunuhku" balasku kikuk dan segera mendudukkan diriku ke sofa. Elle terkekeh lantas menghempaskan tubuhnya ke sofa tepat disampingku.
"Mana mom Pattie Just" ujarnya kembali.
Kini aku yang menatapnya balik. Ia terlihat sangat gugup. Oh.. aku suka ini."Apa kau hanya merindukan mom ku saja El? Bagaimana dengan Justinmu ini huh" balasku kesal karena ia tak menunjukan kerinduannya padaku.
Seketika Elle tertawa gemas dan mencubit hidungku gemas. Aku masih saja diam dan mengerucutkan bibirku. Kulihat Elle mendekatkan tubuhnya ke telingaku, sempat membuatku bingung.
"Aku juga merindukanmu baby" bisiknya tepat ditelingaku setelah itu mencium pipiku.
Oh lihatlah, apa yang dia lakukan padaku. Dia cukup membuat jantungku ingin lepas. Elle memang begitu denganku. Bahkan status kita belum resmi menjadi sepasang kekasih. Aku menyukainya dan dia menyukaiku. Namun kami belum menyatakan perasaan masing-masing. Entah mengapa seperti ini.
Aku tersenyum hangat kearanya, "Aku lebih merindukanmu Elle, kau tahu? Semenjak kau pergi ke Toronto diriku sangat kesepian El. Aku disini seorang diri, mom dan dad sedang pergi berlibur ke Paris. Lengkap sudah" keluhku padanya.
Elle menyandarkan kepalanya di bahuku. "Jadi mom Pattie tak ada dirumah?" Tanyanya sedih. Tanganku tergerak merangkulnya dari samping. Aku tau ia sangat merindukan mom Pattie, dia begitu dekat dengannya.
"Tak usah sedih, mom Pattie akan pulang Elle, kau mau ikut ke Bandara denganku sekarang?"
Aku menunduk melihat wajahnya yang kini terlihat berbinar."Seriously? Kau baru saja mengatakan bahwa mereka berlibur ke Paris. Lantas sekarang kau bilang akan menjemput mereka di Bandara, apa maksudmu Just?"
"Mereka pergi sudah satu Minggu yang lalu, sekarang mereka pulang. Mengerti?"
Elle mengangguk dan tersenyum lebar. Ia memelukku sangat erat. Aku suka wangi rambutnya.
Tak butuh waktu lama aku bersiap siap. Elle sedang menungguku di sofa ruang tamu. Matanya sibuk memperhatikan acara film di Televisi. Aku menghampirinya dengan senang.
"Bisakah kita pergi sekarang dude" ujarku seraya mematikan Televisi. Elle mengangguk serta merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.
Aku menuntun Elle menuju ke garasi mobil. Kubukakakan pintu untuknya terlebih dahulu baru setelah itu aku memasuki mobil dan mengeluarkan Ferrari hitamku dari garasi.
-
"Lihat itu mom Pattie!" Pekik Elle memberitahuku. Ia langsung berlari menghampiri mom dan Dad yang berjalan membawa koper. Aku membuntutinya dan segera membantu dad membawa koper super berat itu.
Sekilas aku melirik Elle. Ia masih melepaskan rindu pada mom. "Hei Sweatheart, aku sulit bernafas kau tahu," mom mengeluh karena Elle terlalu erat memeluknya.
Aku dan dad tertawa menyaksikan kedua gadis yang sangat aku sayangi. Ya, tentu saja aku menyayangi mom dan juga.. Elle.
-
Aku merebahkan tubuhku yang terasa lelah di kasur King Size milikku. Otakku selalu memikirkan wajah Elle, si gadis cantik yang mampu membuatku jatuh cinta padanya. Banyak pria yang mengangumi dirinya dan itu cukup membuatku tak terima. Kurasa aku harus segera menyatakan cintaku pada Elle sebelum ia dimiliki orang lain.
"Tunggu apa lagi Justin? Bahkan dia juga menyukaimu. Arghh seharusnya ia sudah menjadi kekasihku" desahku frustasi. Ya, besok aku harus menyatakan cintaku pada Elle.
-
Pagi yang cerah. Hari ini aku semangat memulai hariku -karena Elle kembali. Aku menata rambutku serapih mungkin dan selalu memakai parfum kesukaan Elle.
Aku mengirimkan pesan kepada Alexis terlebih dahulu sebelum aku memasuki mobil.
To Alexis Mecalicster:
Bersiaplah, waktumu hanya lima menit. Aku akan menjemputmu.
Setelah pesan terkirim. Aku memasuki mobil dan meletakkan ponselku di dashboard.
Alexis's POV.
Aku senang saat Justin mengirimkan pesan padaku. Dia mengatakan bahwa dirinya akan menjemputku, tumben sekali. Dengan lincah aku mengetik papan keyboard tanpa menghentikan senyumku.
To Justin Bieber:
Siap Mr. Bieber!
Setelah pesan terkirim, aku segera bersiap siap dan pergi menuju ke ruang makan. Mom mengernyit bingung melihat diriku sejak tadi hanya tersenyum.
"Apa yang kau pikirkan sayang" ujar mom menyenggolku pelan.
Aku tersadar dan merasa malu. Oh..
"Uhmm. Tak apa" balasku dan segera menghabiskan satu sandwich kesukaanku.Bunyi klakson mobil terdengar dari luar rumah membuat mom terkejut. Berbeda denganku, aku tahu bahwa itu adalah Justin.
"Itu Justin mom," aku menghentikan mom yang akan membukakan pintu untuk Justin.
"Baiklah aku berangkat sekarang" tambahku seraya mencium pipi mom sekilas.
Elle as Hailey Baldwin
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence [Jelena] Happy Ending
RomanceBagaimana aku tahu jika kau menyukaiku? Kita berteman cukup lama dan aku menyukai Hailey, bukan dirimu. Justin Bieber. Aku tahu ini tak mungkin. Sudah jelas bahwa kau teman dekatku. Mengapa aku bisa menyukaimu? Entahlah, semua perhatian yang kau be...