S.2 : Chapt. 3

1.5K 225 22
                                    

Gaby duduk di kursi kerjanya seraya memeriksa berkas-berkas kerja yang bertumpuk di atas mejanya semenjak dia pergi ke luar kota beberapa hari yang lalu. Perusahaan yang didirikan oleh kakeknya puluhan tahun lalu ini bergerak di bidang properti dengan dua anak perusahaan yang salah satunya saat ini dipegang oleh Gaby. Perumahan, perkantoran, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan sejumlah mall menjadi produk dari perusahaan ini. Pengelolaan yang baik oleh Kakek menjadikan perusahaan ini berkembang besar dan menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia.

Terdengar sayup alunan musik dari speaker komputer yang menemani Gaby bekerja. Dia tidak suka suasana yang hening di ruang kerja yang cukup besar ini. Ruang kerja yang memiliki satu meja kerja lengkap dengan komputer dan tetek bengek lainnya yang menghiasi mejanya, termasuk sebuah figura foto Gaby dan Agni sewaktu mereka masih bersama dulu. Sebuah sofa dan meja untuk menyambut tamu terletak di depan meja kerjanya yang berada di tengah ruangan. Di tepi jendela, Gaby menata dua buah kursi santai dan meja kecil untuknya bersantai sesaat, kalau ada waktu. Gaby memiliki ruang kerja yang bernuansa monokrom karena menurutnya tidak akan menyulitkan untuk menatanya.

Gaby melepaskan kacamata bacanya lalu memijat pangkal hidungnya, meregangkan otot leher dan meluruskan pinggangnya. Rasanya sudah cukup lama dia berkutat dengan berkas-berkas yang seolah tidak ada habisnya ini. Semua berkas yang membutuhkan perhatian dan tanda tangannya untuk pengesahan dokumen perusahaan. Gaby memerhatikan angka yang tertera di jam tangan yang melingkar di tangan kirinya dan mendapati saat ini menjelang jam makan siang. Gaby berdiri dari duduknya bertepatan dengan suara ketukan di pintu.

"Masuk," perintahnya seraya berjalan menuju dispenser dan menyiapkan air minumnya sendiri. Sekretaris seniornya sekaligus sahabatnya, Helen, masuk seraya membawa setumpuk berkas dan meletakkannya di atas meja kerja Gaby sambil tersenyum. Gaby menggeram frustasi seraya menunjukkan wajah lelahnya namun Helen hanya tertawa.

"Seriously?"

"No, these are my works actually. I just want to annoy you," ucap Helen seraya mengambil kembali berkasnya tadi dan meletakkannya di meja setelah dia menghempaskan diri di atas sofa.

"Ada apa kamu ke sini? Aku yakin kamu ke sini tidak hanya untuk menggangguku dengan itu," ucap Gaby seraya duduk di samping Helen. Helen lebih tua beberapa tahun dari Gaby, namun Gaby memperlakukan Helen seperti saudara kalau di luar urusan pekerjaan. Helen tadinya sekretaris junior ayahnya, namun diminta untuk menjadi sekretaris Gaby saat dia menjabat menjadi pimpinan di perusahaan ini. Kini mereka telah bekerja bersama dalam kurun waktu lima tahun meski mereka sudah saling mengenal sejak Gaby masih kuliah.

Dia biasanya akan datang ke ruangannya kalau Gaby memecat kembali sekretaris juniornya. Namun, karena Gaby belum memecat siapapun, pasti ada agenda lain dibalik kedatangan Helen ke ruangannya. Tidak heran kalau Gaby selalu memecat siapapun yang menurutnya tidak memenuhi cara kerjanya. Cara kerja Gaby yang efisien, perfeksionis, dan cepat seringkali membuatnya tidak sabar dengan orang-orang yang kinerjanya lamban menurutnya. Itu makanya dia seringkali memecat sekretaris junior yang menurutnya tidak kompeten. Dia pernah hampir kehilangan klien karena sekretaris juniornya lalai dalam mengatur jadwal.

"Aku baru sempat bertanya karena pekerjaan minggu ini banyak sekali. Jadi, bagaimana pertemuan dengan mantan kekasih minggu lalu? " ucap Helen dengan senyuman menggoda.

Gaby tahu sekretarisnya ini pasti akan menanyakan hal itu. Pertemanan mereka membuat Gaby percaya dengan Helen untuk menjadi tempatnya menceritakan tentang kehidupan percintaannya, terutama tentang Agni.

"First of all, ini jam makan siang. Setidaknya aku, kita nih, kita harus makan siang dulu. Aku sudah cukup lelah dengan berkas-berkas itu, setidaknya kasih aku waktu untuk bersantai sejenak."

You Took My Heart (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang